~oOo~
Title : The Sin
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Angst
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE L as Kim Myungsoo/L
A PINK Naeun as Son Naeun
SHINee Taemin as Lee Taemin
Son Jihyo (OC) as Naeun’s little sister
Other Casts :
Type : Chaptered
Disclaimer: Cast bukan milik saya, cerita murni dari saya tapi terinspirasi dari MV MBLAQ It’s War dan T-ara Cry Cry
Chapter 2. The Uninvited Intruder
Chapter 2. The Uninvited Intruder
Myungsoo
POV
Gadis aneh itu menangis, aku merasakan
gejolak asing dalam diriku. Aku benci merasakannya, sakit, seakan aku bisa
merasakan apa yang gadis itu rasakan. Ia terus menangis di pelukanku. Entah apa
yang ada di pikiranku, aku berjanji akan menghentikan air matanya, membuatnya
hanya tersenyum dan menghapus lukanya. Tapi lagi lagi, siapa aku? Hanya pria
asing yang dianggapnya menyebalkan.
“Gomawo yo” katanya sambil mengusap
air mata yang masih membasahi mata indahnya.
“Boleh aku bertanya?” tanyaku
ragu-ragu, takut gadis itu menutup dirinya lagi. Mengejutkan, ia mengangguk.
“Gadis bermantel bulu itu… ah.. aku
tak sengaja melihatmu di toko..” aku berusaha menjelaskan ketika ia tampak
terkejut kenapa aku bisa tahu tentang gadis bermantel itu.
Ia tampak berpikir, dahinya berkerut,
matanya.. menyimpan kepedihan. Mungkin salah jika aku berusaha mengorek tentang
masa lalunya, tapi aku sungguh ingin tahu, apa yang menyebabkan gadis ini
begitu terluka.
“Soojung, dia… temanku.. dulu.”
Katanya singkat. Gadis itu menerawang, matanya tampak berkaca-kaca lagi ketika
menceritakan masa lalunya padaku. Aku tak menyangka ia menceritakan semuanya,
semua kepedihannya. Perasaannya yang tercabik ketika sahabat yang amat ia
percaya mengambil semua darinya, membuangnya seakan ia sampah yang bisa dibuang
seenaknya.
“Aku..memang tak bisa menyalahkan
Soojung.. satu-satunya yang bersalah adalah orang yang membunuh ayahku” katanya
penuh amarah. Ia mengepalkan kedua tangannya.
Tiba-tiba kejadian 4 tahun yang lalu
terlintas di benakku. Gadis empat tahun lalu.. apakah akan merasa seperti Naeun
saat aku…. Membunuh ayahnya?
Naeun
POV
Aku merasa seperti bukan diriku ketika
dengan mudahnya menceritakan masa laluku pada pria menyebalkan itu, Myungsoo.
Bahkan tentang itu, tentang malam mengerikan 4 tahun yang lalu dimana ayahku
dibunuh tepat di depan mataku. Ia tampak terkejut mendengarnya, apakah aku
salah lihat? Tubuhnya tampak sangat tegang ketika mendengar ceritaku.
“Myungsoo sshi? Myungsoo sshi?” aku
memanggilnya berkali-kali tapi ia tak juga menyahut.
“Ah.. ne..” katanya sambil menatapku.
Kenapa dia memandangku seperti itu.. aku tak suka dikasihani..
“Jangan menatapku begitu, aku benci
tatapan penuh rasa kasihan seperti itu..” kataku sambil mengalihkan pandangan
darinya.
Aku merasa sedikit menyesal menceritakan
semuanya pada namja itu. Aku benci dikasihani, dan aku tak butuh itu.
Tanpa kuduga sebelumnya, namja itu
merengkuh wajahku, membuatnya bersitatap dengan wajahnya. Matanya yang tajam
menatap lurus ke mataku. Dan oh.. jantungku mulai berdebar tak karuan, apa yang
terjadi padamu Son Naeun?
“Ini bukan rasa kasihan Naeun ah..”
katanya sambil terus menatapku. Naeun ah? Dia memanggilku seperti itu. Aku
merasa wajahku semakin panas.
“Aku tak tahu apa yang terjadi pada
diriku, yang pasti perasaan ini bukan rasa kasihan….” Katanya.
Apa yang namja ini katakan? Bukan rasa
kasihan lalu apa? Aku terus berpikir, mengamati dua bola mata yang menatapku
itu. Tidak, aku tak bisa membaca apa yang namja ini pikirkan.
“Ah mianhae..” katanya sambil
tiba-tiba melepas sentuhannya di wajahku dan mengalihkan pandangannya.
“Maaf, sebaiknya kau pulang, sudah
larut” katanya pelan, sorot matanya kembali normal. Diam-diam aku menghembuskan
nafas, entah kenapa saat menatap kedua bola mata itu aku merasa teramat sesak,
oke dan sekarang aku sudah bisa bernafas normal lagi.
“Ah ne, annyeong” kataku sambil
berjalan meninggalkan taman itu, menuju ke rumah.
Myungsoo
POV
Sial. Kenapa tiba tiba teringat
kejadian 4 tahun lalu? Masa lalu yang benar benar ingin kulupakan. Masa laluku
sebagai pembunuh . Ya, aku pembunuh. Dan aku tidak bisa memaafkan diriku
sendiri. Apakah gadis 4 tahun lalu andaikan masih hidup bisa memaafkanku yang
telah membunuh ayahnya? Ataukah dia akan tumbuh seperti Naeun, yang dalam
hatinya penuh kebencian dan dendam?
“Ckckck, ternyata kau disini L” suara
seorang pria membuyarkan pikiranku. Suara ini. Aku amat mengenalnya. Lee
Taemin.
“Jadi itu sebabnya kau menolak
ajakanku L?” tanyanya sambil menunjuk arah kemana Naeun pergi. Aku merasakan
firasat buruk tentang hal ini. Lee Taemin bukan nama yang memberiku kabar baik
kapan pun dia muncul.
“Apa maumu?” tanyaku sengit. Aku tak
suka orang ini menyebut nama Naeun, entah mengapa.
“Reaksimu cukup meyakinkanku, gadis
itu yaaa. Haha ternyata L bisa jatuh cinta juga.” Apa mau orang ini? Lee
Taemin, orang yang susah payah aku hindari karena tak mau lagi mengingat
kejadian 4 tahun lalu.
“Apa sebenarnya maumu?” tanyaku lagi,
cukup kesal karena pertanyaanku tak dijawab.
“Kau” jawabnya enteng. Aku sudah bisa
membaca apa tujuannya dengan menyebutkan satu kata itu. Dia mengajakku
melakukan pekerjaan kotor itu lagi.
“Kalau aku menolak?”
“Mudah bagiku untuk membuatmu berkata ‘ya’,
Kau tahu aku bisa melakukan tindakan yang yaaah.. di luar batas” jawabnya
sambil terkekeh. “Mungkin akan kucoba bermain dengan Son Naeun…”
Mendengar nama Son Naeun disebut
olehnya darahku mendidih. Tidak. Orang ini, apa yang akan dilakukannya? Bagaimana dia tahu nama gadis itu? Aku tak mau
gadis itu terlibat. Tidak. Gadis itu.. tak boleh disentuhnya.
Sontak aku menarik kerah baju Lee
Taemin dengan kasar.
“Jangan libatkan dia” kataku tajam dan
dingin. Dia hanya terkekeh.
“Yaaah..kita lihat saja nanti”
jawabnya santai. Aku mendorongnya sampai jatuh. Lee Taemin, orang gila itu
tampak puas sekali melihat reaksiku. Aku meninggalkannya yang masih terkapar di
taman itu. Aku tahu, aku harus segera menemui gadis itu. Son Naeun.
Sial, tapi apa yang harus kukatakan
padanya?
TBC
~oOo~
sebenarnya fic ini dan Curse of the Glass Shoes part 7 sudah lama mengendap di laptop, tapi yah karena keterbatasan waktu, baru deh disempetin nge post sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar