Sebelumnya, saya mau mengucapkan selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir batin. Maafkan saya yang terus php dan nggak cepet cepet nyelesein FF ini, maafkan saya yang membully cast-cast di FF ini. LOL.
~oOo~
Curse of the Glass Shoes Part 4. Scientia
Curse of the Glass Shoes Part 5. Third Generation Princess
Curse of the Glass Shoes Part 5. Third Generation Princess
Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
A PINK Yookyung as Hong Yookyung
GIRLS DAY Hyeri as Lee Hyeri
INFINITE Sungyeol as Lee Sungyeol
GIRLS DAY Hyeri as Lee Hyeri
INFINITE Sungyeol as Lee Sungyeol
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.
Chapter 6. Mission Start
Hoya perlahan membuka matanya. Perlu
sedikit tenaga lebih untuk itu karena ia merasa matanya seperti diplester,
berat dan susah sekali untuk membuka. Perlahan, berkas demi berkas cahaya masuk
ke matanya, dan akhirnya ia bisa melihat. ia melihat atap kayu, kemudian
perapian berserta penangas airnya dan ketika ia menoleh ke kiri, tampak dua
orang gadis sedang mengobrol. Eunji dan Hyeri, ia mengenali gadis itu. Hoya
berusaha bangun namun sekujur tubuhnya masih teramat nyeri.
“Hoya ah, gwenchana?” Eunji melihat
Hoya yang hendak bangun dan menahannya.
“Aku sudah tidak apa-apa, tenang saja”
jawab Hoya sambil terkekeh. Eunji melihatnya dan tampak semakin khawatir. Hoya
memang suka menutupi kesakitannya sendiri, agar ia tak cemas.
“Babo! Kau tak tahu bagaimana
keadaanmu tadi.” Kata Eunji. Ia memang sedikit kasar namun sebenarnya ia amat
khawatir pada Hoya.
“Lebih baik kau berbaring saja. Aku
sudah menghabiskan banyak kekuatanku untuk mengobatimu, jangan sampai itu
sia-sia. Bukan bermaksud pamer atau tidak ikhlas sih.” Kata Hyeri mendukung
gagasan Eunji yang sepertinya menyuruh Hoya untuk kembali berbaring.
Hoya sedikit menggerutu, dalam hati ia
berkata ia sudah tak apa, tapi ia menuruti perintah dua gadis itu sebelum kena
omelan mereka.
“Jadi apa rencana kita selanjutnya?”
tanya Eunji pada Hyeri yang tampak kembali berpikir.
“Rencana kita?” Hyeri bertanya pada
Eunji. “Maksudku, kau bermaksud bekerja sama denganku? Benarkah itu?” tanya
Hyeri, ia tampak senang dengan gagasan Eunji yang bermaksud membantunya
menyelesaikan kekacauan di negerinya.
“Aku..sebenarnya hanya ingin kembali
ke Earthland, tetapi, sepertinya aku mengerti bagaimana perasaan Eunji dari
Scientia” Tangan Eunji terangkat ke
dadanya, ia memejamkan matanya dan merasakan sesuatu, perasaan ingin membantu
Hyeri untuk membuat Scientia damai kembali.
“Jinjja?” tanya Hyeri, belum yakin
pada Eunji.
“Ne, kurasa Eunji dari Scientia lebih
bahagia begitu” kata Eunji sambil tersenyum, meyakinkan Hyeri. “Eh, tapi aku
benar-benar tidak ingat apa-apa, tentang Scientia dan semuanya” kata Eunji
melanjutkan
“Aku tahu, karena aku yang menghapus
ingatan kalian, tapi maaf aku tak bisa mengembalikannya karena yaah kau tahu
sendiri kekuatanku tinggal sedikit sekali. “ kata Hyeri, wajahnya tampak muram
lagi.
“Gwenchana yo. Lalu sekarang apa yang
akan kita lakukan?” tanya Eunji
“Kita harus menyegel sepatu itu, atau
memusnahkannya. Tapi yaah, aku tak tahu bagaimana cara memusnahkannya, jadi
lebih baik menyegel saja. Jika sepatu itu sudah disegel, takdir yang dikacaukan
oleh sepatu itu akan kembali seperti sedia kala. Jadi intinya, kalian bisa
kembali ke Earthland jika sepatu itu sudah lenyap.” Kata Hyeri menjelaskan
panjang lebar pada Eunji. Hoya mendengarnya juga, tentu saja sambil berbaring.
“Bagaimana cara menyegel sepatu itu?”
Hoya yang sejak tadi diam mendengarkan, tergelitik untuk bertanya. Hyeri
menoleh padanya dan sejenak berpikir.
“Park Chorong” Kata Hyeri singkat.
Eunji mengernyit, ia seperti pernah mendengar nama itu. Ya, Hyeri pernah
menyebut nama itu dalam ceritanya tadi.
“Park Chorong?” tanya Eunji
“Ya, dia adalah salah satu Tamer
terkuat, seangkatan denganmu di akademi. Kekuatannya adalah segel.” Jawab Hyeri
sambil menerawang, membayangkan sosok Park Chorong. Eunji mengangguk angguk.
“Lalu? Bukankah dia sedang dalam
pengaruh hipnotis Suzy?” tanya Eunji.
“Memang, kita harus membebaskan dia
dari pengaruh hipnotis itu. Aku punya ramuannya, tenang saja.” Kata Hyeri
sambil beranjak mengambil ramuan yang ia bicarakan. Ia membuka lemari kayunya
dan mengeluarkan sesuatu yang menyerupai botol dari sana. Botol bening itu
berisi cairan berwarna ungu, ya itulah ramuan yang bisa menghilangkan pengaruh
hipnotis Suzy. Eunji menatap cairan ungu dalam botol itu takjub. Ia masih belum
terbiasa melihat benda-benda sihir seperti itu.
“Wow! Jadi kita tinggal membuat Park
Chorong dengan sengaja atau tak sengaja meminum ramuan itu. Hmm” kata Hoya yang
lagi lagi menimpali, tentu saja ia tetap sambil berbaring. Eunji menoleh ke
arahnya, memandangnya dengan dahi berkerut.
“Hei, kurasa kita harus memaksanya
meminum ramuan itu, dari cerita Hyeri tadi Park Chorong bukan orang sembarangan
dan bodoh.” Kata Eunji.
“Eh, aku tak tahu cerita itu, maaf.
Hehe” Hoya tersenyum meringis, menyadari yang ia katakan agak sedikit konyol.
“Yah, memang harus memaksa kurasa.
Intinya, kita harus mengalahkan mereka dulu untuk bisa membuatnya meminum
ramuan itu. Dan sialnya, Chaser Park Chorong juga bukan Chaser yang lemah. Nam
Woohyun, kekuatan elemen airnya sangat luar bisa. Aku salah satu buktinya,
kekuatanku hilang karena pernah terperangkap dalam Water Prisonnya.” Hyeri
mendesah, ia teringat kejadian di istana Suzy beberapa waktu lalu.
“Hey, aku boleh bertanya?” Hoya
tiba-tiba menyela
“Ne, katakan saja” jawab Hyeri, ia dan
Eunji memperhatikan Hoya dan ingin tahu apa yang ingin ditanyakannya
“Ini seandainya, semoga tak terjadi,
seandainya sepatu itu jatuh ke tangan Suzy apa yang terjadi?” tanya Hoya dengan
wajah serius, ia tidak bermaksud pesimis, mungkin hanya ingin mengantisipasi
sesuatu.
Hyeri berpikir sejenak, kemudian
dengan wajah yang tak kalah serius ia menatap Hoya.
“Aku tak tahu pasti, yang jelas Suzy
akan menggunakan kekuatan sepatu itu untuk membangkitkan Myungsoo oppa dengan
kekuatan Naeun eonnie. Dan kalian tau, jiwa Chaser yang dipanggil secara tidak
wajar akan membawa petaka bagi negeri ini.
Entah apa itu, sepertinya mengerikan sekali.” Jawab Hyeri. Hoya
mengangguk-angguk, Eunji pun demikian, mereka membayangkan Scientia hancur
lebur dan seketika mereka menghentikan bayangan itu, mereka tak ingin itu
terjadi.
“Baiklah, kita memang harus mencegah
agar Suzy tak mendapatkan sepatu itu” Eunji mengangguk lagi.
“Ya, dan kita harus mulai bergerak
sekarang, Suzy pasti sudah tahu kalau sepatu itu ada di negeri ini. Tapi
untungnya ia tak bisa mendeteksi dimana benda itu berada, sama seperti kita.
Yah, itu termasuk keberuntungan.” Hyeri tersenyum samar. Keberuntungan yang ia
bilang sebenarnya tak bisa disebut keberuntungan, lebih tepat jika disebut
kesialan bersama.
“Dimana kita bisa menemukan Park
Chorong itu?” tanya Eunji pada Hyeri
“Aku tau dimana Park Chorong dan
Chasernya berada. Mereka penjaga gerbang 1, kau akan mudah menemukan mereka.”
Hyeri beranjak dari tempat duduknya dan mengambil suatu benda yang kemudian
dikenali sebagai peta dan menunjukkannya pada Eunji.
“Disini, begitu keluar dari Silent
Forest gerbang 1 sudah menyambut kita, disitulah mereka berada” Hyeri berkata
sambil menunjuk sebuah titik di petanya. “Yah, mereka tak akan ramah pada kita,
jadi satu-satunya jalan adalah bertarung melawan mereka” Hyeri melanjutkan
lagi.
Eunji sedikit terhenyak. Bertarung?
Lagi? Apakah ia akan melihat Hoya bertarung dan terluka lagi? Ia menoleh ke
arah Hoya dengan ekspresi khawatir. Apalagi Hoya sedang terluka, apakah ia
sanggup bertarung? Benak Eunji diliputi kecemasan dan kekhawatiran akan
keselamatan mereka berdua.
“Wae yo Eunji ah?” tanya Hoya begitu
melihat wajah kalut Eunji.
“Ani, aku hanya sedikit pesimis, apa
kita bisa mengalahkan mereka?” tanya Eunji
“Jangan khawatir, kekuatan Eunji
eonnie masih melekat pada dirimu, dan kau tahu, Eunji eonnie adalah Tamer
terkuat di Scientia, Hoya oppa juga. Jadi tenang saja” Hyeri tersenyum
menenangkan Eunji. Eunji tak bisa mengingat apa sebenarnya kekuatannya, ia
masih sedikit khawatir.
“Maaf karena aku kalian jadi tak bisa
mengingat apapun, termasuk apa kekuatan kalian sendiri. Tapi percayalah padaku,
kalian kuat.” Hyeri memantapkan Eunji yang masih ragu-ragu dan khawatir.
“Benarkah?” tanya Eunji lagi. Hyeri
mengangguk dan tersenyum.
“Ah! Pedang dimensi Hoya oppa! Kalau
ada itu, dan pastinya harus digunakan dengan baik sih, kita pasti bisa
mengalahkan mereka!” Hyeri tiba-tiba berseru antusias. Hoya mengernyit, tak
mengerti maksud Hyeri.
“Pedang dimensi? Milikku?” tanya Hoya.
Hyeri mengangguk antusias.
“Ne! pedang itu luar biasa sekali.
Bisa meniru kekuatan benda apapun yang disentuhnya!” seru Hyeri lagi. Hoya
sepertinya mulai tertarik dengan kata-kata Hyeri soal pedang itu.
“Lalu dimana benda itu sekarang?”
tanya Hoya. Hyeri lantas terdiam, ia mulai berpikir dan mengingat. Terakhir
kali ia melihat pedang itu saat Hoya dan Eunji tergeletak tak berdaya di Silent
Forest dulu saat mereka melarikan diri dari pernikahannya.
“AH!! Astaga aku baru ingat!!” Hyeri
lagi-lagi berseru histeris. Ia berkali menepuk jidatnya dan mengomel tak jelas.
Hoya dan Eunji hanya bisa mengernyit sambil menyimpan rasa ingin tahu mereka
dalam hati.
“Astagaa!! Pedang itu.. errm maksudku
pedang Hoya oppa itu ada di tangan Lee Sungyeol dan Yookyung eonnie!! Aisssh
jinjja, bagaimana aku bisa lupa!!” Hyeri heboh sendiri, sedangkan Eunji dan
Hoya tak tahu siapa yang dimaksud oleh Hyeri.
“Nugu yo?” tanya Eunji. Hoya menoleh
ke arah Eunji, mereka berpandangan sambil mengerutkan dahi. Hyeri melihatnya
dan sontak ia langsung menepuk jidatnya lagi. Ia lupa juga bahwa Eunji dan Hoya
tak tahu siapa itu Lee Sungyeol dan Hong Yookyung yang disebutnya tadi.
“Salah satu dari ketujuh Chaser, dia
tak sekuat Woohyun tapi patut diwaspadai” kata Hyeri
Hoya mendelik, ia teringat cerita
Hyeri tentang Woohyun, chaser yang membuat Hyeri kehilangan kekuatan pindah
dimensinya.
“Mwo? Dia juga memiliki kekuatan
spesial seperti chaser yang lain?” tanya Hoya
“Ani, tetapi Yookyung eonnie, dia bisa
membaca pikiran.” Kata Hyeri dengan nada serius.
Eunji tampak berpikir. Bagus, seorang
Chaser yang kuat dikombinasikan dengan Tamer yang bisa membaca pikiran. Tak ada
yang lebih buruk dari inikah?
“Kau yakin kita bisa mengalahkan
mereka?” Eunji tampak amat skeptis dan pesimis. “Ah maksudku, Lee Sungyeol itu
sekarang memilki pedang Hoya yang kau bilang bisa meniru kekuatan benda apapun
yang disentuhnya kan?” lanjut Eunji
“Aku percaya kalian bisa mengalahkan
mereka.” Kata Hyeri singkat. Ia kemudian beranjak dari kursinya, ia menatap ke
luar jendela.
“Yakinlah, Eunji eonnie dan Hoya oppa
yang aku kenal bisa mengalahkan mereka. Kalau mereka bisa, berarti kalian juga
bisa kan?” kata Hyeri sambil tersenyum.
“Baiklah, jadi, dimana kita bisa
bertemu, eh maksudku bertarung dengan mereka. Lee Sungyeol itu maksudku” tanya
Hoya agak terbata-bata
“Gerbang 3, mereka disana. Lihat peta
itu, cukup jauh memang, tapi aku bisa memakai kekuatan teleportasiku setidaknya
untuk sampai disana saja.” Kata Hyeri sambil menunjuk peta di atas meja.
Hoya mengambil peta itu dan
mengamatinya. Ia mengangguk mengerti akan penjelasan Hyeri. Eunji melihat peta
itu juga, matanya menelusuri peta itu dengan teliti. Memang jarak gerbang 3
dengan tempat dimana mereka berada cukup jauh, tapi tak ada masalah karena Hyeri
bisa menggunakan kekuatan teleportasinya.
“Lalu, kapan kita mulai bergerak?”
tanya Hoya yang entah kenapa mulai antusias dengan rencana-rencana Hyeri.
Hyeri menoleh ke arahnya, ia tersenyum
mendengar pertanyaan Hoya.
“Secepatnya, uhm tapi kalian harus
memulihkan diri dulu dan sedikit latihan mungkin” kata Hyeri sambil menunjuk ke
tubuh Hoya yang masih penuh luka walaupun sudah diobati olehnya.
“Ah ya, kau benar” kata Hoya dan Eunji
serempak. Mereka sontak saling menatap dan mengernyit, sejurus kemudian
tertawa. Hyeri ikut tersenyum melihat tingkah mereka berdua.
Hoya menyimpan lightsticknya baik baik
di dalam sakunya, Eunji tampak menguncir rambutnya sedangkan Hyeri mengecek
kembali peta yang ia bawa. Hari itu mereka bersiap berangkat menuju gerbang 3,
tempat dimana Sungyeol dan Yookyung berada untuk merebut kembali pedang dimensi
milik Hoya. Eunji bekali kali meniup poninya, salah satu cara menghilangkan
kekhawatiran yang sejenak muncul dalam hatinya. Hoya yang melihatnya hanya
tersenyum.
“Kalian siap?” tanya Hyeri
“Ne” jawab Eunji dan Hoya serempak.
Hyeri kemudian merapal mantra-mantra dan dalam sekejap mereka sudah berada di
depan sebuah gua dengan pintu masuk yang amat besar dengan latar belakang
gunung bersalju.
Eunji merasa suhu udara di tempat mereka
berada amatlah dingin, berkali kali ia menggosokkan kedua tangannya. Hoya dan
Hyeri juga merasa seperti itu, berkali kali mereka meniup tangannya mereka yang
dingin.
“Dimana kita bisa menemukan mereka?”
tanya Eunji, matanya mengamati lingkungan di sekitarnya. Ia tak menjumpai
sesuatu yang mirip “gerbang”.
“Tenang dan tunggu saja, mereka pasti
menyadari kedatangan kita.” Jawab Hyeri
Benar, sekejap kemudian terdengar
bunyi gemuruh dari arah gunung salju yang terhampar di hadapan mereka. Perlahan
salju pun turun. Eunji, Hyeri dan Hoya harus memicingkan mata mereka untuk
melihat ke depan, waspada akan apapun yang muncul. Dan, 2 sosok itu akhirnya
menunjukkan diri mereka. Seorang wanita dengan gaun putih, berambut hitam lurus
dan panjang, kulitnya putih pucat serta seorang pria dengan tinggi yang tak
biasa, berjubah hitam serta sebuah pedang yang terselip di pinggangnya. Ya,
mereka adalah Lee Sungyeol dan Hong Yookyung. Penjaga gerbang 3 telah menyadari
kedatangan tamu tak diundang. Mereka tak mengenal diskusi, konfrontasi menjadi
satu satunya opsi, dan Eunji, Hoya serta Hyeri telah siap dengan opsi itu.
“Lagi lagi parasit” Sungyeol berkata
sambil mengamati Hoya, Eunji dan Hyeri.
“Apa kalian yang membuat Chaser
lainnya terluka parah?” Yookyung bertanya. Matanya menatap tajam ke arah Hoya.
“Yookyung eonnie? Ini aku, Hyeri” kata
Hyeri sambil menatap Yookyung lekat-lekat.
“Siapa kau? Aku tak mengenalmu, jangan
sekali kali memanggilku begitu” Yookyung memandang sengit ke arah Hyeri. Hyeri
terkejut, Yookyung memang sudah jatuh dalam pengaruh sihir hipnotis Suzy.
“Perintah nona Suzy harus dijalankan,
lenyapkan semua parasit, dan kalian kebetulah muncul di daerah ku dan Yookyung
jadi bersiaplah.” Sungyeol mengeluarkan pedang dimensinya.
“Ya ya, tunggu, aku hanya ingin
mengambil sesuatu yang memang menjadi milikku.” Hoya tiba-tiba angkat bicara.
Sungyeol mengangkat alisnya.
“Pedang dimensi. Kau mengambil pedang
dimensiku kan? Dimana benda itu sekarang?” tanya Hoya. Sungyeol terkekeh.
“Dan kau kira aku akan mengatakan dimana
benda itu berada begitu saja?” Sungyeol tertawa keras keras. Yookyung yang
berada di sebelahnya menepuk pelan bahu Sungyeol.
“Yah, siapa tahu” Hoya berkata sambil
dengan enteng mengangkat bahunya.
Sungyeol tiba tiba merangsek ke arah
Hoya, Hoya terkejut atas serangan Sungyeol yang tiba tiba itu. Eunji melihatnya
dan segera menciptakan Bubble Lightnya.
“Hoyaaa awas!” kata Eunji, Bubble
Lightnya sudah melingkupi tubuh Hoya dengan sempurna.
“Ternyata kau juga tamer” Yookyung
menggumam namun cukup jelas bagi Eunji untuk mendengarnya.
“Heheh, kau lumayan juga.” Kata
Sungyeol sambil menatap Eunji.
“Dan kau cukup pengecut untuk ukuran
Chaser, menyerang tiba-tiba seperti itu, cih” Eunji membalas ucapan Sungyeol.
“Chaser tak seperti Three Musketeer
atau apapun lah yang kau sebut ksatria, jadi bersiaplah dengan serangan
mendadak seperti tadi.” Kata Sungyeol panjang lebar. Yookyung menatap Sungyeol,
dahinya berkerut. Sungyeol balas menatapnya dengan pandangan yang seolah
bertanya “wae?”.
“Oppa, kalau kau menyuruh mereka
bersiap-siap, serangan itu bukan serangan mendadak, babo ya” kata Yookyung.
“Ah ya benar juga.” Sungyeol meringis.
Hoya, Eunji dan Hyeri melihat
percakapan duo Chaser dan Tamer itu takjub. Ternyata mereka juga bisa bercanda.
-_-
“Sungyeol oppa, awas kanan!” tiba-tiba
Yookyung berteriak. Sungyeol menoleh ke kanannya, dan disitu Hoya menyerangnya
dengan pedang. Sungyeol mengelak dari serangan itu.
“Heh, ternyata kau sama saja,
pengecut” Sungyeol setengah mengumpat.
“Ya! Bukankah kau tadi bilang begini
cara Chaser bertarung?” Hoya membalas Sungyeol.
Sungyeol menyerang Hoya, Hoya mengelak
ke kanan namun sial, Yookyung bisa membaca pikiran Hoya.
“Oppa, dia menghindar ke kanan” teriak
Yookyung lagi. Sungyeol segera mengayunkan pedangnya ke arah Hoya menghindar.
“Hoya!!” Eunji berteriak dan sekejap
bubble lightnya kembali menyelubungi tubuh Hoya, serangan Sungyeol tak mempan.
“Cih, kau mengganggu saja” Sungyeol
mengumpat lagi.Secepat kilat ia berlari ke arah Eunji dan menyerangnya dengan
pedangnya.
Eunji yang sedang konsentrasi dengan
bubble lightnya tak tahu harus berbuat apa saat Sungyeol menyerangnya.
“Eunji ah, awas!!” teriak Hoya sambil
berlari ke arah Eunji. Namun tiba-tiba Eunji menghilang. Hoya lega sekali
melihat itu.
“Gomawo Hyeri ah” kata Hoya. Ia
bersiap menyerang Sungyeol lagi. Sungyeol yang masih bingung dengan Eunji yang
tiba-tiba menghilang tak tahu Hoya sedang menyerangnya saat Yookyung berteriak.
“Oppa, awas, menghindar!” Sungyeol
refleks menghindari serangan Hoya.
Saat itu, Hyeri dengan cerdiknya
mendekat ke arah Yookyung. Dengan hati hati ia mengontrol pikirannya agar tak
berpikir apa pun. Sekejap Yookyung pun menghilang. Sungyeol yang sedang
bertarung dengan Hoya terpecah konsentrasinya karena menyadari keberadaan
Yookyung yang lenyap.
“Yookyung ah!!” teriak Sungyeol saat
menyadari Yookyung tak berada di tempatnya. Hoya memanfaatkan itu untuk
menyerang Sungyeol, Sungyeol pun terkapar di tanah, ia terluka namun tak
terlalu parah. Sungyeol terus berteriak memanggil nama Yookyung.
“Tenang, ia hanya menghilang sebentar”
kata Hoya mencoba menenangkan Sungyeol yang kalut itu.
“Ya! Kalau sampai terjadi apa apa pada
Yookyung ku…” kata Sungyeol dengan geram. Hoya menghunus pedangnya ke arah
Sungyeol. Sungyeol tak bisa berbuat apa-apa.
“Sungyeol oppa!!” Yookyung tiba-tiba
muncul kembali, bersama Hyeri yang mencengkeram kedua lengannya.
“Yookyung ah, kau tak apa?” tanya
Sungyeol, ia lega melihat Tamernya baik-baik saja.
“Eonnie, minumlah ini” kata Hyeri
sambil menyodorkan sebotol kecil ramuan yang ia siapkan. Tangannya yang lain
tetap mencengkeram kuat kedua tangan Yookyung.
“Shireo!!” Yookyung menolak. Hyeri
menghela napas. Apa boleh buat, memang harus dengan kekerasan. Hyeri memukul
leher bagian belakang Yookyung dan Yookyung pun pingsan. Sungyeol yang
melihatnya semakin histeris.
“Ya! Apa yang kau lakukan padanya?!”
teriak Sungyeol membabi buta.
Hyeri mengacuhkan Sungyeol yang
berteriak-teriak itu dan segera meminumkan ramuan ungunya. Seteguk dua teguk
dan perlahan Yookyung membuka matanya. Ia mengerjap dan menatap Hyeri. Ia
mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Matanya melebar saat melihat sosok
Eunji.
“Eunji?” Yookyung bangkit berdiri dan
menghampiri Eunji yang diam mematung.
Hyeri tak ada waktu untuk menanggapi
Yookyung, ia pun melesat ke arah Sungyeol yang sejak tadi berteriak-teriak.
“Minum ini, cepat!” kata Hyeri.
“Shireo!!” tolak Sungyeol.
“Ya!! Cepat minum!” kata Hoya memaksa
Sungyeol meminum ramuan itu. Seteguk dua teguk dan ramuan itu bekerja dengan
sempurna. Mata Sungyeol melebar seakan melihat hantu saat menyadari Hoya ada di
depannya.
“Hoya?” tanya Sungyeol dengan ekspresi
wajah yang seakan berkata ‘aku tak salah lihat kan?’
“Aku memang Hoya. Wae?” tanya Hoya, ia
bingung dengan perubahan Sungyeol. Yah, ramuan itu memang efektif.
Tiba-tiba Sungyeol memeluknya erat. Ia
menepuk punggung Hoya keras-keras sambil tertawa, tawa khas Sungyeol tentunya.
“Ya, ya! Sakit, neo wae irae?” tanya
Hoya berusaha melepas pelukan Sungyeol.
“Kau benar benar masih hidup!!!”
Sungyeol mengamati Hoya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Sungyeol oppa! Lihat! Eunji..Eunji
masih hidup! “ teriak Yookyung saat melihat Sungyeol. Matanya melebar saat
melihat Sungyeol bersama Hoya. “Omo, Hoya?” Yookyung terkejut karena kehadiran
Hoya.
“Ehm” Hyeri berdehem keras-keras. “Sepertinya
aku perlu menjelaskan sesuatu disini, bisa kalian berkumpul sebentar” Hyeri
berusaha mengendalikan situasi.
Dan mereka berlima pun berkumpul.
Hyeri menjelaskan semuanya pada mereka, tentang Eunji dan Hoya yang datang dari
dimensi lain, tentang kejadian-kejadian Scientia yang Sungyeol dan Yookyung tak
ketahui juga tentang sepatu terkutuk itu.
“Tak bisa dipercaya, Suzy melakukan
itu semua” Yookyung bergumam di sela cerita Hyeri.
“Ne, Suzy dulu gadis yang baik,
kurasa” Sungyeol menambahkan.
“Sekarang tidak, dan kita harus
menghentikannya” Hyeri berkata tegas.
Mereka berlima sibuk dengan pikiran
masing-masing, berusaha menggabungkan semua cerita menjadi sebuah film yang
bisa diputar di benak mereka. Banyak kejadian yang tak bisa mereka percaya,
namun apa boleh buat kenyataannya memang seperti itu. Mereka harus menerimanya.
Dan sekarang, menghentikan ulah Suzy menjadi prioritas utama.
~oOo~
Semakin bingung? sebenernya saya juga. LOL. Rencana FF ini akan berakhir di Part 13, panjang bener yak? yah karena castnya banyak, pengaruh juga ke jumlah part. Oh ya, soal FF baru, pengen cepet ngepost sih..tapii... sepertinya masih geje.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar