Jumat, 16 Agustus 2013

[FF] Curse of the Glass Shoes Part 6

Sebelumnya, saya mau mengucapkan selamat hari raya idul fitri, mohon maaf lahir batin. Maafkan saya yang terus php dan nggak cepet cepet nyelesein FF ini, maafkan saya yang membully cast-cast di FF ini. LOL.

~oOo~

Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
A PINK Yookyung as Hong Yookyung
GIRLS DAY Hyeri as Lee Hyeri
INFINITE Sungyeol as Lee Sungyeol
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.
Chapter 6. Mission Start

Hoya perlahan membuka matanya. Perlu sedikit tenaga lebih untuk itu karena ia merasa matanya seperti diplester, berat dan susah sekali untuk membuka. Perlahan, berkas demi berkas cahaya masuk ke matanya, dan akhirnya ia bisa melihat. ia melihat atap kayu, kemudian perapian berserta penangas airnya dan ketika ia menoleh ke kiri, tampak dua orang gadis sedang mengobrol. Eunji dan Hyeri, ia mengenali gadis itu. Hoya berusaha bangun namun sekujur tubuhnya masih teramat nyeri.
“Hoya ah, gwenchana?” Eunji melihat Hoya yang hendak bangun dan menahannya.
“Aku sudah tidak apa-apa, tenang saja” jawab Hoya sambil terkekeh. Eunji melihatnya dan tampak semakin khawatir. Hoya memang suka menutupi kesakitannya sendiri, agar ia tak cemas.
“Babo! Kau tak tahu bagaimana keadaanmu tadi.” Kata Eunji. Ia memang sedikit kasar namun sebenarnya ia amat khawatir pada Hoya.
“Lebih baik kau berbaring saja. Aku sudah menghabiskan banyak kekuatanku untuk mengobatimu, jangan sampai itu sia-sia. Bukan bermaksud pamer atau tidak ikhlas sih.” Kata Hyeri mendukung gagasan Eunji yang sepertinya menyuruh Hoya untuk kembali berbaring.
Hoya sedikit menggerutu, dalam hati ia berkata ia sudah tak apa, tapi ia menuruti perintah dua gadis itu sebelum kena omelan mereka.
“Jadi apa rencana kita selanjutnya?” tanya Eunji pada Hyeri yang tampak kembali berpikir.
“Rencana kita?” Hyeri bertanya pada Eunji. “Maksudku, kau bermaksud bekerja sama denganku? Benarkah itu?” tanya Hyeri, ia tampak senang dengan gagasan Eunji yang bermaksud membantunya menyelesaikan kekacauan di negerinya.
“Aku..sebenarnya hanya ingin kembali ke Earthland, tetapi, sepertinya aku mengerti bagaimana perasaan Eunji dari Scientia”  Tangan Eunji terangkat ke dadanya, ia memejamkan matanya dan merasakan sesuatu, perasaan ingin membantu Hyeri untuk membuat Scientia damai kembali.
“Jinjja?” tanya Hyeri, belum yakin pada Eunji.
“Ne, kurasa Eunji dari Scientia lebih bahagia begitu” kata Eunji sambil tersenyum, meyakinkan Hyeri. “Eh, tapi aku benar-benar tidak ingat apa-apa, tentang Scientia dan semuanya” kata Eunji melanjutkan
“Aku tahu, karena aku yang menghapus ingatan kalian, tapi maaf aku tak bisa mengembalikannya karena yaah kau tahu sendiri kekuatanku tinggal sedikit sekali. “ kata Hyeri, wajahnya tampak muram lagi.
“Gwenchana yo. Lalu sekarang apa yang akan kita lakukan?” tanya Eunji
“Kita harus menyegel sepatu itu, atau memusnahkannya. Tapi yaah, aku tak tahu bagaimana cara memusnahkannya, jadi lebih baik menyegel saja. Jika sepatu itu sudah disegel, takdir yang dikacaukan oleh sepatu itu akan kembali seperti sedia kala. Jadi intinya, kalian bisa kembali ke Earthland jika sepatu itu sudah lenyap.” Kata Hyeri menjelaskan panjang lebar pada Eunji. Hoya mendengarnya juga, tentu saja sambil berbaring.
“Bagaimana cara menyegel sepatu itu?” Hoya yang sejak tadi diam mendengarkan, tergelitik untuk bertanya. Hyeri menoleh padanya dan sejenak berpikir.
“Park Chorong” Kata Hyeri singkat. Eunji mengernyit, ia seperti pernah mendengar nama itu. Ya, Hyeri pernah menyebut nama itu dalam ceritanya tadi.
“Park Chorong?” tanya Eunji
“Ya, dia adalah salah satu Tamer terkuat, seangkatan denganmu di akademi. Kekuatannya adalah segel.” Jawab Hyeri sambil menerawang, membayangkan sosok Park Chorong. Eunji mengangguk angguk.
“Lalu? Bukankah dia sedang dalam pengaruh hipnotis Suzy?” tanya Eunji.
“Memang, kita harus membebaskan dia dari pengaruh hipnotis itu. Aku punya ramuannya, tenang saja.” Kata Hyeri sambil beranjak mengambil ramuan yang ia bicarakan. Ia membuka lemari kayunya dan mengeluarkan sesuatu yang menyerupai botol dari sana. Botol bening itu berisi cairan berwarna ungu, ya itulah ramuan yang bisa menghilangkan pengaruh hipnotis Suzy. Eunji menatap cairan ungu dalam botol itu takjub. Ia masih belum terbiasa melihat benda-benda sihir seperti itu.
“Wow! Jadi kita tinggal membuat Park Chorong dengan sengaja atau tak sengaja meminum ramuan itu. Hmm” kata Hoya yang lagi lagi menimpali, tentu saja ia tetap sambil berbaring. Eunji menoleh ke arahnya, memandangnya dengan dahi berkerut.
“Hei, kurasa kita harus memaksanya meminum ramuan itu, dari cerita Hyeri tadi Park Chorong bukan orang sembarangan dan bodoh.” Kata Eunji.
“Eh, aku tak tahu cerita itu, maaf. Hehe” Hoya tersenyum meringis, menyadari yang ia katakan agak sedikit konyol.
“Yah, memang harus memaksa kurasa. Intinya, kita harus mengalahkan mereka dulu untuk bisa membuatnya meminum ramuan itu. Dan sialnya, Chaser Park Chorong juga bukan Chaser yang lemah. Nam Woohyun, kekuatan elemen airnya sangat luar bisa. Aku salah satu buktinya, kekuatanku hilang karena pernah terperangkap dalam Water Prisonnya.” Hyeri mendesah, ia teringat kejadian di istana Suzy beberapa waktu lalu.
“Hey, aku boleh bertanya?” Hoya tiba-tiba menyela
“Ne, katakan saja” jawab Hyeri, ia dan Eunji memperhatikan Hoya dan ingin tahu apa yang ingin ditanyakannya
“Ini seandainya, semoga tak terjadi, seandainya sepatu itu jatuh ke tangan Suzy apa yang terjadi?” tanya Hoya dengan wajah serius, ia tidak bermaksud pesimis, mungkin hanya ingin mengantisipasi sesuatu.
Hyeri berpikir sejenak, kemudian dengan wajah yang tak kalah serius ia menatap Hoya.
“Aku tak tahu pasti, yang jelas Suzy akan menggunakan kekuatan sepatu itu untuk membangkitkan Myungsoo oppa dengan kekuatan Naeun eonnie. Dan kalian tau, jiwa Chaser yang dipanggil secara tidak wajar akan membawa petaka bagi negeri ini.  Entah apa itu, sepertinya mengerikan sekali.” Jawab Hyeri. Hoya mengangguk-angguk, Eunji pun demikian, mereka membayangkan Scientia hancur lebur dan seketika mereka menghentikan bayangan itu, mereka tak ingin itu terjadi.
“Baiklah, kita memang harus mencegah agar Suzy tak mendapatkan sepatu itu” Eunji mengangguk lagi.
“Ya, dan kita harus mulai bergerak sekarang, Suzy pasti sudah tahu kalau sepatu itu ada di negeri ini. Tapi untungnya ia tak bisa mendeteksi dimana benda itu berada, sama seperti kita. Yah, itu termasuk keberuntungan.” Hyeri tersenyum samar. Keberuntungan yang ia bilang sebenarnya tak bisa disebut keberuntungan, lebih tepat jika disebut kesialan bersama.
“Dimana kita bisa menemukan Park Chorong itu?” tanya Eunji pada Hyeri
“Aku tau dimana Park Chorong dan Chasernya berada. Mereka penjaga gerbang 1, kau akan mudah menemukan mereka.” Hyeri beranjak dari tempat duduknya dan mengambil suatu benda yang kemudian dikenali sebagai peta dan menunjukkannya pada Eunji.
“Disini, begitu keluar dari Silent Forest gerbang 1 sudah menyambut kita, disitulah mereka berada” Hyeri berkata sambil menunjuk sebuah titik di petanya. “Yah, mereka tak akan ramah pada kita, jadi satu-satunya jalan adalah bertarung melawan mereka” Hyeri melanjutkan lagi.
Eunji sedikit terhenyak. Bertarung? Lagi? Apakah ia akan melihat Hoya bertarung dan terluka lagi? Ia menoleh ke arah Hoya dengan ekspresi khawatir. Apalagi Hoya sedang terluka, apakah ia sanggup bertarung? Benak Eunji diliputi kecemasan dan kekhawatiran akan keselamatan mereka berdua.
“Wae yo Eunji ah?” tanya Hoya begitu melihat wajah kalut Eunji.
“Ani, aku hanya sedikit pesimis, apa kita bisa mengalahkan mereka?” tanya Eunji
“Jangan khawatir, kekuatan Eunji eonnie masih melekat pada dirimu, dan kau tahu, Eunji eonnie adalah Tamer terkuat di Scientia, Hoya oppa juga. Jadi tenang saja” Hyeri tersenyum menenangkan Eunji. Eunji tak bisa mengingat apa sebenarnya kekuatannya, ia masih sedikit khawatir.
“Maaf karena aku kalian jadi tak bisa mengingat apapun, termasuk apa kekuatan kalian sendiri. Tapi percayalah padaku, kalian kuat.” Hyeri memantapkan Eunji yang masih ragu-ragu dan khawatir.
“Benarkah?” tanya Eunji lagi. Hyeri mengangguk dan tersenyum.
“Ah! Pedang dimensi Hoya oppa! Kalau ada itu, dan pastinya harus digunakan dengan baik sih, kita pasti bisa mengalahkan mereka!” Hyeri tiba-tiba berseru antusias. Hoya mengernyit, tak mengerti maksud Hyeri.
“Pedang dimensi? Milikku?” tanya Hoya. Hyeri mengangguk antusias.
“Ne! pedang itu luar biasa sekali. Bisa meniru kekuatan benda apapun yang disentuhnya!” seru Hyeri lagi. Hoya sepertinya mulai tertarik dengan kata-kata Hyeri soal pedang itu.
“Lalu dimana benda itu sekarang?” tanya Hoya. Hyeri lantas terdiam, ia mulai berpikir dan mengingat. Terakhir kali ia melihat pedang itu saat Hoya dan Eunji tergeletak tak berdaya di Silent Forest dulu saat mereka melarikan diri dari pernikahannya.
“AH!! Astaga aku baru ingat!!” Hyeri lagi-lagi berseru histeris. Ia berkali menepuk jidatnya dan mengomel tak jelas. Hoya dan Eunji hanya bisa mengernyit sambil menyimpan rasa ingin tahu mereka dalam hati.
“Astagaa!! Pedang itu.. errm maksudku pedang Hoya oppa itu ada di tangan Lee Sungyeol dan Yookyung eonnie!! Aisssh jinjja, bagaimana aku bisa lupa!!” Hyeri heboh sendiri, sedangkan Eunji dan Hoya tak tahu siapa yang dimaksud oleh Hyeri.
“Nugu yo?” tanya Eunji. Hoya menoleh ke arah Eunji, mereka berpandangan sambil mengerutkan dahi. Hyeri melihatnya dan sontak ia langsung menepuk jidatnya lagi. Ia lupa juga bahwa Eunji dan Hoya tak tahu siapa itu Lee Sungyeol dan Hong Yookyung yang disebutnya tadi.
“Salah satu dari ketujuh Chaser, dia tak sekuat Woohyun tapi patut diwaspadai” kata Hyeri
Hoya mendelik, ia teringat cerita Hyeri tentang Woohyun, chaser yang membuat Hyeri kehilangan kekuatan pindah dimensinya.
“Mwo? Dia juga memiliki kekuatan spesial seperti chaser yang lain?” tanya Hoya
“Ani, tetapi Yookyung eonnie, dia bisa membaca pikiran.” Kata Hyeri dengan nada serius.
Eunji tampak berpikir. Bagus, seorang Chaser yang kuat dikombinasikan dengan Tamer yang bisa membaca pikiran. Tak ada yang lebih buruk dari inikah?
“Kau yakin kita bisa mengalahkan mereka?” Eunji tampak amat skeptis dan pesimis. “Ah maksudku, Lee Sungyeol itu sekarang memilki pedang Hoya yang kau bilang bisa meniru kekuatan benda apapun yang disentuhnya kan?” lanjut Eunji
“Aku percaya kalian bisa mengalahkan mereka.” Kata Hyeri singkat. Ia kemudian beranjak dari kursinya, ia menatap ke luar jendela.
“Yakinlah, Eunji eonnie dan Hoya oppa yang aku kenal bisa mengalahkan mereka. Kalau mereka bisa, berarti kalian juga bisa kan?” kata Hyeri sambil tersenyum.
“Baiklah, jadi, dimana kita bisa bertemu, eh maksudku bertarung dengan mereka. Lee Sungyeol itu maksudku” tanya Hoya agak terbata-bata
“Gerbang 3, mereka disana. Lihat peta itu, cukup jauh memang, tapi aku bisa memakai kekuatan teleportasiku setidaknya untuk sampai disana saja.” Kata Hyeri sambil menunjuk peta di atas meja.
Hoya mengambil peta itu dan mengamatinya. Ia mengangguk mengerti akan penjelasan Hyeri. Eunji melihat peta itu juga, matanya menelusuri peta itu dengan teliti. Memang jarak gerbang 3 dengan tempat dimana mereka berada cukup jauh, tapi tak ada masalah karena Hyeri bisa menggunakan kekuatan teleportasinya.
“Lalu, kapan kita mulai bergerak?” tanya Hoya yang entah kenapa mulai antusias dengan rencana-rencana Hyeri.
Hyeri menoleh ke arahnya, ia tersenyum mendengar pertanyaan Hoya.
“Secepatnya, uhm tapi kalian harus memulihkan diri dulu dan sedikit latihan mungkin” kata Hyeri sambil menunjuk ke tubuh Hoya yang masih penuh luka walaupun sudah diobati olehnya.
“Ah ya, kau benar” kata Hoya dan Eunji serempak. Mereka sontak saling menatap dan mengernyit, sejurus kemudian tertawa. Hyeri ikut tersenyum melihat tingkah mereka berdua.
Hoya menyimpan lightsticknya baik baik di dalam sakunya, Eunji tampak menguncir rambutnya sedangkan Hyeri mengecek kembali peta yang ia bawa. Hari itu mereka bersiap berangkat menuju gerbang 3, tempat dimana Sungyeol dan Yookyung berada untuk merebut kembali pedang dimensi milik Hoya. Eunji bekali kali meniup poninya, salah satu cara menghilangkan kekhawatiran yang sejenak muncul dalam hatinya. Hoya yang melihatnya hanya tersenyum.
“Kalian siap?” tanya Hyeri
“Ne” jawab Eunji dan Hoya serempak. Hyeri kemudian merapal mantra-mantra dan dalam sekejap mereka sudah berada di depan sebuah gua dengan pintu masuk yang amat besar dengan latar belakang gunung bersalju.
Eunji merasa suhu udara di tempat mereka berada amatlah dingin, berkali kali ia menggosokkan kedua tangannya. Hoya dan Hyeri juga merasa seperti itu, berkali kali mereka meniup tangannya mereka yang dingin.
“Dimana kita bisa menemukan mereka?” tanya Eunji, matanya mengamati lingkungan di sekitarnya. Ia tak menjumpai sesuatu yang mirip “gerbang”.
“Tenang dan tunggu saja, mereka pasti menyadari kedatangan kita.” Jawab Hyeri
Benar, sekejap kemudian terdengar bunyi gemuruh dari arah gunung salju yang terhampar di hadapan mereka. Perlahan salju pun turun. Eunji, Hyeri dan Hoya harus memicingkan mata mereka untuk melihat ke depan, waspada akan apapun yang muncul. Dan, 2 sosok itu akhirnya menunjukkan diri mereka. Seorang wanita dengan gaun putih, berambut hitam lurus dan panjang, kulitnya putih pucat serta seorang pria dengan tinggi yang tak biasa, berjubah hitam serta sebuah pedang yang terselip di pinggangnya. Ya, mereka adalah Lee Sungyeol dan Hong Yookyung. Penjaga gerbang 3 telah menyadari kedatangan tamu tak diundang. Mereka tak mengenal diskusi, konfrontasi menjadi satu satunya opsi, dan Eunji, Hoya serta Hyeri telah siap dengan opsi itu.
“Lagi lagi parasit” Sungyeol berkata sambil mengamati Hoya, Eunji dan Hyeri.
“Apa kalian yang membuat Chaser lainnya terluka parah?” Yookyung bertanya. Matanya menatap tajam ke arah Hoya.
“Yookyung eonnie? Ini aku, Hyeri” kata Hyeri sambil menatap Yookyung lekat-lekat.
“Siapa kau? Aku tak mengenalmu, jangan sekali kali memanggilku begitu” Yookyung memandang sengit ke arah Hyeri. Hyeri terkejut, Yookyung memang sudah jatuh dalam pengaruh sihir hipnotis Suzy.
“Perintah nona Suzy harus dijalankan, lenyapkan semua parasit, dan kalian kebetulah muncul di daerah ku dan Yookyung jadi bersiaplah.” Sungyeol mengeluarkan pedang dimensinya.
“Ya ya, tunggu, aku hanya ingin mengambil sesuatu yang memang menjadi milikku.” Hoya tiba-tiba angkat bicara. Sungyeol mengangkat alisnya.
“Pedang dimensi. Kau mengambil pedang dimensiku kan? Dimana benda itu sekarang?” tanya Hoya. Sungyeol terkekeh.
“Dan kau kira aku akan mengatakan dimana benda itu berada begitu saja?” Sungyeol tertawa keras keras. Yookyung yang berada di sebelahnya menepuk pelan bahu Sungyeol.
“Yah, siapa tahu” Hoya berkata sambil dengan enteng mengangkat bahunya.
Sungyeol tiba tiba merangsek ke arah Hoya, Hoya terkejut atas serangan Sungyeol yang tiba tiba itu. Eunji melihatnya dan segera menciptakan Bubble Lightnya.
“Hoyaaa awas!” kata Eunji, Bubble Lightnya sudah melingkupi tubuh Hoya dengan sempurna.
“Ternyata kau juga tamer” Yookyung menggumam namun cukup jelas bagi Eunji untuk mendengarnya.
“Heheh, kau lumayan juga.” Kata Sungyeol sambil menatap Eunji.
“Dan kau cukup pengecut untuk ukuran Chaser, menyerang tiba-tiba seperti itu, cih” Eunji membalas ucapan Sungyeol.
“Chaser tak seperti Three Musketeer atau apapun lah yang kau sebut ksatria, jadi bersiaplah dengan serangan mendadak seperti tadi.” Kata Sungyeol panjang lebar. Yookyung menatap Sungyeol, dahinya berkerut. Sungyeol balas menatapnya dengan pandangan yang seolah bertanya “wae?”.
“Oppa, kalau kau menyuruh mereka bersiap-siap, serangan itu bukan serangan mendadak, babo ya” kata Yookyung.
“Ah ya benar juga.” Sungyeol meringis.
Hoya, Eunji dan Hyeri melihat percakapan duo Chaser dan Tamer itu takjub. Ternyata mereka juga bisa bercanda. -_-
“Sungyeol oppa, awas kanan!” tiba-tiba Yookyung berteriak. Sungyeol menoleh ke kanannya, dan disitu Hoya menyerangnya dengan pedang. Sungyeol mengelak dari serangan itu.
“Heh, ternyata kau sama saja, pengecut” Sungyeol setengah mengumpat.
“Ya! Bukankah kau tadi bilang begini cara Chaser bertarung?” Hoya membalas Sungyeol.
Sungyeol menyerang Hoya, Hoya mengelak ke kanan namun sial, Yookyung bisa membaca pikiran Hoya.
“Oppa, dia menghindar ke kanan” teriak Yookyung lagi. Sungyeol segera mengayunkan pedangnya ke arah Hoya menghindar.
“Hoya!!” Eunji berteriak dan sekejap bubble lightnya kembali menyelubungi tubuh Hoya, serangan Sungyeol tak mempan.
“Cih, kau mengganggu saja” Sungyeol mengumpat lagi.Secepat kilat ia berlari ke arah Eunji dan menyerangnya dengan pedangnya.
Eunji yang sedang konsentrasi dengan bubble lightnya tak tahu harus berbuat apa saat Sungyeol menyerangnya.
“Eunji ah, awas!!” teriak Hoya sambil berlari ke arah Eunji. Namun tiba-tiba Eunji menghilang. Hoya lega sekali melihat itu.
“Gomawo Hyeri ah” kata Hoya. Ia bersiap menyerang Sungyeol lagi. Sungyeol yang masih bingung dengan Eunji yang tiba-tiba menghilang tak tahu Hoya sedang menyerangnya saat Yookyung berteriak.
“Oppa, awas, menghindar!” Sungyeol refleks menghindari serangan Hoya.
Saat itu, Hyeri dengan cerdiknya mendekat ke arah Yookyung. Dengan hati hati ia mengontrol pikirannya agar tak berpikir apa pun. Sekejap Yookyung pun menghilang. Sungyeol yang sedang bertarung dengan Hoya terpecah konsentrasinya karena menyadari keberadaan Yookyung yang lenyap.
“Yookyung ah!!” teriak Sungyeol saat menyadari Yookyung tak berada di tempatnya. Hoya memanfaatkan itu untuk menyerang Sungyeol, Sungyeol pun terkapar di tanah, ia terluka namun tak terlalu parah. Sungyeol terus berteriak memanggil nama Yookyung.
“Tenang, ia hanya menghilang sebentar” kata Hoya mencoba menenangkan Sungyeol yang kalut itu.
“Ya! Kalau sampai terjadi apa apa pada Yookyung ku…” kata Sungyeol dengan geram. Hoya menghunus pedangnya ke arah Sungyeol. Sungyeol tak bisa berbuat apa-apa.
“Sungyeol oppa!!” Yookyung tiba-tiba muncul kembali, bersama Hyeri yang mencengkeram kedua lengannya.
“Yookyung ah, kau tak apa?” tanya Sungyeol, ia lega melihat Tamernya baik-baik saja.
“Eonnie, minumlah ini” kata Hyeri sambil menyodorkan sebotol kecil ramuan yang ia siapkan. Tangannya yang lain tetap mencengkeram kuat kedua tangan Yookyung.
“Shireo!!” Yookyung menolak. Hyeri menghela napas. Apa boleh buat, memang harus dengan kekerasan. Hyeri memukul leher bagian belakang Yookyung dan Yookyung pun pingsan. Sungyeol yang melihatnya semakin histeris.
“Ya! Apa yang kau lakukan padanya?!” teriak Sungyeol membabi buta.
Hyeri mengacuhkan Sungyeol yang berteriak-teriak itu dan segera meminumkan ramuan ungunya. Seteguk dua teguk dan perlahan Yookyung membuka matanya. Ia mengerjap dan menatap Hyeri. Ia mengedarkan pandangannya ke sekitarnya. Matanya melebar saat melihat sosok Eunji.
“Eunji?” Yookyung bangkit berdiri dan menghampiri Eunji yang diam mematung.
Hyeri tak ada waktu untuk menanggapi Yookyung, ia pun melesat ke arah Sungyeol yang sejak tadi berteriak-teriak.
“Minum ini, cepat!” kata Hyeri.
“Shireo!!” tolak Sungyeol.
“Ya!! Cepat minum!” kata Hoya memaksa Sungyeol meminum ramuan itu. Seteguk dua teguk dan ramuan itu bekerja dengan sempurna. Mata Sungyeol melebar seakan melihat hantu saat menyadari Hoya ada di depannya.
“Hoya?” tanya Sungyeol dengan ekspresi wajah yang seakan berkata ‘aku tak salah lihat kan?’
“Aku memang Hoya. Wae?” tanya Hoya, ia bingung dengan perubahan Sungyeol. Yah, ramuan itu memang efektif.
Tiba-tiba Sungyeol memeluknya erat. Ia menepuk punggung Hoya keras-keras sambil tertawa, tawa khas Sungyeol tentunya.
“Ya, ya! Sakit, neo wae irae?” tanya Hoya berusaha melepas pelukan Sungyeol.
“Kau benar benar masih hidup!!!” Sungyeol mengamati Hoya dari ujung rambut sampai ujung kaki.
“Sungyeol oppa! Lihat! Eunji..Eunji masih hidup! “ teriak Yookyung saat melihat Sungyeol. Matanya melebar saat melihat Sungyeol bersama Hoya. “Omo, Hoya?” Yookyung terkejut karena kehadiran Hoya.
“Ehm” Hyeri berdehem keras-keras. “Sepertinya aku perlu menjelaskan sesuatu disini, bisa kalian berkumpul sebentar” Hyeri berusaha mengendalikan situasi.
Dan mereka berlima pun berkumpul. Hyeri menjelaskan semuanya pada mereka, tentang Eunji dan Hoya yang datang dari dimensi lain, tentang kejadian-kejadian Scientia yang Sungyeol dan Yookyung tak ketahui juga tentang sepatu terkutuk itu.
“Tak bisa dipercaya, Suzy melakukan itu semua” Yookyung bergumam di sela cerita Hyeri.
“Ne, Suzy dulu gadis yang baik, kurasa” Sungyeol menambahkan.
“Sekarang tidak, dan kita harus menghentikannya” Hyeri berkata tegas.
Mereka berlima sibuk dengan pikiran masing-masing, berusaha menggabungkan semua cerita menjadi sebuah film yang bisa diputar di benak mereka. Banyak kejadian yang tak bisa mereka percaya, namun apa boleh buat kenyataannya memang seperti itu. Mereka harus menerimanya. Dan sekarang, menghentikan ulah Suzy menjadi prioritas utama.

~oOo~

Semakin bingung? sebenernya saya juga. LOL. Rencana FF ini akan berakhir di Part 13, panjang bener yak? yah karena castnya banyak, pengaruh juga ke jumlah part. Oh ya, soal FF baru, pengen cepet ngepost sih..tapii... sepertinya masih geje.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Images by Freepik