Minggu, 28 Juli 2013

[FF] Curse of the Glass Shoes Part 5

Ternyata bisa juga menepati janji ke diri sendiri. Dan selesailah part 5 ini setelah meditasi dan merenung berjam-jam (??). Enjoy (bagi yang mau baca aja sih).

~oOo~

Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
INFINITE L as L/Kim Myungsoo
A PINK Naeun as Son Naeun
MISS A Suzy as Bae Suzy
A PINK Bomi as Yoon Bomi
A PINK Chorong as Park Chorong
A PINK Yookyung as Hong Yookyung
A PINK Namjoo as Kim Namjoo
A PINK Hayoung as Oh Hayoung
Kim Soohyun as Kim Soohyun
SECRET Hyosung as Jeon Hyosung
BEAST Kikwang as Lee Kikwang
GIRLS DAY Hyeri as Lee Hyeri
INFINITE Woohyun as Nam Woohyun
INFINITE Sungyeol as Lee Sungyeol
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.


Chapter 5. Third Generation Princess

Flashback
Seorang gadis bergaun putih pucat sedang menyirami bunga lily putih di kebun bunganya. Wajahnya berseri menatap bunga-bunga yang mekar dengan cantik itu. Sesekali ia tersenyum puas melihat bunga yang ia tanam tumbuh dengan baik.
“Naeunnie!” suara seorang pria mengagetkannya. Gadis bergaun putih pucat yang dipanggil Naeun tadi menoleh dan senyumnya merekah melihat siapa yang memanggilnya.
“Myungsoo oppa!!” Naeun balas memanggil pria itu. Myungsoo tersenyum melihat Naeun yang tampak senang melihatnya.
“Wae yo? Sepertinya senang sekali melihatku” Goda Myungsoo
“Aniyaa” Naeun berkata, pipinya bersemu merah.Myungsoo begitu mudah menebak isi hatinya.
“Jangan bohong” kata Myungsoo semakin menjadi
“Aniyo.” Naeun terus mengelak. “Oh ya, Oppa darimana saja?” tanya Naeun berusaha mengalihkan perhatian Myungsoo
“Mencari sesuatu, dan aku sudah menemukannya.” Kata Myungsoo sambil tersenyum penuh arti.
“Mencari apa?” tanya Naeun, ia ingin tau benda apa yang bisa membuat Myungsoo mencari-cari sampai menghilang berhari-hari.
“Rahasia” Myungsoo berkata sambil tersenyum. Senyum itu begitu memesona sampai Naeun sempat melongo beberapa detik, untungya ia bisa menguasai dirinya lagi. (LOL)
“Aissh, yasudah aku tidak bertanya lagi” Naeun mengerucutkan bibirnya, kesal karena Myungsoo tak memberitahunya.
“Haha kau lucu sekali Naeunnie” Myungsoo berkata sambil mengacak rambut Naeun, ia gemas dengan gadis itu.
“Jangan mengalihkan pertanyaanku.” Naeun masih cemberut. “setelah berhari-hari menghilang tanpa kabar, lalu sekarang Oppa tak mau memberitahuku alasannya, aku benar-benar kesal” Naeun menggerutu.
“Mianhae Naeunnie, maaf karena aku pergi begitu saja, untuk alasannya nanti kau juga akan tau.” Myungsoo tersenyum penuh arti lagi. Naeun tetap cemberut. Ia beranjak dari kebun bunga itu. Myungsoo yang melihat Naeun hendak pergi segera menahan lengan gadis itu. Sontak Naeun berhadapan dengan Myungsoo. Myungsoo tersenyum, kini wajahnya hanya beberapa senti jaraknya dari wajah Naeun. Naeun terkesiap, kaget dengan sikap Myungsoo yang tiba-tiba.
“Naeunnie, kau tidak rindu padaku?” tanya Myungsoo. Ia menatap wajah Naeun lekat-lekat. Naeun yang ditatap seperti itu berusaha menghindari tatapan mata Myungsoo. Wajahnya merah padam.
“tidak” jawab Naeun. Ia masih marah pada Myungsoo yang menghilang berhari-hari tanpa kabar.
“Benarkah?” tanya Myungsoo menggoda Naeun lagi. “Padahal aku sangat merindukanmu, Naeunnie” kata Myungsoo lagi. Ia membelai rambut panjang Naeun. Naeun terdiam.
“Mianhae, besok saat upacara pengangkatanmu menjadi putri generasi ketiga, kau pasti tau alasanku menghilang berhari-hari itu.” Kata Myungsoo sambil tersenyum. Naeun menatap Myungsoo, wajahnya seolah berkata ‘janji ya?’. Myungsoo mengangguk. Ia kemudian menarik Naeun dalam pelukannya. Naeun balas memeluk Myungsoo, ia sebenarnya sangat merindukan pria yang dicintainya itu.
“Bogosippo, oppa” kata Naeun pelan, namun cukup keras bagi Myungsoo untuk mendengarnya.
“Ne? apa kau bilang Naeunnie?” tanya Myungsoo menggoda Naeun lagi.
“Aish, aku tak mau mengulanginya lagi. Dengarkan baik baik, aku merindukanmu Kim Myungsoo!” kata Naeun berteriak keras di telinga Myungsoo. Myungsoo tertawa.
“Saranghae Son Naeun” bisik Myungsoo di telinga Naeun. Bibir tipisnya menyentuh telinga Naeun. Sontak jantung Naeun berdebar dua kali lebih cepat. Myungsoo selalu berhasil membuat hati dan jantungnya tak karuan.
Saat itu, Naeun dan Myungsoo tak tahu bahwa ada seseorang yang memperhatikan mereka lama sekali. Orang itu tampak benci luar biasa menatap pasangan kekasih itu. Dia adalah Bae Suzy. Tamer yang seangkatan dengan Naeun di akademi dan sangat berambisi menjadi putri generasi ketiga. Ia mencintai Kim Myungsoo. Karenanya ia membenci Naeun, gadis yang dicintai Myungsoo sekaligus gadis yang membuatnya kehilangan mimpinya menjadi putri generasi ketiga. Besok adalah upacara penobatan Naeun menjadi putri generasi ketiga. Suzy telah memutuskan untuk tidak datang. Ia sadar kalau ia datang hanya membuat dirinya semakin menderita. Menderita karena iri melihat Naeun. Suzy segera beranjak dari tempat dimana ia berdiri. Hatinya sakit melihat pria yang dicintainya bersama gadis lain. Ketika ia pergi dari tempat itu, tak sengaja kakinya menyandung sesuatu. Benda itu ternyata sebuah kotak hadiah. Suzy berpikir benda itu adalah milik Myungsoo, hadiah yang akan ia berikan pada Naeun besok saat penobatannya menjadi putri generasi ketiga. Suzy memungut kotak itu dan membuka isinya. Ia terhenyak dengan isi kotak itu. Sepatu kaca yang cantik. Sepatu yang pernah dibicarakan para Tamer. Ia sangat menginginkan sepatu itu. Namun sekarang, lagi-lagi Naeun yang mendapatkannya. Naeun selalu mendapatkan semua yang ia impikan. Hati Suzy nyeri lagi. Ia tidak bisa terima Naeun mendapatkan semua yang ia inginkan. Perlahan kebencian yang amat besar merasuk ke hatinya. Kebencian membuatnya memikirkan rencana paling gila yang pernah terpikirkan di otaknya. Tiba-tiba Suzy mendengar seseorang berbisik.
‘Ia selalu mendapatkan semua yang impikan bukan? Apa hatimu sakit? Apa kau benci padanya? Ia selalu mendapat yang kau impikan, bagaimana denganmu? Kau tak mendapatkan apa apa? Bagaimana jika ia lenyap? Kau pasti lebih bahagia, karena dia akan kehilangan semuanya, sama sepertimu yang tak mendapatkan apa-apa. Jadi…. Lenyapkanlah dia. Lenyapkan Son Naeun. Sebelum ia mendapatkan semua yang kau impikan. Bunuh Son Naeun’
Bsikan itu semakin jelas di telinganya. Bisikan itu berasal dari sepatu kaca yang ia pegang. Perlahan namun pasti, Suzy mulai terpengaruh. Ia mengiyakan bisikan itu, bisikan untuk membunuh Naeun. Ia telah memutuskan akan melenyapkan Naeun besok, sebelum upacara penobatannya menjadi putri generasi ketiga. Sebelum Naeun mendapatkan semua yang Suzy impikan.
Keesokan harinya, sama seperti hari sebelumnya. Matahari masih bersinar dengan cerah di Scientia. Dahan-dahan pohon berayun lembut diterpa angin. Scientia masih damai seperti sebelumnya. Hari itu, adalah hari penobatan Naeun menjadi putri generasi ketiga. Hiasan bunga lily sudah memenuhi sudut-sudut ruang. Semua penghuni istana utama sibuk mempersiapkan segalanya. Raja dan Ratu tampak gembira menyambut putri generasi ketiga. Mereka amat berharap pada Naeun, setelah meninggalnya Putri generasi kedua Eunji dengan tragis. Mereka berharap Naeun dapat menjadi putri yang dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Di istana putri, Naeun tampak sedang mematut dirinya di depan cermin besar. Ia mengenakan gaun putih pucat kesukaannya. Sehari sebelumnya Myungsoo sudah menyuruhnya memakai gaun lain yang lebih cerah, namun ia menolak. Naeun menganggap dirinya hanya cocok memakai gaun putih pucat itu.
“Boleh aku masuk?” Suara seorang pria terdengar dari balik pintu kamar Naeun. Naeun tersenyum mendengar suara itu.
“Ne” jawabnya sambil berjalan ke arah pintu.
“Hmmm, haruskah aku bilang kau cantik hari ini?” tanya Myungsoo
Naeun agak cemberut, ia menggembungkan kedua pipinya. Myungsoo yang melihatnya terkekeh pelan.
“Terimakasih” kata Naeun sambil tetap cemberut.
“Ya! Son Naeun, baiklah kau memang cantik hari ini. Jangan cemberut lagi. Ingat hari ini hari penobatanmu menjadi putri generasi ketiga” kata Myungsoo panjang lebar. Ia sebenarnya suka melihat Naeun cemberut seperti itu, menggemaskan sekali.
Wajah Naeun tiba-tiba berubah serius. Ya, mulai hari ini ia menjadi putri generasi ketiga. Tugasnya berat dan tidak main-main, ia tidak boleh bersikap kekanakan lagi. Ia ingat Eunji, putri generasi kedua yang telah meninggal.
“Oppa, sudah dengar tentang Eunji kan? Apakah aku juga akan dijodohkan?” tanya Naeun pada Myungsoo. Myungsoo sedikit terkejut dengan pertanyaannya yang tiba-tiba itu.
“Ne, aku akan bicara pada Raja dan Ratu nanti. Yang jelas aku tak akan membiarkanmu menikah dengan orang lain” jawab Myungsoo tersenyum.
Naeun lega mendengarnya. Ia berharap raja dan ratu mengubah kebijakan tentang putri yang harus menikah dengan pangeran dari negeri lain. Kalaupun raja dan ratu tak bisa mengubah kebijakan itu, ia rela mematuhi kebijakan raja dan ratu walaupun itu menyakitkan baginya. Namun yang ia pikirkan adalah perasaan Myungsoo, ia takut Myungsoo terluka akan keputusannya. Dan yang paling buruk lagi adalah ketika Myungsoo tak dapat mengendalikan emosinya, kekuatannya yang luar biasa akan membawa kehancuran bagi Scientia.
“Putri Naeun, sudah saatnya berangkat menuju istana utama” suara seorang pelayan menghentikan obrolah mereka.
“Ne” jawab Naeun seraya melangkah keluar dari kamarnya yang diikui oleh Myungsoo di belakangnya.
Ketika Naeun dan Myungsoo tiba di istana utama, mereka dihujani ucapan selamat oleh sesama Tamer, teman-teman seangkatan Naeun di akademi. Naeun gembira sekali melihat teman-temannya datang. Ia akan sangat merindukan mereka. Menjadi seorang putri berarti waktunya bersama teman-temannya akan jauh berkurang, karena itulah ia menganggap saat itu sangat berharga.
“Naeunnie, selamat!!!!” Chorong, Yookyung, Namjoo, Hayoung dan Bomi serempak memberi selamat kepadanya.
“Ne, gomawo, oh ya, Eun… ah maksudku Suzy mana?” Naeun tidak sengaja hampir menyebut nama Eunji. Chorong, Yookyung, Namjoo, Hayoung dan Bomi tampak muram, mereka ingat Eunji yang juga seangkatan dengan mereka telah tiada. Seandainya Eunji masih hidup, Eunji pasti yang paling heboh.
“Aku tidak melihat Suzy dari kemarin” jawab Chorong seraya menepuk bahu Bomi yang berada sebelahnya agar tak berwajah muram lagi.
“Oh” Naeun berkata singkat. Sebenarnya ia amat berharap Suzy datang, karena walau bagaimanapun mereka pernah berjuang bersama di akademi. Mereka mempunyai mimpi yang sama. Naeun merasa khawatir Suzy membencinya karena dialah yang menjadi Putri generasi ketiga, bukan Suzy.
“Kajja, Raja dan Ratu sudah menunggu” Myungsoo menyentuh tangan Naeun, mengajaknya masuk ke dalam istana. Naeun mengangguk, tak lupa ia melambaikan tangan pada teman-teman seangkatannya.
Kini Naeun dan Myungsoo berada di hall kerajaan Scientia. Di depan mereka, raja dan ratu tampak gembira melihat mereka. Beberapa pelayan yang berjajar di samping juga tampak bahagia sekali menyambut mereka. Mereka bertepuk tangan sambil sesekali mengucapkan selamat pada Naeun. Naeun menebar senyumnya, ia terkejut melihat apresiasi Raja dan Ratu serta rakyat Scientia padanya. Ia berjanji akan menjadi putri yang terbaik bagi rakyat serta raja dan ratu.
“Kemarilah Putri Naeun” Raja berkata mempersilakan Naeun naik ke atas altar. Naeun berjalan naik ke altar, ia meniti tangga dengan anggun. Dua pelayan tampak menghampirinya, membantunya memegang gaunnya yang panjang. Seorang pelayan tampak membawa sebuah nampan kaca, tempat mahkota putri diletakkan. Pelayan itu mendekati raja dan menyodorkan nampan itu dengan sopan, sesekali ia membungkuk hormat. Raja menyuruh Naeun mendekat padanya.
“Dengan ini, Putri generasi ketiga telah terpilih, wahai rakyatku, sambutlah Son Naeun” Raja berkata dengan berwibawa, ia kemudian mengambil mahkota putri kemudian menyematkannya di kepala Naeun.
“Terimaka……….” Naeun mengucapkan terimakasih pada Raja, namun kalimatnya terputus. Ia merasakan sesuatu yang aneh. Kekuatan yang sangat besar, dingin dan penuh kebencian mendekat ke arah mereka. Sekejap kemudian, ruangan itu diliputi kegelapan, Naeun merasa ia harus melakukan sesuatu. Ia mengeluarkan kekuatannya, dengan cepat bubble lightnya menyelubunginya dengan cahaya putih.
“Naeunnie!!” Myungsoo berteriak memanggilnya. Naeun merasakan seseorang menyentuh lengannya. “Oppa, kaukah itu?” Naeun bertanya, ia tak bisa melihat apa-apa, hanya bubble light yang melingkupi tubuhnya yang tampak.
“Ne, aku disampingmu, tenang saja” jawab Myungsoo yang memegang tangan Naeun, menenangkannya. Perlahan, bubble light Naeun juga melingkupi tubuh Myungsoo.
“Apa yang terjadi?” tanya Naeun. Suaranya bergetar, ia khawatir sesuatu yang buruk telah terjadi.
“Aku juga tak tahu, jangan jauh-jauh dariku Naeunnie” kata Myungsoo, ia mempererat genggamannya.
Perlahan kegelapan yang melingkupi mereka memudar. Ketika kegelapan itu benar-benar sudah hilang, mereka mendapati diri mereka masih berada di hall kerajaan Scientia. Namun, mengejutkan. Seluruh orang yang tadi berada di sana tergeletak tak sadarkan diri. Raja dan Ratu tampak tak sadarkan diri juga. Naeun terperanjat dengan pemandangan yang dilihatnya.
“Ap..apa yang terjadi? Semuanya? Raja dan ratu.. apa yang telah terjadi?” tanya Naeun. Ia tampak terkejut sekali. Apa yang telah terjadi. Kenapa semuanya tak sadarkan diri, padahal beberapa menit yang lalu mereka masih tertawa dan mengucapkan selamat padanya.
Saat itu, tiba-tiba suara tawa seorang wanita terdengar keras. Perlahan suara itu makin mendekat, pintu hall terbuka hinga muncullah sosok wanita itu. Bae Suzy.
“Suzy ah?” Naeun tak sadar bertanya, ia tak membutuhkan jawaban, hanya ia tak mempercayai sosok yang dilihatnya adalah Suzy, teman seangkatannya. Apakah Suzy yang menyebabkan ini semua?
“Ya, Aku Suzy!” Suzy menjawab dengan keras. Ia kemudian tertawa sinis lagi. Naeun makin terkejut melihatnya.
“Apa yang kau lakukan Suzy ah?” tanya Naeun pada Suzy yang masih tertawa itu.
“Apa yang aku lakukan? Cih” tanya Suzy sambil tersenyum sinis. “Aku menyihir mereka semua, mereka tak akan bangun sebelum aku memantrai mereka lagi, yah aku tak berencana membangunkan mereka jadi intinya mereka akan tidur selamanya” katanya dengan tenang.
Naeun terperanjat. Benar, temannya itu telah menyebabkan Raja dan Ratu serta rakyat Scientia tidur selamanya. Ia tak bisa mengerti jalan pikiran Suzy. Kenapa ia melakukan ini semua. Bukankah ia juga ingin menjadi putri? Kenapa ia malah menyebabkan kekacauan pada negerinya sendiri?
“Kenapa kau lakukan ini Suzy ah?” tanya Naeun, lagi lagi Suzy tersenyum sinis padanya. Naeun merasa berbicara pada Suzy, namun bukan Suzy yang ia kenal. Suzy yang ini seperti orang lain. Seperti penyihir jahat dengan kebencian luar biasa.
“Kau masih bertanya kenapa aku melakukan ini heh?” Suzy membentak Naeun. Kontan Myungsoo langsung bergerak ke depan Naeun, melindunginya dari serangan yang bisa Suzy lancarkan kapan saja. Suzy semakin benci melihat Myungsoo melindungi Naeun seperti itu. Ia merasa hatinya kembali ditusuk lagi. Suzy masih mencintai Myungsoo. Namun apa daya, Myungsoo mencintai Naeun.
Melihat Myungsoo yang melindungi Naeun itu, Suzy semakin geram. Ia menyuruh Kim Soohyun, chasernya menyerang Myungsoo.
“Soohyun oppa, habisi 2 orang itu.” Kata Suzy datar, ia memerintah Chasernya untuk menghabisi Naeun dan Myungsoo. Soohyun tak bisa menolak perintah Tamernya. Ia menghunus pedang dimensinya. Pedang dimensi Soohyun panjang dan tipis, cahayanya berwarna biru. Pedang itu mampu menyerap habis kekuatan apapun yang disentuhnya.
“Naeunnie, hilangkan bubble lightmu” Myungsoo menyuruh Naeun menghilangkan bubble lightnya, karena jika tersentuh oleh pedang Soohyun, kekuatan Naeun akan terserap habis.  Naeun berwajah seakan bertanya kenapa?” , namun begitu ia melihat wajah Myungsoo yang terlihat serius dan khawatir, ia pun menurut.  Cahaya di sekitar mereka berdua perlahan memudar. Suzy tampak gembira melihatnya, ia terkekeh pelan.
“Bubble lightmu yang terkuat di Scientia pun tak berguna melawan Soohyun oppa.” Suzy tersenyum dengan sinis. Ia beralih pada Soohyun dan memerintahnya untuk menyerang Naeun dan Myungsoo.
“Oppa, serang mereka, jangan biarkan mereka lolos” perintah Suzy pada Soohyun. Soohyun pun mengangguk ia tak punya pilihan selain menuruti Tamernya itu. Dalam hati ia tak suka Suzy yang bersikap sinis, kejam, dan penuh kebencian seperti sekarang.
Myungsoo menyuruh Naeun berlindung di belakangnya. Tanpa bubble lightnya, Naeun semakin mudah diserang, keselamatannya terancam. Memikirkan itu, Myungsoo semakin khawatir, ia takut Naeun celaka.
“Myungsoo ah, konsentrasi lah, karena aku tak main-main” Soohyun memperingatkan Myungsoo yang tampak tidak fokus.
“Majulah” jawab Myungsoo singkat.
Soohyun mengayunkan pedangnya yang langsing ke arah Myungsoo dan Naeun. Dengan gesit mereka berhasil menghindari serangan pedang Soohyun dan sesekali Myungsoo mencuri kesempatan untuk menyerang Soohyun dengan Black Krystal Rain nya. Ia tak bisa menyerang Soohyun dengan pedang dimensinya karena jika berkontak langsung dengan pedang Soohyun, kekuatannya akan tersedot habis. Tak ada pilihan lain, ia hanya bisa menyerang Soohyun dengan serangan jarak jauh.
Keadaan Myungsoo dan Naeun semakin terdesak. Myungsoo tampak terengah-engah karena tiap ia menyerang dengan Black Krystal Rain nya, kekuatannya berkurang sangat besar.
“Oppa, gwenchana? Kekuatanmu sudah berkurang banyak. Biar aku yang menghadapi mereka” kata Naeun yang amat khawatir melihat Myungsoo sudah terengah-engah. Naeun maju ke dapan Myungsoo namun dengan segera Myungsoo menahannya.
“Jangan… kau tak bisa melawannya.. apa lagi tanpa bubble light.. jangan Naeunnie” kata Myungsoo sambil mengatur nafasnya.
“Jadi hanya segitu kekuatanmu L?” Soohyun menyela mereka. Sebenarnya ia juga tampak kelelahan namun berusaha ia tutupi agar Suzy senang melihat Chasernya lebih kuat daripada Myungsoo.
“Jangan panggil dia dengan nama itu!” Teriak Naeun, ia tak suka Myungsoo dipanggil dengan sebutan itu. “Myungsoo adalah Myungsoo, bukan L” lanjutnya
Suzy menatap Naeun dengan benci, ia membenci Naeun yang memberikan nama Myungsoo pada L. Ia teringat kejadian saat mereka pertama kali bertemu dengan Myungsoo. Kilasan kilasan kejadian yang membuatnya sedih terus bermunculan, kejadian saat pertama kali bertemu dengan Myungsoo, Naeun yang berhasil mengendalikan Myungsoo menjadi Chasernya, kejadian saat Naeun dan Myungsoo berpelukan, saat Myungsoo memberikan sepatu kaca yang sangat ia inginkan pada Naeun bukan pada dirinya dan saat Naeun dinobatkan menjadi Putri generasi ketiga. Semua kilasan kejadian itu membuat Suzy semakin geram, ia membenci Naeun, sangat membencinya. Ia ingin Naeun segera lenyap agar ia tak merasa sakit karena semua mimpi-mimpinya direbut oleh Naeun. Ia sudah gelap mata, ia tak peduli lagi apakah yang ia lakukan itu benar atau salah, hanya ada satu rasa dalam hatinya, dan itu adalah kebencian.
“SOOHYUN OPPA!! BUNUH NAEUN SEKARANG JUGA!!!!!” Teriak Suzy pada Soohyun. Soohyun mengangguk dan segera melancarkan serangannya pada Naeun.
Naeun yang saat itu lengah terkena serangan Soohyun. Kekuatannya terserap habis. Ia jatuh, dan tak sadarkan diri.
Myungsoo melihat itu semua. Matanya terbelalak, ia tak mempercayai penglihatannya sendiri. Naeun tak bergerak. Naeun nya yang ia cintai tak bergerak lagi. Myungsoo berjalan terhuyung mendekati tubuh Naeun . Ia belum bisa percaya Naeun sudah mati. Naeun tak boleh mati, begitu pikirnya sambil memandangi wajah cantik kekasihnya.
Suzy menatap Naeun yang tergeletak itu dengan senang. Ia tertawa keras-keras, Naeun yang selama ini membuatnya menderita telah lenyap.
“Oppa, bagus sekali… “ kata Suzy memuji Chasernya yang berhasil membunuh Naeun.
Soohyun tampak iba melihat Myungsoo yang amat sedih melihat kekasihnya tergeletak tak bernyawa. Soohyun memasukkan pedang dimensinya dengan hati-hati. Ia sudah tak perlu menggunakannya lagi, karena jiwa Myungsoo akan ikut dengan jiwa Naeun. Hal itu sudah ada di perjanjian antara Chaser dan Tamer.
Myungsoo terus memandangi wajah Naeun yang perlahan memucat. Ia menyentuh pipi Naeun. Saatnya pergi akan tiba juga, ia bersyukur karena sudah mengikat kontrak dengan Naeun karena jika Naeun pergi ia akan ikut dan tak perlu menjalani dunia tanpa kekasihnya itu. Perlahan jiwa mereka berdua terlepas dan naik ke atas, terus ke atas hingga menghilang dari pandangan. Jasad mereka tetap di tempat itu. Tergeletak berdampingan.
Suzy melihat mereka dengan nanar. Berbagai perasaan berkecamuk di hatinya, namun seakan kebas, ia malah tak bisa merasa apa apa. Semestinya ia senang karena Naeun sudah mati, namun ia tak merasa senang. Entah apa yang terjadi pada Suzy, ia hanya diam mematung memandangi tubuh Naeun dan Myungsoo. Tiba-tiba ledakan emosi terjadi pada Suzy, ia tertawa keras. Terus tertawa, dengan ekspresi dingin yang kejam.
“Soohyun oppa, Myungsoo sekarang jadi milikku” kata Suzy di sela tawanya. Soohyun menatap Tamernya itu iba. Ia sedih melihat Suzy jadi seperti sekarang. Suzy seperti dirasuki perasaan jahat dan obsesi semata. Ia sudah bukan Suzy yang dulu.
“Suzy ah, hentikan” kata Soohyun pelan namun cukup keras bagi Suzy untuk mendengarnya. Suzy menoleh ke arah Soohyun.
“Wae? Aku hanya senang karena orang yang membuatku menderita sudah lenyap dan akhirnya Myungsoo menjadi milikku. Apa itu salah?” katanya.
Soohyun menghela napas. Suzy yang ia kenal seakan sudah tak ada dalam diri Suzy yang sekarang berada di hadapannya.
“Myungsoo sudah mati. Jiwanya pergi dengan jiwa Naeun. Apa kau tak mengerti itu Suzy ah?” tanya Soohyun berusaha memberi pengertian pada Suzy. Namun Suzy tak bisa terima dan malah marah padanya.
“Tidak! Kau salah oppa!! Myungsoo ada disini, dan dia milikku” kata Suzy sambil menunjuk jasad Myungsoo. Ia kemudian tersenyum penuh kepuasan. Soohyun sedih sekali melihat Suzy yang tak kunjung mengerti. Emosinya meluap, ia sangat benci melihat Tamernya bersikap seperti itu. Soohyun memegang kedua bahu Suzy dan menatap lurus ke matanya. Suzy terkejut dengan sikap Soohyun itu.
“Dengar Suzy ah, Myungsoo sudah mati. Dan itu apa artinya? Dia tak bisa jadi milikmu. Hentikanlah obsesimu itu, aku mohon.” Kata Soohyun sambil menatap mata Suzy. Ia berusaha menyadarkan Suzy akan obsesi berlebihannya. Suzy mengerutkan dahinya. Ia tak suka Soohyun berkata seperti itu. Dengan kasar Suzy menepis tangan Soohyun yang memegang bahunya.
“Tidak!! Kau lihat itu oppa! Myungsoo disana!! Ia hanya tidur!!” kata Suzy dengan keras “Lebih baik oppa menghilang juga!! “ Suzy membentak Soohyun. Soohyun menganggap perkataan Suzy tadi sebagai sebuah perintah. Dan itu artinya, Suzy menyuruhnya untuk lenyap. Soohyun tak punya pilihan lain, ia menuruti perintah Tamernya itu.
“Baiklah kalau itu maumu, tapi satu hal yang harus kau tahu Suzy ah. Kebencian hanya akan membuatmu menderita. Dan aku..tak ingin kau menderita karena kebencian itu, karena aku mencintaimu.. maaf karena selama ini aku tak mengatakannya. Selamat tinggal” kata Soohyun. Matanya berkaca-kaca namun air matanya tertahan. Egonya sebagai seorang pria tak mengijinkan air mata menetes dari mata hitamnya. Suzy tak menganggap perkataan Soohyun, ia tak peduli pada Chasernya itu. Terus menerus ia memandangi jasad Myungsoo. Soohyun mengeluarkan pedang dimensinya dan menusukkannya ke dadanya sendiri. Ia pun mati, dengan kesedihan yang luar biasa. Suzy tak melihatnya sama sekali, ia hanya sibuk dengan jasad Myungsoo. Perlahan Suzy menyelebungi jasad Myungsoo dengan bubble lightnya dan membawanya pergi.
Sesaat setelah Suzy pergi, muncul sesosok gadis bergaun putih. Ia tergopoh-gopoh menghampiri Naeun dan Myungsoo yang sudah tiada.
“Naeun eonnie, Myungsoo oppa, bangunlah. Apa yang terjadi?” katanya sambil menatap tubuh Myungsoo dan Naeun bergantian. Betapa terkejutnya ia melihat pemandangan istana utama yang kacau balau. Seluruh penghuni istana utama tergeletak tak berdaya. Ia mengira hari ini adalah hari bahagia karena Naeun, salah satu eonnie terbaiknya dinobatkan menjadi putri generasi ketiga. Dengan terburu-buru ia menyusul ke istana utama setelah tugasnya di Earthland selesai agar bisa menghadiri upacara penobatan Naeun, namun yang ia jumpai malah keadaan mengenaskan yang menimpa Naeun dan Myungsoo.
“Naeun eonnie, apa yang terjadi? Bangunlah” katanya sambil sesenggukan. Air matanya mengalir bulir demi bulir membasahi pipinya. Ia mengutuk dirinya yang selalu menyaksikan kejadian tragis yang menimpa para putri. Gadis itu terus menangis hingga ia tak sengaja meliha sepasang sepatu kaca teronggok di dekat tubuh Naeun dan Myungsoo. Ia menatap sepatu itu nanar, terperangah karena ia tahu bahwa sepatu itu sepatu terkutuk yang membuat Eunji, putri generasi kedua sekaligus eonnie yang disayanginya juga meninggal dengan tragis. Benaknya diliputi pertanyaan kenapa sepatu itu bisa kembali ke Scientia padahal dulu ia sudah memindahkannya ke dimensi lain. Gadis itu adalah Lee Hyeri. Lagi-lagi ia harus menyaksikan akibat dari kutukan sepatu itu. Ia bersumpah akan membuang sepatu itu jauh-jauh agar tak ada seseorang yang mengalami nasib buruk karenanya.
Hyeri mengeluarkan kekuatannya. Perlahan ia mengangkat tangannya, dan membentuk suatu segel. Ia menunjuk ke ruang kosong ke hadapannya dan perlahan ruang kosong itu menghitam, terus menghitam. Hyeri membaca mantra-mantra hingga ruang hitam tadi perlahan menampakkan suatu pemandangan. Earthland. Ia membuang sepatu terkutuk itu kesana sembari berharap pilihannya itu benar. Semoga sepatu itu tak mengakibatkan nasib buruk pada siapapun lagi.
Scientia, beberapa tahun setelah kejadian itu. Istana putri yang dulunya indah, penuh bunga-bungaan warna warni, sekarang dindingnya lusuh dan tamannya hanya berisi mawar berwarna hitam yang sudah layu. Di dalamnya, Suzy, mantan calon putri generasi ketiga itu tampak sibuk. Ia terus menerus memandangi jasad Myungsoo yang telah ia letakkan dalam peti kaca. Suzy duduk di singgasananya. Kanan dan kirinya penuh buku-buku usang yang ia ambil dari ruang rahasia akademi Tamer. Ia mencari cara untuk membangungkan Myungsoo. Namun beratus-ratus buku yang ia baca tak menghasilkan apa-apa. Suzy melempar buku-buku itu, murka karena tak kunjung menemukan cara untuk membuat Myungsooo hidup kembali. Sampai suatu saat, ia tak sengaja membaca buku harian milik kepala akademi Tamer. Di situ sang kepala akademi menuliskan tiap kekuatan para anak didiknya. Mata Suzy melotot menatap baris demi baris buku harian itu. Ia membaca bahwa kekuatan Naeun yang sebenarnya adalah memanggil jiwa Chasernya, jadi jika Chasernya mati Naeun tetap bisa membuat Chasernya hidup kembali. Kekuatan yang mengerikan, namun resikonya amat besar. Jika upacara pemanggilan jiwa tidak sempurna, maka nyawa sang pemanggil jiwalah yang akan menjadi gantinya. Kekuatan itu hanya bisa digunakan satu kali saja. Suzy menyeringai puas membaca buku harian itu. Akhirnya ia menemukan cara untuk menghidupkan Myungsoo. Namun ia harus menggunakan kekuatan Naeun, sedangkan Naeun sudah mati. Ia berpikir keras dan tiba-tiba wajah Hyeri berkelebat di pikiranya. Hyeri. Gadis itu mampu berpindah dimensi dan memindahkan benda ke dimensi lain. Jika Naeun dimensi lain dibawanya ke Scientia maka ia bisa menggunakan kekuatan Naeun untuk menghidupkan Myungsoo. Ide gila itu berhasil membuat Suzy tertawa keras. Ia lalu memanggil Chaser dan Tamer yang telah ia hipnotis. Dalam sekejap, boneka-boneka Suzy itu muncul di hadapannya.
“Cari Lee Hyeri dan bawa dia ke hadapanku, sekarang juga.” Katanya memerintah Chaser dan Tamer itu. “Oh ya. Dalam keadaan hidup” katanya melanjutkan.
“Baik Nona”
Chaser dan Tamer itu mengangguk patuh, mereka segera menghilang dari hadapan Suzy untuk memenuhi perintah tuannya itu. Dengan kekuatan mendeteksi aura, mereka bisa dengan mudah menemukan Hyeri. Hyeri tengah berada di Silent Forest. Gaun putihnya tampak kusam. Ia tak punya siapa-siapa lagi. Eonnie-eonnie terdekatnya, Naeun, Eunji dan Tamer yang lain telah tiada. Sebagian besar terkena hipnotis Suzy sedangkan yang lain tertidur karena kekuatan sihirnya. Hyeri tampak muram, ia duduk di bawah pohon di depan rumah kayunya. Ia merindukan Scientia yang dulu, Scientia yang damai, cerah, penuh tawa, bukan Scientia yang dingin, suram dan penuh kegelapan seperti sekarang. Ia berpikir seandainya Eunji eonnie tidak mati, Naeun juga tidak mati Suzy eonnie yang tidak berubah bengis seperti saat ini, pasti Scientia tak akan menjadi seperti sekarang. Ia teringat dengan sepatu terkutuk itu, sepatu itulah yang membuat nasib buruk terjadi di negeri yang ia cintai.
Suara menggelegar yang memekakkan telinga membuat lamunan Hyeri buyar seketika. Pohon-pohon sekitarnya tiba-tiba rubuh, dalam sekejap muncul 4 orang yang amat Hyeri kenal. Mereka adalah Park Chorong, Nam Woohyun, Lee Sungyeol dan Hong Yookyung. Senior-senior Hyeri di akademi Tamer.
“Chorong eonnie dan… Yookyung eonnie?” Ap..apa yang kalian lakukan di sini?” tanya Hyeri. Nada suara Hyeri menyiratkan kerinduan yang luar biasa.
“Menangkapmu” kata Chorong singkat. Hyeri terhenyak. Sebuah kesadaran baru menerpa dirinya. Orang-orang yang dihadapannya ini sudah bukan orang yang ia kenal dulu lagi. Mereka terkena pengaruh sihir Suzy. Hyeri mengepalkan tangannya, dalam hati ia bersumpah tak akan memaafkan Suzy.
Hyeri tak kuasa melawan 4 orang itu dan akhirnya tertangkaplah ia. Chorong menggunakan kekuatan segelnya untuk mengunci Hyeri. Hyeri pun tertangkap dan dibawa ke Suzy, entah apa yang akan Suzy lakukan padanya.
“Nona, kami sudah menangkap Lee Hyeri” kata Woohyun seraya mendorong Hyeri dengan kasar ke hadapan Suzy. Suzy tersenyum senang, memang menghipnotis Chaser dan Tamer adalah pilihan yang amat bagus. Ia beranjak dari singgasananya, berjalan ke arah Hyeri yang kedua tangannya terikat ke belakang. Perlahan namun pasti ia mendekati Hyeri. Dengan mata bulatnya ia mengamati Hyeri dari ujung rambut sampai ujung kaki. Lalu ia tersenyum sinis dan mengangkat dagu Hyeri, menatap lurus ke matanya.
“Lee Hyeri, lama sekali aku tak bertemu denganmu ya” kata Suzy basa basi. Hyeri menatap Suzy benci.
“Ya, dan eonnie telah banyak berubah” katanya dengan sinis pula. “oh tidak, mungkin lebih tepatna, eonnie sekarang adalah orang lain.” Katanya melanjutkan. Suzy tertawa keras. Menurutnya kata-kata Hyeri itu amatlah lucu.
“Kau pintar sekali Hyeri ah, Suzy yang dulu memang sudah mati. Oh, atau memang aku yang sekarang ini adalah Suzy yang sesungguhnya. Kau saja yang tak tahu” kata Suzy sambil terus tertawa. Hyeri memandang mantan seniornya itu dengan murka.
“Ya!! Penyihir jelek!! Kembalikan Scientia seperti semula!!” teriak Hyeri pada Suzy. Suzy mendelik, dan tiba-tiba ikatan di tangan Hyeri menguat membuatnya meringis menahan sakit.
“Diam kau kalau masih ingin hidup. Dengarkan perintahku baik-baik.” Kata Suzy mengancam Hyeri yang mulai menentangnya.
“Tidak!’ Hyeri berkata dengan keras. Ia tak mau sedikit pun menuruti perintah Suzy.
“Aku akan membunuh seluruh penghuni Scientia kalau kau tak mau menuruti perintahku. Kau tahu pasti aku mampu melakukannya” ancam Suzy sambil menatap lurus ke mata Hyeri. Ia merasakan ancamannya amat efektif bagi gadis semuda Hyeri.
Mau tak mau, Hyeri pun menuruti perintah Suzy. Ia tak ingin Scientia hancur karenanya. Suzy tersenyum penuh kemenangan melihat Hyeri yang mau menuruti perintahnya.
“Buka gerbang dimensi ke earthland, bawa aku ke tempat Son Naeun versi earthland berada. Dan oh ya…. Sepatu kaca itu.. bawa aku ke tempat dimana sepatu itu berada” kata Suzy memerintah Hyeri. Hyeri tampak terkejut. Dari mana Suzy tahu kalau sepatu terkutuk itu dibuangnya ke earthland? Ia tak bisa membiarkan sepatu itu jatuh ke tangan Suzy.
Suzy mengetahui perubahan ekspresi Hyeri yang mendadak memucat. Tebakannya benar, sepatu kaca itu benar-benar ada di earthland, ternyata informannya tak salah. Ia semakin senang mengetahui kenyataannya itu. Rencananya menggunakan kekuatan sepatu itu untuk membangunkan Myungsoo akan menjadi nyata.
“Dari mana kau tahu tentang sepatu itu?” tanya Hyeri pada Suzy yang tampak tersenyum gembira itu.
“Tak penting, sekarang cepat kau buka gerbang dimensi” perintah Suzy yang segera ingin melancarkan aksi jahatnya.
Hyeri pun menurut, tapi dalam hati masih menolak untuk memberitahu Suzy dimana letak sepatu itu berada. Ia cukup merasa lega telah menyembunyikan sepatu itu di sudut Earthland. Hyeri berharap Suzy tak bisa menemukannya.
“Sepatu itu tak ada di earthland, aku sendiri yang memindahkannya” kata Hyeri mencoba berbohong.
“Ya! Sudah kubilang buka pintu dimensi ke earthland!” kata Suzy memerintah Hyeri lagi. Hyeri menatap tangannya yang terikat. Suzy mengerti maksud Hyeri. Ia tak bisa membuka pintu dimensi dalam keadaan tangan terikat. Suzy lalu menyuruh Woohyun melepas ikatan Hyeri. Namun Suzy cukup pintar, ia menyuruh Woohyun yang berkekuatan elemen air untuk mengawasi pergerakan Hyeri.
“Awasi pergerakan gadis ini, kalau ada yang mencurigakan, segera kurung dia dengan Water Prison mu” kata Suzy memerintah Woohyun.
Hyeri yang mendengarnya langsung merasa kalah. Rencananya gagal. Ia berencana untuk diam-diam mengirimkan Suzy ke dimensi lain dan menguncinya di sana. Namun Suzy tak sebodoh yang ia kira. Ia mengumpat dalam hati.
“Jangan macam-macam, buka pintu dimensi ke earthland sekarang juga.” Kata Suzy memberi tekanan pada setiap suku kata yang ia ucapkan.
Hyeri tak punya pilihan lain. Ia segera membuka pintu dimensi menuju earthland, sekejap di depan matanya muncul lubang hitam yang semakin lama menampakkan pemandangan earthland, dan pintu dimensi terbuka.
“Bawa aku ke tempat Son Naeun berada” kata Suzy memerintah Hyeri lagi. Mau tak mau Hyeri menurut. Dengan deteksi auranya ia berhasil menemukan Son Naeun. Gadis itu berada dalam sebuah penjara. Gelap dan dingin. Rambutnya kusut, wajahnya muram, ia seperti hidup segan namun mati pun tak mau. Jiwa gadis itu seakan telah melayang entah kemana. Hyeri iba melihat Naeun dalam kondisi seperti itu dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada gadis malang itu.
Begitu melihat wajah naeun versi earthland, Suzy pun tersenyum senang. Rencananya berhasil, ia akan menculik gadis itu dan melakukan rencana gilanya. Memakai tubuh gadis itu untuk membangkitkan kekuatan Naeun versi Scientia dan menghidupkan Myungsoo kembali.
Perlahan Suzy masuk ke dalam pintu itu. Begitu ia masuk ke dalam pintu itu, ia seakan berada pada terowongan yang amat gelap namun sekejap kemudian ia sudah berada di dalam penjara tempat Naeun berada. Gadis itu tampak terkejut akan kedatangan Suzy yang tiba-tiba. Namun raut wajahnya tetap sama, tak berekspresi, penuh kepedihan dan cenderung memilukan.
“Kau Son Naeun?” tanya Suzy pada gadis itu. Gadis itu menatap Suzy, lalu mengangguk namun tak mengatakan sepatah kata pun.
“Tatap mataku” kata Suzy. Ia menghipnotisnya. Gadis itu pun terjatuh dalam hipnotis Suzy. Ia tak sadarkan diri, Suzy memanfaatkan kesempatan itu untuk membawanya ke Scientia.
Hyeri melihat hal itu. Ia sadar, bahwa Suzy berencana menculik Naeun versi earthland dan membawanya ke Scientia. Entah apa maksudnya, Hyeri belum mengetahuinya secara pasti. Namun ia merasa rencana Suzy adalah rencana jahat yang akan membawa kehancuran lagi bagi negerinya. Ia melirik Woohyun yang masih fokus memperhatikan setiap gerak geriknya. Sial, begitu umpatnya dalam hati. Ia tak bisa melakukan apa-apa jika Woohyun terus memperhatikannya. Hyeri berpikir keras bagaimana cara mengalihkan perhatian Chaser itu. Namun otaknya seakan buntu, tak bisa memberikan solusi. Namun tiba-tiba ia melihat sebuah buku besar teronggok di samping kakinya. Oke, kekuatan fisiknya memang tak sekuat Kim Namjoo, namun menendang buku seperti cukup mampu ia lakukan. Ia menatap Woohyun sekilas, lalu menendang buku tebal itu ke arahnya. Perhatian Woohyun cukup tersita karena buku tebal itu mengarah tepat ke arahnya. Namun sial, Park Chorong melihat tiap gerakan Hyeri. Ia berhasil menghentikan pergerakan buku yang mengarah ke woohyun itu, dengan segelnya, Chorong menghisap buku itu dan menguncinya di sana. Rencana Hyeri gagal lagi. Dan konsekuensinya ia harus merasakana Water Prison Woohyun. Mendadak Hyeri diliputi air yang tekanannya amat besar. Seakan tubuhnya mau meledak karena tekanan airnya. Wajah Hyeri tampak kesakitan namun Woohyun tak menghentikan Water Prisonnya. Berkali-kali Hyeri tampak mengaduh namun tak dihiraukan olehnya.
“Bagus sekali Woohyun, Chorong” Siksa dia sampai mati” kata Suzy begitu ia menyelesaikan urusannya di earthland dan kembali ke Scientia melalui pintu dimensi yang dibuat Hyeri. Ia tampak membawa Naeun dengan bubble lightnya. Naeun versi earthland itu tertidur berkat sihir hipnotis Suzy.
“Gadis ini berusaha mengalihkan perhatian saya nona, saya yakin dia bermaksud menutup pintu dimensinya dan mengurung nona di dimensi itu” kata Woohyun menyampaikan apa yang dipikirannya. Dan itu benar, Hyeri memang bermaksud mengurung Suzy di earthland, namun sayang rencananya gagal. Kini Hyeri malah yang tersiksa di dalam Water Prison Woohyun.
“Gadis tengik ini punya rencana busuk rupanya” siksa dia terus, tapi oh, jangan sampai membunuhnya, aku masih membutuhkannya untuk mendapatkan sepatu sakti yang masih berada di earthland” kata Suzy seraya melenggang meninggalkan para bonekanya dan Hyeri. Ia membawa Naeun dan mengurungnya di salah satu ruangan di istananya. Naeun masih tertidur, ia mungkin takkan terbangun sampai Suzy memanfaatkannya untuk menghidupkan Myungsoo.
Di tempat dimana Hyeri terkurung oleh Water Prison Woohyun, para Chaser dan Tamer yang sudah dihipnotis oleh Suzy tampak menunggu perintah darinya. Entah itu untuk menghabisi Hyeri atau yang lain. Suzy tampak berjalan ke arah mereka.
“Lepaskan dia” kata Suzy pada Woohyun. Woohyun mengangguk hormat.
“Baik Nona” jawab Woohyun sambil melepas Water Prison yang menyelubungi Hyeri. Hyeri terjatuh, tubuhnya basah kuyup. Ia tersengal-sengal dan tak berdaya.
“Sekarang, bawa aku ke tempat sepatu itu berada” kata Suzy memerintah Hyeri yang tengah tersengal-sengal dengan tubuh basah kuyup itu.
“A..Aku…Tak Bisa” katanya sambil mengatur nafasnya.
“Aku tak peduli, kau harus membawaku ke sana” kata Suzy menuntut, ia tak mau tahu.
“Kekuatanku terserap oleh Water Prison tadi, sekarang aku tak bisa menggunakannya lagi” kata Hyeri, ia jujur karena memang kekuatannya terserap oleh Water Prison Woohyun. Ia tak bisa menggunakannya untuk saat ini, atau untuk jangka waktu yang ia pun  tak tahu.
“Jangan bohong!!” bentak Suzy, ia tak mempercayai kata-kata Hyeri. “Woohyun, siksa dia lagi! Memang dia perlu diberi sedikit pelajaran!!” kata Suzy pada Woohyun.
“Arrggghh” teriak Hyeri begitu Water Prison Woohyun mengurungnya lagi, seluruh tubuhnya sakit luar biasa karena tekanan air yang begitu besar, dan ia pun tak bisa bernafas.
“Cukup” kata Suzy memerintah Woohyun untuk melepas Water Prisonnya. Hyeri pun terjatuh ke lantai lagi. Keadaannya lebih mengenaskan dari sebelumnya.
“Sekarang bawa aku ke earthland” perintah Suzy pada Hyeri. Hyeri hanya mengangkat kepalanya sedikit, ia tak mampu bicara. Seluruh tubuhnya sakit, dan ia merasa tak bisa bertahan lagi. Sekejap kemudian ia pun pingsan. Suzy yang melihat Hyeri tak sadarkan diri semakin kesal. Ia ingin cepat mendapatkan sepatu itu tapi satu-satunya orang yang bisa membawanya ke tempat sepatu itu berada malah kehilangan kekuatannya. Ia mengumpat dalam hati. Suzy menatap Hyeri yang terbaring tak berdaya itu dengan kesal dan menendang kakinya.
“Ya!! Bangun!! Dasar tak berguna!!” umpat Suzy pada Hyeri. Ia kemudian beralih menatap Woohyun “Ya!!! Kau juga, kenapa kau membuat kekuatannya hilang!! Aku masih membutuhkan kekuatannya, dasar kalian semua bodoh!!” umpat Suzy lagi, kini ia menatap semua orang yang berada di ruangan itu. Ia benar-benar kesal dan marah karena rencananya yang tinggal selangkah lagi malah gagal.
“Enyahkan gadis tak berguna ini dari hadapanku! Cih, aku tak butuh dia lagi!” bentak Suzy pada anak buahnya sambil bergegas pergi dari ruangan itu.
Woohyun membungkuk dengan hormat ke arah Suzy, begitu pula Chaser dan Tamer yang lain. Hyeri masih terbaring tak berdaya dan belum sadarkan diri.
End of flashback
“Begitu aku bangun, aku sudah berada di Silent Forest. Sekujur tubuhku nyeri dan aku tak punya kekuatan apapun. Membuat bubble light pun aku tak bisa.” Hyeri melanjutkan ceritanya. Ekspresinya muram. Bahkan sampai sekarang pun ia tak bisa menggunakan kekuatan berpindah dimensinya.
“Lalu, apa yang terjadi selanjutnya?” Eunji bertanya seakan menuntut Hyeri untuk melanjutkan ceritanya.
“Aku memulihkan diriku di rumah kayu ini. Namun kekuatanku untuk membuka pintu dimensi lain tetap tak bisa digunakan. Setelah berlatih beberapa lamanya, kekuatan pertahanan dan teleportasiku akhirnya kembali, namun itu pun sangat terbatas.” Lanjut Hyeri.
Eunji terdiam sejenak. Dari tadi ada yang sangat menganggu pikirannya. Ya, tentang sepatu itu. Apakah sepatu kaca yang diceritakan Hyeri sama dengan sepatu kaca yang dilihatnya tempo hari saat ia masih di Earthland?
“Hyeri ah, lalu bagaimana dengan sepatu itu? Dimana benda itu sekarang?” tanya Eunji menyuarakan apa yang ada di dalam pikirannya.
“Aku tak tahu, mestinya sepatu itu ada di Earthland sekarang, Suzy belum berhasil mengambilnya, kurasa. Tetapi, aku merasakan kekuatan sepatu itu berada amat dekat dengan kita. Entahlah, aku tak yakin” kata Hyeri menjawab pertanyaan Eunji.
“Jadi sepatu itu ada di dimensi ini? Oh ya, seingatku saat aku jatuh dari atap itu aku sedang membawa sepatu kaca itu. Tapi, entahlah, aku lupa..” kata Eunji, dahinya berkerut berusaha mengingat-ingat.
“Mwo!!!” jadi sepatu itu memang benar-benar ada di Scientia?!!” Hyeri terkejut. Ia sebelumnya tak yakin sepatu kaca itu berada di Scientia, namun perkataan Eunji meyakinkannya.
“Eh.. aku tak tahu.. apakah sepatu kaca itu sepatu yang sama seperti yang ada dalam ceritamu.. tapi aku ingat betul, sepatu itu ikut jatuh bersamaku dari atap.” Jawab Eunji.
Hyeri terlihat tenang kembali, ia tampak berpikir, lalu mengangguk-angguk sendiri. Eunji heran melihat sikap Hyeri yang unik.
“Jadi begitu, aku paham sekarang. Intinya, saat kalian jatuh dari atap itu, entah kenapa pintu dimensi yang aku buat dulu tiba-tiba terbuka, dan tadaah kalian masuk ke dimensi ini. Dan yaaah, bersama sepatu itu, kurasa. Tapi sekarang pertanyaannya adalah, dimana sepatu itu???” Hyeri mengoceh sendiri. Eunji merasa diacuhkan sehingga ia beralih menatap Hoya yang masih terlelap.
“Apakah kalian melihat sepatu itu saat pertama kali berada di sini??” tanya Hyeri antusias. Mengetahui letak sepatu itu amat penting baginya, sebelum jatuh ke tangan Suzy yang jahat.
Eunji kembali menatap Hyeri yang sedang menatapnya, menuntut jawabannya segera.
“Aku tak melihat benda aneh di sekitarku saat itu” jawab Eunji. Seketika Hyeri kecewa.
“Ya, aku juga tak melihat apapun saat memindahkan kalian kemari dengan teleportasiku” Hyeri menambahkan.
“Lalu apa yang akan kita lakukan sekarang?” tanya Eunji. Hyeri menatap Eunji, matanya berkilat, tekadnya sudah bulat. Ia tak akan membiarkan sepatu itu jatuh ke tangan Suzy.
“Kita harus mendapatkan sepatu itu, sebelum Suzy mendapatkannya.” Kata Hyeri
“lalu?” tanya Eunji lagi. Ia masih belum tahu apa rencana Hyeri.

“Kita akan menyegelnya, agar sepatu itu tak bisa membuat kekacauan takdir lagi di Scientia maupun di Earthland” Kata Hyeri lagi. Eunji mengernyit, ia belum paham apa maksud Hyeri. Namun, ia paham kalau sepatu itu sama sekali tidak membawa pengaruh baik dimana pun. Ya, ia harus mendapatkannya dan menyegelnya sebelum orang lain khususnya Suzy menggunakannya untuk kejahatan dan obsesi pribadinya.

~oOo~

Jujur, aku sebagai yang nulis aja bingung. Hahaha. Semoga yang baca nggak bingung deh ya~
Oh iya, ff baru yang aku bilang di post sebelumnya, mungkin baru aku post setelah part 6 FF ini selesai. Semoga bisa cepet. hohoho.
Ternyata bisa ngepost FF aja seneng banget. LOL. I'm such a simple minded person after all.

Too Hard to Handle, Loneliness

Kesepiaaaan. Banget.
Nggak ada kerjaan, guling sana guling sini di kasur, nonton running man, online, download apa aja sampe bingung apa yang harus didownload lagi. Baca buku juga bingung mau baca apa. Dan liat tanggal, oh men tanggal satunya masih lama banget. What I'm suppose to do??

Dan akhirnya saya.. jeng jeng.. bikin FF baru. -__-
FF lama aja nggak cepet diselesein malah bikin yang baru? Author gila memang saya ini. kkkkk.
Genrenya tetep rada action, rada romance, rada angst, dan rada gak beres ceritanya. yaiyalah, yang nulis aja juga rada gak beres. LOL. Post FF nya nanti aja ya, masih galau soalnya mau bikin oneshot, drabble, atau chapter, atau nggak jadi nulis *loh. Haha.

Sekian dari saya terimakasih.
*gulung gulung lagi di kasur.

Senin, 22 Juli 2013

Things That Going Through My Head Before Sleeping...

Post kali ini tentang hal hal yang nggak sengaja atau disengaja (?) mampir di otak sebelum tidur. Berhubung otak saya rada nggak beres dikiiiit, jadi ya gitu lah, yang dipikir random banget. -_-

#Internship oh internship..

Internship, nama kerennya KP alias kerja praktek. Hal satu ini berhasil bikin galau berkepanjangan. Selama setahun bro galaunya. Gile. Mulai dari ngajuin proposal, minta tanda tangan, nunggu surat pengantar, ditolak, ngurus lagi, ngajuin proposal lagi, nunggu surat lagi, dan ditolak lagi, oke mewek deh saya. LOL. Dan akhirnya setelah mengalami penolakan dua kali dan PHP sekali, aku akhirnya diterima Kerja Praktek di salah satu Industri Petrochemichal di Gresik. -_-. Rempong bener dah. Cobaan banget. Dan mulai KP nya Agustus, sebelum itu harus bolak balik Surabaya Gresik buat ngurus ini itu, tapi seru sih lumayan daripada nganggur dirumah, nambah gendut sih iya. -_-.
Ngomong soal kesiapan Kerja Praktek, siap sih siap tapi ilmunya agak nggak yakin. Takut lupa. hahaha. Semoga nggak deh ya. Amiin.

#My Opinion about Silent Reader

Silent Reader? Reader yang nggak banyak omong? hmm. Bagi ku sih nggak masalah. Malah aku heran sama author yang maksa maksa buat comment. Haha. Sebenernya, apa toh tujuan bikin fanfiction itu? Kalo aku sih menyalurkan hobi dan harapan dan keinginan (haishh) memasangkan si ini sama si itu, idol ini dan idol itu. Itu saja, nggak ada keinginan untuk di rate dan di comment. Itu kalo aku sih. Sebenernya aku sendiri juga termasuk silent reader. Baru mau comment kalo emang fanfic itu bagus dan worth comment lah. Kejem memang, tapi beginilah saya. LOL

#Engineer wanna be vs Fangirl

Gini gini aku termasuk engineer wanna be loh. Calon process engineer, weh sangar bener deh. Haha. Tapi kalo uda liburan, jadi lah saya seorang fangirl. LOL. Berasa punya kepribadian ganda. Kalo di kampus, kuliah aktif gitu berasa jadi orang paling sibuk, ngerjain tugas ini itu sampe nggak waktu buat update MV kpop. Tapi begitu liburan, masalah kampusnya dilupain se lupa lupanya, full and non stop fangirling. Okay, that's really me. Hul~

#I am a shipper..

Kalo jiwa shipper lagi kumat, tiap malem (nggak tiap malem juga sih sebenernya) mesti bayangin idol ini sama idol itu. Kepoin rumor rumor mereka, nyari foto manipulasi mereka, baca fanfic mereka sampe mata pedes dan nge caps moment mereka yang nggak sengaja tertangkap kamera. Gilee, stalker banget. -__-

Yah, segitu aja, sebenernya sih masih banyak, tapi yang berhasil direkam otak cuma segitu. Jadi ya segitu aja (apaan ini? hul~).

Minggu, 21 Juli 2013

[FF] Curse of the Glass Shoes Part 4

Akhirnya author dapet hidayah juga, setelah berminggu minggu galau kerja praktek, presentasi ke dosen, dll sempet juga update ff satu ini.  Kekeke ini dia ff jadul part 4, semoga nggak makin absurd.

~oOo~


Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
Girls Day Hyeri as Lee Hyeri
Miss A Suzy as Bae Suzy
INFINITE Sungkyu as Kim Sungkyu
A PINK Namjoo as Kim Namjoo
KARA Hara as Goo Hara
BEAST Junhyung as Yong Junhyung
BEAST Kikwang as Lee Kikwang
SECRET Hyosung as Jeon Hyosung
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.

Chapter 4. Scientia

Sungkyu terus menuntut jawaban dari Eunji dan Hoya. Ia memicingkan matanya, curiga pada mereka berdua.
“Oppa, kita harus segera melapor pada nona Suzy” kata Namjoo pada Sungkyu. Sungkyu mengangguk dan menurunkan pedangnya.
Hoya sadar kalau membiarkan 2 orang itu lolos, maka keselamatan mereka akan semakin terancam. Ia tiba-tiba dengan serta merta menyerang Sungkyu. Sungkyu yang lengah tak sempat menghindar. Ia terluka.
“Oppa!!” teriak Namjoo mendapati Sungkyu terkapar di tanah. Dengan panik ia mengobati Sungkyu dengan kekuatannya. Namjoo memandang dengan benci ke arah Hoya.
“Maaf” kata Hoya pelan. “Aku tak punya pilihan lain, aku juga punya orang untuk ku lindungi” kata Hoya lagi.
Namjoo membentuk bubble light dan menyelubungi tubuhnya dan tubuh Sungkyu. Ia menghilang dari tempat itu.
Hoya yang tenaganya terkuras, jatuh ke tanah. Napasnya tersengal-sengal.
“gwenchana?” tanya Eunji yang dudul di samping Hoya.
“Ne, aku tak apa, ayo kita kembali ke Hyeri saja. Disana lebih aman” kata Hoya seraya bangun walaupun tubuhnya amat lemah. Eunji membantunya berdiri dan memapahnya. Mereka berdua kembali ke rumah kayu Hyeri.
“Hyeri sshi, maafkan kami.” Kata Eunji sambil mengetuk pintu rumah Hyeri. Eunji sangat berharap Hyeri membukakan pintu untuk mereka. Keadaan Hoya sudah amat menyedihkan. Ia kelelahan dan tubuhnya penuh luka. Walaupun luka kecil tetapi Eunji tak bisa membiarkannya. Hoya harus diobati. Dan mereka berdua harus makan.
Eunji bersyukur sekali ketika Hyeri membukakan pintu dan muncul di depannya.
“Maafkan kami Hyeri sshi, aku mohon obati Hoya, dia..dia..aku tak tahan melihatnya begitu” kata Eunji sambil menatap Hoya yang sedang dipapahnya.
Hyeri tak menyahut, ia hanya mengisyaratkan mereka untuk masuk. Eunji tak enak hati pada Hyeri. Berkali-kali ia minta maaf, namun Hyeri menolak untuk menanggapi.
“Maaf Hyeri sshi, kejadian ini begitu cepat, dan sulit dipercaya. Jadi, maafkan kami yang tak percaya pada ceritamu dulu. Maaf.” Kata Eunji, wajahnya memelas.
Hyeri yang sedang mengobati Hoya dengan sihirnya berhenti dan menatap Eunji. Wajahnya menyiratkan pertanyaan ‘benarkah kau yakin padaku’ yang ditanggapi Eunji dengan anggukan. 
“Aku percaya padamu, kalau aku tak percaya aku tak mungkin membiarkanmu eehm dengan sihirmu itu menyentuh Hoya” kata Eunji sambil tersenyum. Hyeri mencerna kata-kata Eunji dan dia mengangguk.
“Yah, iya sih” kata Hyeri singkat,
“Jadi, mau bercerita lagi tentang aku dan Hoya yang dari negeri ini? Eunji bertanya pada Hyeri sambil menelengkan kepalanya. Ia berharap Hyeri mau bercerita lagi.
“Janji, tidak akan tertawa dan mengejekku?” tanya Hyeri
“Ne, kan aku sudah percaya padamu” jawab Eunji sambil tersenyum lebar. “Eh, sebelum itu, apa Hoya sudah baik-baik saja?” tanya Eunji khawatir melihat Hoya tak juga bangun.
“Tenang saja, dia hanya kelelahan dan tidur, lukanya sudah aku obati” jawab Hyeri menenangkan Eunji.
“Gomawo Hyeri ah. Boleh kan aku memanggilmu begitu?” tanya Eunji berusaha membuat suasana lebih nyaman.
“Tentu saja, dari dulu eonnie memanggilku begitu. Eh maksudku, Eunji yang berasal dari negeri ini, yah, jiwa Eunji eonnie ada di tubuhmu jadi kurasa sama saja. Ah aku bingung.” Kata Hyeri sambil mengacak rambutnya. Kunciran rambutnya yang rapi jadi berantakan.
“Aku mengeri, aku mengerti. Jadi jiwa Eunji dari negeri ini berada dalam tubuhku dan membuatku mempunyai kekuatan supranatural, begitu kan?” tanya Eunji
“Ya, kira-kira seperti itulah. Aku hanya bisa menghapus  ingatan, karena itu kekuatan Eunji eonnie yang bisa melihat masa depan kadang muncul saat kau di earthland” jawab Hyeri sambil menatap Eunji.
“Lalu, sebenarnya negeri seperti apa Scientia itu?” tanya Eunji. Ia ingin Hyeri menceritakan semuanya dari awal hingga ia mengerti.
“Baiklah, kalau begitu dengarkan baik-baik” kata Hyeri memulai ceritanya.

Flashback

Scientia. Negeri itu berada di suatu hamparan tanah yang subur menghijauh, dikelilingi bukit penuh dengan pohon-pohon besar nan tinggi. Penduduknya hanya sekitar 4000 orang. Di sebelah utara terdapat lembah yang dipenuhi bunga-bunga beraneka jenisnya. Di sebelah timur terdapat hutan yang sangat lebat, pohon-pohonnya tinggi dengan daun kecil namun rapat. Kerajaan negeri Scientia berada di sebelah utara. Kastil kerajaan ini berwarna putih seakan bersinar karena memantulkan cahaya matahari yang menerpanya. Kastil itu tampak semarak dengan hiasan buanga mawar putih di pintu gerbangnya. Sepanjang jalan menuju dalam kastil itu terpasaang hiasan bunga-bungaan. Suasana di dalam kastil lebih semarak lagi. Putri generasi pertama telah terpilih.
“Putri Hara, selamat atas pengangkatanmu sebagai putri” para pengawal, prajurit dan pelayan kerajaan itu tak henti-hentinya memberi selamat padanya.
“Ne, gamsahamnida.” Kata Putri Hara pada tiap orang yang memberi selamat padanya.
Putri generasi pertama negeri Scientia itu bernama Goo Ha Ra. Raja Lee Kikwang dan Ratu Jung Hyosung memutuskan ia menjadi putri karena kepribadiannya yang ceria, ramah dan bijaksana sehingga bisa menghubungkan Raja dan Ratu dengan rakyatnya. Bukan hanya itu, ia juga seorang Tamer. Tentunya dengan kekuatan yang istimewa dan hebat, yaitu mengendalikan emosi,  Chaser yang telah ia kendalikan bernama Taecyeon. Hara sudah menganggap Taecyeon seperti kakak laki-lakinya sendiri.
Hari itu hari yang sangat spesial bagi Putri generasi pertama. Raja dan Ratu telah mengumumkan bahwa putri generasi pertama akan dijodohkan dengan pangeran dari kerajaan lain.
“Wahai rakyatku, ada pengumuman penting selain pengangkatan putri generasi pertama di hari yang bahagia ini.” Raja Lee Ki Kwang berdiri dari singgasananya dan berkata pada rakyatnya yang sedang sibuk memberi selamat pada Putri Hara.
Serentak, rakyat Scientia yang sedang sibuk sendiri-sendiri itu menyimak perkataan raja mereka. Raja Lee Kikwang tersenyum melihat rakyatnya. Putri Hara ikut memperhatikan perkataan raja.
“Putri generasi pertama akan menikah dengan pangeran dari kerajaan Genera, Pangeran Yong Junhyung, beri selamat pada Putri Hara” Raja Lee Kikwang dengan gembira berkata. Rakyat Scientia serempak bertepuk tangan dan memberi selamat pada Putri Hara sekali lagi.
Hara terkejut atas pengumuman yang amat tiba-tiba itu. Ia akan menikah. Mengejutkan memang, tapi ia harus menerimanya. Dengan pikiran positif ia mematuhi perintah Raja, ia berpikir mungkin menikah dengan pangeran dari negeri lain itu pilihan yang bagus, untuk Scientia dan dirinya.
Beberapa minggu kemudian, digelar lah upacaranya pernikahan Putri Hara dan Pangeran Junhyung. Mereka tampak bahagia. Berkali-kali rakyat Scientia bersorak gembira melihat Putri dan pangeran itu. Putri Hara menatap Junhyung yang sudah resmi menjadi suaminya itu.
“Apa kau bahagia?” tanya Putri Hara pada suaminya di tengah upacara pernikahan mereka.
“Ya. Apa kau mencintaiku?” tanya pangeran Junhyung pada Hara. Ia tersenyum penuh arti.
“Menurutmu?” tanya Hara, mencoba menggoda Junhyung.
“Menurutku iya” jawab Junhyung cepat. Ia tiba-tiba menarik Hara mendekat ke arahnya dan menciumnya. Rakyat Scientia yang menyaksikan itu serentak bersorak, ada yang tersipu dan berkomentar ini itu. Tapi mereka semua amat bahagia di hari itu.
Begitulah Scientia kala itu. Tenang, aman, damai, dan bahagia. Raja dan Ratunya berumur panjang, bijaksana luar biasa. Tak ada menteri-menteri dalam kerajaan itu, yang ada hanyalah Putri. Putri generasi pertama telah terpilih. Putri disini bukanlah anak dari Raja dan ratu namun Tamer berkekuatan luar biasa dan berhati baik serta bijaksana. Ia bertugas menyampaikan suara rakyat Scientia pada Raja dan Ratu. Chaser yang merusak lingkungan Scientia tetap ada namun bisa dikendalikan dengan baik oleh Tamer-tamer yang telah terlatih. Apa itu Chaser? Makhluk pengejar nafsu merusak ini sering mengacaukan Scientia dengan kekuatan mereka yang hebat. Namun, mereka berhasil dikendalikan oleh Tmaer. Tamer memiliki kekuatan spesial yang berbeda tiap individunya. Kekuatan mereka muncul secara alami. Namun bisa dilatih sehingga semakin besar kekuatannya. Para Tamer dididik untuk melatih kekuatannya dalam sebuah akademi Tamer. Hanya tamer-tamer dengan bakat luar biasa serta hati yang bersih lah yang akan dinobatkan menjadi seorang putri.  Tamer bertugas untuk mengendalikan The Chaser, makhluk berkekuatan besar yang hanya mengejar nafsu membunuh serta menghancurkan alam sekitarnya. Dalam mengendalikan The Chaser, tak jarang tamer mati terbunuh. The chaser hanya dapat sepenuhnya dikendalikan apabila dia telah  mau menitipkan jiwanya pada Tamer. Jadi singkatnya, untuk mengendalikan the chaser sepenuhnya, Tamer hanya cukup dengan membuatnya jatuh cinta sehingga dengan sukarela menitipkan jiwanya pada Tamer. Namun banyak juga kasus dimana The Chaser mau dikendalikan walaupun mereka tidak mencintai Tamernya. Seperti Goo Hara dan Taecyeon, mereka bukan terikat karena cinta namun karena perasaan yang lain. Tamer dan Chaser bagaikan soulmate, tamer mengendalikan kekuatan milik Chaser agar tidak merusak alam dan mereka bertugas untuk menjaga Scientia dari ancaman dari dimensi lain. Jika Tamer mati, maka  jiwa The Chaser akan ikut bersama Tamernya, yang tertinggal hanyalah tubuh The Chaser yang berkekuatan besar serta nafsu menghancurkan. Kematian Tamer yang telah sepenuhnya mengendalikan The Chaser berkekuatan besar adalah bencana bagi negeri Scientia ini.
Putri Hara dan Pangeran Junhyung hidup bahagia di Scientia. Putri Hara menjabat sebagai putri generasi pertama lama sekali. Sampai suatu saat, ia meninggal karena sakit. Negeri Scientia pun amat berduka atas kematiannya. Namun roda pemerintahan Scientia harus terus berputar. Saat itu, ada 8 Tamer yang amat menonjol dibanding yang lain. Namun mereka masih harus berlatih lebih di akademi. Jadilah Pangeran Junhyung mengambil alih tugas Putri Hara sementara. Tetapi karena ia masih berduka, pangeran Junhyung tidak dapat melaksanakan peran dobel itu dengan baik. Akhirnya Raja dan Ratu bertindak agar kedelapan calon putri itu bisa menjadi lebih kuat dengan waktu yang lebih singkat, yaitu memberi mereka misi. Misi pertama mereka adalah mengendalikan Chaser. Tamer yang dapat mengendalikan Chaser mendapat poin plus untuk menjadi seorang putri. Delapan Tamer itu berhasil mengendalikan Chaser dengan kekuatan mereka yang spesial. Pasangan Chaser dan Tamer itu 5 diantaranya adalah penjaga gerbang yaitu penjaga gerbang 1: Nam Woohyun-Park Chorong, penjaga gerbang 2: Kim Sungkyu-Kim Namjoo, penjaga gerbang 3: Lee Sungyeol-Hong Yookyung, penjaga gerbang 4: Jang Dongwoo-Yoon Bomi dan penjaga gerbang 5: Lee Sungjong-Oh Hayoung. Sisanya adalah kandidat kuat menjadi putri generasi kedua yaitu, Jung Eunji- Lee Hoya, Son Naeun-Kim Myungsoo dan Suzy-Kim Soohyun.
Akhirnya terpilihlah Putri generasi kedua, yaitu Jung Eunji. Namun tragedi terjadi padanya, ia tewas di tangan calon suaminya sendiri.

End of flashback

“Tunggu, jadi aku eh maksudku Eunji dari Scientia adalah Putri generasi kedua?” Eunji tiba-tiba menyela cerita Hyeri. Hyeri agak tidak suka ceritanya disela seperti itu, namun ia maklum saja.
“Ne, tapi aku melihat….. Eonnie.. ehhm, maksudku, Pangeran Kim Bum membunuh eonnie dan Hoya oppa” kata Hyeri sambil memeluk tubuhnya sendiri. Ia gemetar mengingat kejadian mengerikan itu. Eunji tampak khawatir dengan Hyeri yang tiba-tiba gemetar itu.
“Hyeri ah, gwenchana?” tanyanya khawatir.
“Ne, tak apa. Lagi pula Eunji eonnie dan Hoya oppa belum mati, jiwa mereka ada di tubuh kalian” jawab Hyeri berusaha menenangkan dirinya sendiri.
“lalu, apa yang terjadi setelah aku, eh maksudku Eunji dari Scientia pergi dan eeh jiwa mereka masuk ke tubuhku dan tubuh Hoya?” tanya Eunji ingin tahu kelanjutan cerita Hyeri.
“Naeun eonnie diangkat menjadi putri generasi ketiga, tapi…” kata-kata Hyeri terputus. Dahinya berkerut, ia sepertinya tidak ingin mengingat kejadian tak mengenakkan itu lagi.
“Suzy membunuhnya. Tidak hanya Naeun eonnie, ia juga membunuh Myungsoo oppa, menghipnotis Tamer dan Chaser yang tersisa, membuat Raja dan ratu tidur selamanya. Ia juga menyihir rakyat Scientia dengan mantra yang membuat mereka tidur selama berpuluh bahkan beratus rahun.” Kata Hyeri melanjutkan ceritanya yang sempat terputus. “Ia juga membuatku kehilangan sebagian besar kekuatanku, namun untungnya aku tak jatuh dalam pengaruh hipnotisnya” kata Hyeri lagi.
“Suzy? Siapa dia?” tanya Eunji lagi. Ia merasa nama Suzy sering disebut-sebut oleh Hyeri.
“Wanita jahat. Setidaknya sekarang. Dulu ia Tamer yang baik,ambisius namun tak sejahat sekarang. Entah apa yang merasukinya sehingga bisa melakukan hal-hal mengerikan itu. Aku juga tak tahu berasal darimana kekuatannya yang amat besar itu” Kata Hyeri.
Eunji tampak mengerutkan dahinya. Berusaha merangkai detil demi detil cerita Hyeri menjadi suatu rangkaian kejadian.
“Lalu… Naeun, siapa dia?” tanya Eunji lagi.

Hyeri menghela napas, ia benar-benar tak ingin mengingat kejadian itu. Kejadian menyedihkan yang menimpa putri generasi ketiga. Son Na Eun. 

~oOo~

Tiba tiba bingung sendiri. ~.~
Untuk part 5 semoga saya dapet hidayah lagi biar cepet ngepost. Thanks *bow

Selasa, 09 Juli 2013

[FF] Curse of the Glass Shoes Part 3

Lama nggak buka blog dan jeng jeng. Author galau membawa ff jadul part 3. lol, semakin absurd, aneh, ancur, tapi silakan dinikmati bagi yang mau. *galau KP lagi,

~oOo~


Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
INFINITE Sungjong as Lee Sungjong
A PINK Hayoung as Oh Hayoung
Kim Bum as Kim Bum
Girls Day Hyeri as Lee Hyeri
Miss A Suzy as Bae Suzy
INFINITE Sungkyu as Kim Sungkyu
A PINK Namjoo as Kim Namjoo
BEAST Kikwang as Lee Kikwang
SECRET Hyosung as Jeon Hyosung
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.

Chapter 3. Welcome

Eunji merasa seperti tidur begitu lama di ruang yang gelap gulita. Ia berusaha membuka matanya, tetapi hanya kegelapan yang ia jumpai. Lama sekali ia berada dalam kondisi seperti itu sampai suatu ketika ia melihat satu titik putih, titik itu kemudian membesar dan membesar sehingga membentuk garis. Ia merasakan matanya terbuka perlahan dan melihat berkas-berkas cahaya yang menembus pepohonan. Eunji mengerjapkan mata, berusaha mengingat apa yang terjadi padanya, dimana ia sekarang dan.. tiba-tiba ia terperanjat, ia ingat tentang Hoya yang terakhir kali ia ingat sedang jatuh dari atap gedung kampusnya. Segera ia menoleh kanan kirinya, dan begitu leganya ia mendapati Hoya berada di sampingnya. Namun matanya tertutup, seberkas kekhawatiran muncul di hati Eunji. Segera ia bangun dan beranjak menuju sisi Hoya.
“Hoya ah! Ya! Bangun!” kata Eunji tepat di depan wajah Hoya.
Hoya hanya diam tak bergerak. Eunji memegang pipi Hoya, ia agak lega merasakan kulit Hoya yang masih hangat.
“Ya! Lee Hoya! Cepat bangun” kata Eunji lagi sambil menepuk pipi Hoya.
Hoya masih diam tak bergerak, Eunji memeriksa nafas Hoya, dan ia tidak bisa merasakannya. Eunji diserang gelombang kepanikan yang luar biasa. Pikiran buruk mulai menghantuinya. Apakah Hoya sudah mati? Tidak, tidak mungkin. Eunji segera menepis segala pikiran buruk itu.
Ia mengguncang tubuh Hoya, amat berharap Hoya segera bangun dan mengatakan ia baik-baik saja.
“Hoya ah, kenapa kau diam saja? Jawab aku” kata Eunji, ia mulai sesenggukan, air matanya menetes membasahi wajah Hoya yang diam tak berekspresi.
“Lee Hoya, bangunlah, kajja, aku belum mengatakan hal yang sangat penting padamu” kata Eunji, air matanya sudah tumpah. Kepalanya tertunduk, matanya terus mengamati wajah Hoya, berharap ada sedikit pergerakan, sekecil apapun itu. Namun Hoya hanya diam.
“Hoya ah, saranghae, cepatlah bangun, jangan tinggalkan aku disini sendirian, Hoya ah.. bangun lah” kata Eunji mulai putus asa karena Hoya tak kunjung bangun.
Eunji sesenggukan, ia memeluk tubuh Hoya erat berharap ada pergerakan sedikit saja darinya. Namun lagi-lagi Hoya tetap tak bergerak. Eunji menangis sejadi-jadinya, ia tidak bisa terima Hoya mati meninggalkannya, apalagi ada hal penting yang belum ia sampaikan.
Eunji terus menangis dan memeluk tubuh Hoya, sampai akhirnya Hoya bergerak. Matanya mulai membuka. Eunji yang melihat itu tidak percaya dengan yang ia lihat. Hoya masih hidup.
“Eun..ji ah?” kata Hoya begitu melihat Eunji. Eunji mengangguk dan langsung memeluk Hoya dengan erat.
“Syukurlah..” kata Eunji sambil menangis lagi, kelegaan luar biasa ia rasakan saat memeluknya.
Hoya heran melihat Eunji yang banjir air mata dan memeluknya dengan erat. Ia tidak bisa ingat apa-apa. Hal terakhir yang ia ingat adalah ketika ia terjatuh dari atap dan melihat Eunji meraih tangannya. Selebihnya Hoya tidak ingat apa yang terjadi pada mereka setelah itu.
“Wae? Kau kira aku sudah mati?” kata Hoya setelah Eunji melepas pelukannya.
Eunji mengangguk sambil mengusap matanya yang basah.
“Wajahmu semakin jelek kalau menangis seperti itu” kata Hoya melontarkan ejekannya pada Eunji, berharap Eunji menanggapinya sehingga berhenti menangis.
“Ya! Kau tidak tau betapa paniknya aku saat melihatmu tak bergerak, aku takut kau mati..atau jiwamu hilang..atau apapun lah.. padahal aku… aku belum… “ Eunji tak dapat meneruskan kata-katanya.
“Belum apa?” tanya Hoya
“Ah sudahlah!” Eunji berseru frustasi.
Hoya terkekeh pelan. Ia kemudian mengamati keadaan sekelilingnya. Pohon-pohon besar yang rimbum berada di sekitar mereka. Pohon-pohon amatlah besar, batangnya tinggi sekali, ber-meter-meter, daun-daunnya kecil namun rapat sehingga sinar matahari tidak bisa menembusnya. Hoya langsung berpikir mereka sedang berada di sebuah hutan. Hutan yang gelap, namun untungnya berkas-berkas sinar matahari masih bisa menerangi walaupun hanya remang-remang. Eunji masih sibuk menenangkan diriinya sendiri, mengusap air matanya. Hoya mulai berdiri, Eunji mengikuti pergerakan Hoya.
“Eunji ah, dimana kita?” tanya Hoya sambil melihat sekeliling. Berusaha mengenali hutan itu dari jenis pohon-pohonnya. Namun ia belum pernah melihat pohon jenis itu, pohon itu hanya ada di cerita fiksi masa lampau atau dongeng penyihir yang sering ia tonton di TV.
“Mollayo, aku tidak tahu.” Jawab Eunji yang mulai bingung, mereka sedang berada dimana.
Saat Eunji dan Hoya sedang sibuk berpikir apa yang terjadi pada mereka dan mereka berada dimana. Dua sosok bergerak ke arah mereka dengan kecepatan yang luar biasa. Kilat yang amat menyilaukan tiba-tiba menyambar di tempat dimana Eunji dan Hoya berada. Sejenak mereka tidak bisa melihat apapun. Hingga dua orang sosok menampakkan diri di depan mereka. Seorang wanita, memakai gaun putih, dengan rambut hitam sebahu, sedangkan yang satu lagi seorang pria memakai baju hitam dengan jubah panjang semata kaki, sebuah pedang terselip di pinggangnya. Dua orang itu memandang Eunji dan Hoya dengan curiga.
“Siapa kalian?” tanya si pria kepada Eunji dan Hoya. Eunji dan Hoya bingung menjawab apa, namun dalam hati mereka lega karena ada orang lain selain mereka di hutan yang gelap itu.
“Pasti parasit lagi, akhir-akhir ini sering muncul parasit di sini, entah kenapa. Oppa, lebih baik cepat habisi dan bereskan parasit-parasit ini.” Kata si wanita bergaun putih itu.
Hoya merasa ada sesuatu yang tidak beres, ia berfirasat buruk.
“Tunggu, tunggu, siapa kalian?” Hoya balik bertanya pada pria berbaju hitam itu.
Gadis bergaun putih itu mendengus kesal, sepertinya sedikit sebal pada Eunji dan Hoya yang tidak mengenali mereka.
“Sepertinya kalian memang parasit, datang dari dimensi mana kalian hah?” tanya si pria berbaju hitam itu.
Hoya mulai tidak sabar dan kesal pada mereka berdua, kenapa tidak menjawab pertanyaannya malah bertanya balik. Eunji menenangkan Hoya dengan menepuk bahunya.
“Sebentar, kami hanya bertanya siapa anda-anda ini, karena kami memang tidak tahu sedang berada dimana” kata Eunji dengan sabar menjelaskan pada gadis bergaun putih dan pria itu.
“Baiklah, sepertinya kalian memang butuh penjelasan. Yah, walaupun sebentar lagi kalian lenyap, tapi ada baiknya kalian tau dimana kalian dilenyapkan bukan?” gadis itu tersenyum sinis kemudian melanjutkan “Dengar baik-baik, kalian berada di Scientia, negeri milik nona Suzy, tidak sembarang orang boleh masuk ke sini, jadi parasit-parasit yang tak tau asalnya seperti kalian ini harus dilenyapkan. Dan, dengar baik-baik lagi, kami adalah Chaser dan Tamer penjaga gerbang lima yang ditugaskan untuk melenyapkan kalian. Oh iya satu lagi, aku Oh Hayoung dan dia Lee Sungjong. Ingat nama kami baik-baik ya, karena kami lah yang akan melenyapkan kalian.” Kata gadis bergaun putih yang mengaku bernama Oh Hayoung itu panjang lebar. Eunji hanya bisa menyimak dengan seksama.
Oke, jadi kita tidak sedang berada di bumi. Eh setidaknya masih bumi, tapi bukan bumi yang itu. Bumi yang ini bernama Scientia, dan pemilik Scientia adalah orang yang dipanggil Suzy itu. Sistem pemerintahan apa yang dianut negeri ini sehingga hanya ada satu pemilik? Dan hey, pemilik? Sepertinya system pemerintahan manapun tidak ada yang memakai istilah “pemilik”, begitu pikir Eunji.
Eunji sibuk dengan pikirannya yang menerka-nerka negeri seperti apa Scientia ini, ketika Sungjong mencabut pedangnya dan mengarahkannya pada Eunji.
“Eunji yah!!!!” Hoya melihat pergerakan Sungjong dan menarik Eunji agar terhindar dari sabetan pedang Sungjong.
Hoya menarik Eunji ke pelukannya dan mendekapnya erat. Ia nyaris terlambat. Tapi untungnya, Eunji masih baik-baik saja. Hoya menyuruh Eunji berlindung di balik bahunya, walaupun sedikit tidak efektif tapi setidaknya lebih menenangkan hati Eunji.
“Hoo, kau lumayan cepat juga untuk ukuran parasit” Sungjong meremehkan. Pedangnya diarahkan ke Hoya.
Hoya sedikit gentar, tapi ia tak punya pilihan. Ia harus melindungi Eunji. Hoya menatap Sungjong dengan marah.
“Singkirkan pedangmu!” kata Hoya dengan marah pada Sungjong. Sungjong terkekeh.
“Parasit sepertimu tidak berhak memerintahku, kau hanya akan berakhir tragis di tanganku dan pedang dimensiku yang hebat ini” katanya sambil mengelus pedangnya.
Sungjong mengarahkan pedangnya ke Hoya, dan Hoya berhasil menghindar lagi. Namun Eunji tidak cukup cepat untuk menghindari serangan Sungjong itu.
“Eunji yah!! Awas!” teriak Hoya yang mendapati Eunji akan terkena sabetan pedang Sungjong. Eunji tidak tau apa yang terjadi. Ia melihat Sungjong dengan tawa sinisnya mengarahkan pedang dimensi itu ke arahnya. Hoya melihatnya juga dan tahu kalau ia terlambat, Eunji akan terkena serangan itu. Eunji menutup mata.
“tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk” teriak Eunji.
Namun kemudian hening. Eunji tidak terkena serangan Sungjong. Begitu ia membuka mata, Eunji melihat interior rumah kayu dengan perapian dan panci penangas airnya. Hoya pun berada di sampingnya, mereka mengerjap bingung.
“Eunji eonnie!!!” terdengar teriakan suara wanita. Eunji menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang gadis bergaun putih tulang sedang berjalan ke arahnya, rambut panjangnya dikuncir ke atas. Gadis itu tampak senang sekali melihat Eunji. Namun Eunji sama sekali tidak mengenal gadis itu.
“Eunji eonnie, aku rindu padamu, akhirnya kau datang juga” kata gadis itu seraya memeluk Eunji dengan erat. Eunji pasrah dipeluk karena masih bingung dengan kejadian yang amat cepat ini.
Hoya melihat mereka dengan bingung, perasaan sejak kecil ia bersama Eunji dan tau siapa saja teman Eunji. Tapi gadis itu, ia juga tidak mengenalnya. Hoya berusaha mengingat-ingat lagi, mencari secuil memori tentang gadis itu, tapi tak juga menemukannya. Akhirnya dia berkesimpulan bahwa mereka berdua memang tidak mengenal gadis bergaun putih tulang itu.
“Maaf, sepertinya kami tidak mengenalmu, nona siapa ya?” tanya Hoya pada gadis itu. Gadis itu melepaskan pelukannya pada Eunji dan menatap Hoya. Ia mendengus ke Hoya. Hoya merasa gadis itu tidak terlalu menyukainya.
“Aku lupa kalian kehilangan semua ingatan tentang aku dan Scientia serta diri kalian sendiri. Baiklah, akan aku jelaskan sejelas-jelasnya. Aku Hyeri, Lee Hyeri. Aku seorang tamer dan…..” gadis bernama Hyeri itu belum selesai berkata ketika Hoya tiba-tiba menarik Eunji menjauhi gadis itu.
“Ya! Kau pasti teman dari Hajong, atau Hayoung atau siapalah tadi yang menyerang kami kan?” kata Hoya pada Hyeri. Hoya mencurigai Hyeri adalah komplotan dari Hayoung yang menyerang mereka berdua tadi karena Hyeri berkata ia adalah seorang Tamer.
“Tenanglah, aku tidak sama seperti Tamer lain, aku tidak terkena pengaruh hipnotis dari Suzy yang jahat itu” kata Hyeri dengan tenang.
“Benarkah?” tanya Hoya yang masih ragu dengan ucapan Hyeri.
Eunji mengamati Hyeri dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia merasa Hyeri memang tidak berbahaya. Intuisinya mengatakan demikian.
“Dia tidak berbohong kok, aku percaya padanya, setidaknya intuisiku berkata seperti itu.” Kata Eunji meyakinkan Hoya.
Hoya menatap Eunji dengan pandangan seolah bertanya ‘kau yakin?’, dan Eunji mengangguk mantap.
“Baiklah kami mempercayaimu, lanjutkan ceritanya” kata Hoya. Hyeri mendengus sebal, ia tidak suka dengan cara Hoya berkata yang seperti memerintahnya.
“Oke sampai dimana aku tadi, oh ya, aku seorang Tamer. Dulu kekuatanku adalah bisa berpindah dimensi dengan cepat dan memanipulasi ingatan. Namun sekarang aku hanya bisa berpindah tempat, itupun hanya jarak tertentu saja. Untung aku bisa merasakan kehadiranmu tadi, dan untungnya juga tidak terlambat, jadi aku sempat memindahkan kalian kesini. “
“Oh, jadi kekuatanmu teleportasi? Dan kau yang menyelamatkan kami dari gadis bergaun putih dan pria berjubah hitam tadi?” tanya Eunji pada Hyeri. Hyeri mengangguk dan melanjutkan ceritanya.
“Nama mereka Hayoung dan Sungjong. Mereka adalah Tamer dan Chaser , Hayoung eonnie seangkatan denganmu di akademi Tamer, tapi sayang sekarang mereka sedang di bawah pengaruh hipnotis Suzy.Padahal kalian dulu seangkatan, Suzy, Hayoung, eonnie dan Tamer yang lain dulu adalah sahabat dekat, kenapa semua jadi begini? Pasti ini gara-gara kekuatan jahat sepatu kaca itu.” Kata Hyeri dengan muram.
“Maaf, aku benar-benar tidak mengerti tentang Tamer, Chaser, akademi dan apa saja yang kau katakan tadi.” Kata Hoya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Eunji terlihat mengangguk, ia juga tidak mengerti apa yang Hyeri katakan.
“Baiklah, aku jelaskan saja singkat ya, Tamer adalah gadis yang berkekuatan special, misal seperti aku yang bisa teleportasi dan manipulasi ingatan, Tamer nantinya akan dididik di akademi untuk menjadi Putri. Dan putri Scientia terakhir adalah aku, sebelum Suzy menghancurkan semuanya, membuat raja dan ratu serta seluruh Scientia tidur dengan sihir. Hanya Tamer dan Chaser berkekuatan yang dibiarkan tidak tidur karena sihirnya, namun mereka dihipnotis. Suzy memanfaatkan kekuatan mereka untuk memenuhi obsesi pribadinya.”
Eunji dan Hoya mendengarkan cerita Hyeri dengan seksama, namun sesekali mereka saling berpandangan dan mengernyit.
“Dengarkan baik-baik ya, aku akan menjelaskan tentang diri kalian sebelum ingatan kalian hilang ingatan, eh, atau lebih tepatnya aku yang memanipulasi ingatan kalian.” Kata Hyeri. Eunji mengernyit lagi mendengar bahwa ingatannya dimanipulasi oleh Hyeri.
“Eunji eonnie adalah Putri Generasi kedua. Kekuatan eonnie dulu benar-benar hebat sebagai seorang Tamer, karena itu eonnie dipilih oleh ratu menjadi Putri. Dan Hoya oppa, adalah Chaser, makhluk mengerikan berwujud manusia dengan kekuatan luar biasa, namun hanya bersifat merusak alam saja. Eunji eonnie berhasil mengendalikan Hoya oppa dan kalian menjadi pasangan Tamer dan Chaser paling tangguh di Scientia kala itu. Tapi….” Hyeri diam sejenak dan kemudian melanjutkan.
“Saat itu, seorang putri harus menikah dengan pangeran dari negeri lain. Namun Eunji eonnie kabur dari pernikahannya. Hoya oppa lah yang membuat Eunji eonnie melakukan itu.” Kata Hyeri sambil menunjuk kea rah Hoya. Hoya yang tidak ingat apa-apa langsung menaikkan sebelah alisnya.
Flashback
Gadis bergaun kuning terlihat sedang berjalan tergesa-gesa di koridor istana. Ia terburu-buru menghadap Raja dan Ratu Scientia, Raja Lee Kikwang dan Ratu Jung Hyosung. Gadis itu tampak pucat, ia baru mendengar sebuah berita yang sangat buruk.
Ia sampai di depan sebuah pintu besar 3 kali lipat tingginya daripadanya. Dua orang pelayan istana yang sedang berdiri di kanan dan kiri pintu mengangguk ke arahnya, dan mempersilahkannya masuk sambil membuka pintu besar itu.
“Putri generasi kedua menghadap paduka raja dan ratu” seru dua pelayan itu serempak.
Gadis bergaun kuning yang ternyata adalah Putri Generasi Kedua itu masuk menghadap Raja dan Ratu.
“Oh apa yang membawamu kemari Putri Eunji?” tanya Raja Lee Kikwang pada Putri Genrasi kedua, Putri Eunji.
“Paduka raja, apakah berita itu benar?” tanya Putri Eunji langsung ke intinya, wajahnya nampak lebih pucat karena menunggu kepastian dari sang Raja.
Ratu Jung Hyosung tersenyum, ia melirik Raja Lee Kikwang kemudian berkata pada Putri Eunji.
“Nampaknya berita sudah tersebar, iya Putri Eunji itu benar. Putri akan dijodohkan dengan Pangeran Kim Bum dari Algebraic.” Kata Ratu Jung Hyosung sambil tersenyum.
Hati Putri Eunji mencelos. Ia akan dijodohkan dan menikah dengan pria yang tidak dikenalnya, tidak dicintainya. Lalu bagaimana dengan perasaannya saat ini yang ia tahu ia sedang mencintai seseorang. Chasernya sendiri, Lee Hoya.
“Apakah..apakah hamba harus menikah dengan pangeran itu? Maksud hamba.. eh..bukan begitu..tapi..” kata Putri Eunji terbata-bata saking shocknya.
“Ada apa Putri Eunji?” tanya Raja Kikwang padanya
Eunji berusaha menenangkan dirinya. Sebagai seorang Putri generasi kedua ia harus bijaksana, tidak boleh hanya menuruti perasaan dan egonya sendiri. Ia harus memikirkan Raja dan Ratu serta negeri Scientia.
“Tidak, tidak ada apa-apa paduka Raja.” Kata Putri Eunji sambil tersenyum. Ia kemudian beranjak dan meninggalkan ruang itu setelah sebelumnya memberi hormat pada Raja dan Ratu.
Putri Eunji berjalan menyusuri koridor istana dengan hati dan pikiran yang berkecamuk. Pikirannya menyuruh untuk mennyetujui perjodohan itu, namun hatinya berontak. Ia tidak bisa menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Dan ia tidak bisa menepis perasaan bahwa ia mencintai Hoya. Namun di sisi lain, posisinya sebagai seorang Putri tidak mengijinkannya untuk menuruti perasaan saja. Lama sekali ia berjalan sambil berpikir tentang apa yang akan ia lakukan hingga sampailah ia di istananya sendiri. Taman bunga matahari terhampar di depannya. Melihat banyak bunga matahari yang cerah sedikit menenangkan pikiran.
“Eunji ah, ah maksudku Putri Eunji!” suara seorang pria membuyarkan lamunannya. Suara itu, suara yang telah ia kenal, Hoya.
Eunji hanya menatap Hoya yang sedang berjalan ke arahnya. Dipaksakannya senyum, namun terlihat aneh karena matanya berkaca-kaca dan wajahnya muran.
“Wae? Ada apa?” tanya Hoya yang melihat Eunji bersedih.
“Ani, tak ada apa-apa, hanya sedikit lelah” jawab Eunji berbohong. Sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan orang lain, tetapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya, sulit sekali keluar.
“Menjadi Putri cukup melelahkan bukan?” tanya Hoya
“Tidak, khusus hari ini aku merasa lelah sekali” jawab Eunji masih dengan wajah yang muram. Hoya semakin khawatir dibuatnya.
“Kau benar-benar tidak apa apa?” tanya Hoya memastikan.
“Wae?” Eunji balik bertanya
“Jangan menyembunyikan sesuatu dariku, aku tau kau tadi menemui Raja dan Ratu, apakah mereka mengatakan sesuatu yang membuatmu muram?” tanya Hoya, intuisinya sedang bagus hari ini.
“Tidak.” Jawab Eunji mengelak. Namun Hoya terus mengamati ekspresi Eunji, dan ia tahu Eunji berbohong. Namun Hoya tidak ingin mengorek lebih dalam karena Eunji sedang tidak dalam kondisi yang baik. Ia akan mencari tau sendiri.
“Baiklah kalau begitu, kajja kita makan. Cara paling baik menyembuhkan suasana hati adalah makan, benar bukan?” kata Hoya sambil tersenyum, ia menarik tangan Eunji masuk ke dalam istana. Eunji menatap tangan Hoya yang menggenggam tangannya, ingin sekali ia tidak melepaskan tangan itu, tetapi kenyataannya ia harus melepasnya untuk bersama orang lain. Demi negerinya, Scientia.
“Hyeri ah!!” teriak seorang pria di lorong akademi Tamer. Dia adalah Hoya. Setelah Eunji tertidur pulas habis makan, ia pergi ke akademi Tamer untuk mencari tau sesuatu yang disembunyikan Eunji darinya. Hoya tau tempat paling baik untuk mencari informasi adalah akademi Tamer.
“Hoya oppa!! Mana Eunji eonnie? Eh, sekarang aku harus memanggilnya Putri Eunji ya?” kata seorang gadis berambut panjang. Tangannya melambai ke arah Hoya, menyuruhnya mendekat.
“Oh, Eunji sedang tidur, dia kelelahan. Hyeri ah, aku ingin tanya sesuatu” kata Hoya sambil mendekat ke Hyeri yang sedang duduk di bawah pohon besar.
“Apa? Apa Oppa juga mau memastikan tentang rumor itu?” tanya Hyeri setelah Hoya duduk di sampingnya.
“Rumor apa? Aku sama sekali tidak tahu” kata Hoya, ia tidak tahu menahu tentang berita yang asalnya dari istana Raja dan Ratu.
“Oppa yakin mau tau? Ini hanya rumor, sekali lagi RUMOR, jadi jangan percaya 100%” kata Hyeri pelan.
“Apa rumor itu tentang Eunji?” tanya Hoya
“Tentu saja, oppa benar-benar mau tau?” tanya Hyeri sekali lagi, ia khawatir Hoya akan melakukan sesuatu yang tak terbayangkan jika tau tentang hal itu.
“Ya, katakan saja” jawab Hoya mantap. Ia ingin tau apa yang membuat Eunji muram
“Eunji eonnie dijodohkan dengan pangeran dari Algebraic” kata Hyeri singkat sambil mengamati ekspresi Hoya.
Hoya terperanjat. Tubuhnya seakan dialiri listrik 100.000 volt. Eunji akan menikah dengan orang lain? Entah kenapa gagasan itu membuat seluruh badannya merasa tidak enak. Nyeri, ia merasa ada sesuatu menggerogotinya dari dalam, dan itu sakit sekali. Ia tidak pernah mengenal cinta, bahkan ia tidak tau bahwa ia mencintai Eunji. Yang ia tahu hanyalah ia ingin bersama Eunji dan Eunji bersamanya. Bukan bersama pangeran dari antah berantah. Ia tidak bisa melihat Eunji bersama orang selain dirinya.
“Oppa” panggil Hyeri yang melihat Hoya terdiam lama sekali. Hoya tidak menyahut.
“Apa oppa baik-baik saja?” tanya Hyeri sekali lagi. Hoya akhirnya terbangun dari lamunannya dan menatao Hyeri.
“Kau yakin berita itu benar?” tanya Hoya memastikan
“Tadi aku bilang kan itu hanya rumor. Aku juga tidak tau berita itu benar atau tidak. Hanya Raja dan Ratu serta Eunji eonnie yang tahu.” Jawab Hyeri. Ia juga ingin tahu apakah berita itu benar, karena Hyeri sudah menganggap Eunji sebagai kakaknya sendiri.
“Gomawo Hyeri ah” kata Hoya sambil berlalu meninggalkan Hyeri. Ia shock mendengar berita itu.
Di istana Putri. Eunji tidak bisa tidur, ia memikirkan tentang rencana perjodohannya. Raja dan Ratu mengatakan bahwa 14 hari lagi ia akan menikah dengan pangeran dari Algebraic yang ia tidak kenal. Hatinya sakit, ia tidak ingin menikah dengan orang yang tak dicintainya. Seberkas penyesalah muncul di hatinya. Kenapa ia dulu ingin menjadi seorang Putri, seandainya ia tidak menjadi seorang Putri, pasti ia lebih bebas memilih dengan siapa ia bersama.
Ketukan di pintu membuat Eunji tersadar dari lamunannya. Ia mendengar suara Hoya yang berbicara di balik pintu. Tiap mendengar suara itu, Eunji seperti ingin menangis. Sedih karena 14 hari lagi ia akan meninggalkannya.
“Eunji ah, boleh aku masuk?” tanya Hoya sayup-sayup di balik pintu
“Ya” jawab Eunji singkat sambil bangun dari tempat tidurnya. Ia duduk di tepi ranjang dan melihat Hoya memasuki kamarnya. Ekspresi Hoya datar, tapi matanya seperti ingin mengetahui sesuatu.
“ Apa rumor itu benar?” tanya Hoya serta merta.
Eunji terkejut. Rumor apa yang dimaksud oleh Hoya. Jangan-jangan ia sudah tau tentang perjodohannya dengan pangeran dari Algebraic, Eunji menerka-nerka.
“Rumor apa?” Eunji bertanya dengan tenang. Namun sebenarnya hatinya berkecamuk.
“Perjodohanmu. Apa itu benar?” tanya Hoya. Hatinya ngilu saat mengatakannya.
Eunji sejenak terdiam. Ia berpikir apakah harus jujur atau tidak. Kemudian ia akhirnya memutuskan jujur pada Hoya. Ia tidak punya pilihan lain. Walaupun hatinya nyeri di sana sini, tetapi lebih baik jujur dan mengatakan yang sebenarnya.
“Ya, 14 hari lagi, aku akan menikah dengan pangeran dari Algebraic” jawab Eunji. Ia kemudian menunduk, bulir-bulir air mata mendesak keluar, tetapi berusaha ia tahan. Ia tidak ingin menangis.
“Dan kau menerima keputusan sepihak itu begitu saja?” tanya Hoya
“Apakah ada alasan untuk tidak menerimanya?” Eunji balik bertanya. Ia mengamati ekspresi Hoya. Eunji sangat berharap Hoya berkata, ‘aku lah alasan itu, jadi jangan menikah dengan orang lain’. Namun Hoya hanya diam mematung.
“Tidak ada” jawab Hoya. Ingin ia mengatakan bahwa ia tidak suka Eunji bersama orang lain. Tetapi ia ingat posisinya. Ia hanyalah Chaser milik Eunji, ia tidak berhak ikut campur hidup Tamer nya.
“Aku ingin tidur lagi.” Eunji berkata seraya menyuruh Hoya keluar dari kamarnya. Hatinya tidak keruan. Ia benar-benar ingin menangis sekarang.
Hoya meninggalkan kamar Eunji. Sekarang ia mengetahui kebenarannya. Dan itu sangat menyakitkan.
Hari-hari setelah itu. Hubungan Eunji dan Hoya menjadi semakin aneh. Hoya sadar Eunji menghindarinya. Sampai suatu hari, ia menunggu Eunji di depan istana Putri.
“Eunji ah” panggil Hoya yang melihat Eunji sedang berjalan menuju istana. Eunji melihat Hoya, ia berhenti berjalan. Ketika Eunji akan berjalan meninggalkan taman depan istana Putri, Hoya menahannya.
“jangan menghindar lagi” kata Hoya yang sudah berdiri di samping Eunji dan menahan lengannya.
“Aku tidak menghindar, mendadak ada urusan di istana Raja, aku harus kesana secepatnya” jawab Eunji sambil melepas tangan Hoya yang menahan lengannya.
“Aku tahu kau menghindariku” kata Hoya pelan. Ia menatap Eunji, namun Eunji tidak balas menatapnya.
“Eunji ah, lihat aku. Kenapa kau menghindar terus?” tanya Hoya
Eunji diam membisu. Namun sejurus kemudian ia menatap Hoya. Eunji menguatkan hatinya. Ia akan mengatakannya sekarang.
“Jangan mendekatiku, aku tidak ingin melihatmu lagi Lee Hoya. 7 hari lagi aku akan menikah dengan orang lain, jadi sebaiknya kita tidak berhubungan lagi.” Kata Eunji, ia berusaha mengendalikan ekspresinya, walaupun hatinya nyeri.
Hoya terkejut dengan kata-kata Eunji. Perpisahan dengan Eunji menjadi semakin nyata di matanya. Ia tak sanggup berkata apa pun. Ia juga tak menahan Eunji lagi saat Eunji meninggalkannya di taman bunga matahari di depan istana putri saat itu. Taman bunga matahari yang biasanya mampu mencerahkan suasana hatinya entah kenapa saat itu malah menambah kengiluan hatinya.
Akhirnya hari itu tiba. Hari pernikahan Putri Eunji. Istana utama atau Istana Raja dan Ratu sudah sibuk mempersiapkan segalanya dari pagi. Pangeran dari Algebraic yang akan menikah dengan Putri Eunji tampak sibuk mengobrol dengan Raja dan Ratu. Ia membawa hadiah pernikahan yang fantastis, yaitu sepatu kaca yang dibawa langsung dari Museum Algebraic. Sepatu kaca itu tak ternilai harganya karena itu adalah sepatu kaca yang asli.Sepatu yang benar-benar dipakai oleh Cinderella, namun entah kenapa sepatu itu malah teronggok di museum.
Saat Istana Utama sedang sibuk mempersiapkan segalanya. Suasana di Istana Putri tampak muram. Eunji masih berada di kamarnya dan bergelung dengan selimut. Ia mengabaikan ketukan di pintunya dan panggilan dari pelayan-pelayan yang memohonnya keluar untuk bersiap. Eunji masih belum siap untuk menikah dengan orang yang tak dikenalnya.
Sementara itu Hoya sedang berada di taman bunga matahari. Ia berusaha mengusir rasa tak enak yang dari tadi menggelayuti hatinya. Namun berada di taman  dan memandangi bunga-bunga matahari yang berayun kesana kemari sama sekali tidak membantu.
Eunji memandang dirinya di cermin. Gaun pengantin berwarna kuning cerah itu membuatnya terlihat cantik. Tetapi ekspresinya tetap muram. Ternyata ia benar-benar tidak bisa menikah dengan orang lain. Ia tidak sanggup. Seandainya Hoya berkata akan melarikan diri bersamanya, Eunji akan melakukannya.
Hoya semakin tersiksa saat melihat Eunji keluar dari istana putri. Eunji mengenakan gaun pengantin berwarna kuning. Ia tampak cantik sekali. Namun begitu sadar  Eunji mengenakan itu untuk menikah dengan orang lain, hatinya kembali nyeri.
Kereta kuda yang akan membawa Eunji ke istana utama telah datang. Pelayan mempersilahkan Eunji masuk ke dalam kereta. Ketika Eunji akan masuk ke kereta, mendadak Hoya menahannya.
“Biar saya yang membawa Putri ke istana Utama” kata Hoya kepada Pelayan dan Eunji. Eunji terkejut dengan sikap Hoya, namun ia mengabaikannya dan masuk ke dalam kereta.
“Ini terakhir kalinya saya bisa bersama Tamer saya, jadi ijinkanlah” kata Hoya pada pelayan itu. Eunji mendengarnya juga, dan hatinya kembali ngilu. Terakhir kali. Hoya berkata hari ini terakhir kali bisa bersamanya.
Hoya mengemudikan(?) kereta kuda itu dalam diam. Eunji juga demikian. Namun tiba-tiba Hoya menghentikan kereta. Hoya turun dari pelana dan berdiri di dekat kereta.
“Eunji ah, keluarlah, aku ingin bicara” kata Hoya menyuruh Eunji keluar. Eunji terkejut dengan sikap Hoya. Ia tidak ingin keluar karena takut hatinya kembali goyah. Namun hatinya menyuruhnya untuk keluar, Eunji pun keluar.
“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa aku ke istana utama” kata Eunji pada Hoya.
“apa kau yakin akan menikah dengan orang yang bahkan tak pernah kau lihat wajahnya?” Hoya bertanya. Eunji terdiam. Ia tidak punya pilihan lain, karena itu ia menyetujui pernikahan itu.
Hoya memegang kedua bahu Eunji. Mengangkat dagunya dan menatap langsung ke matanya. Eunji berkaca-kaca. Sebulir air mata menetes dari matanya.
“Jawab aku Eunji ah, apa kau yakin akan menikah dengannya?” kata Hoya sambil mengusap air mata Eunji. “Kau terlihat menderita sekali, aku tidak tahan” kata Hoya.
Eunji hanya diam. Air matanya menetes lagi, namun ia tak mampu berkata-kata.
“Kau tahu, melihatmu menangis seperti ini saja sudah cukup menyakitkan, apalagi melihatmu bersama orang lain. Kau mau aku mati atau jadi gila huh?” Hoya berkata dengan cepat. Emosinya meluap. Ia memeluk Eunji erat. Eunji yang masih sesenggukan balas memeluk Hoya. Ia tidak ingin melepasnya.
“Saranghae. Maaf karena baru mengatakannya sekarang, aku tahu sangat terlambat, tapi…..  maukah kau lari bersamaku?” tanya Hoya sambil menatap Eunji.
Eunji terdiam sejenak. Pikirannya menolak namun hatinya amat menyetujui gagasan itu
“Jawab aku Eunji ah”. Kata Hoya menuntut jawaban Eunji.
Eunji mengangguk. Ia sudah memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Entah itu benar atau tidak, ia tidak peduli. Ia hanya ingin bersama orang yang dicintainya.
Eunji dan Hoya lari dari pernikahan itu. Hingga sampailah mereka di Silent Forest. Hutan dengan pepohonan yang besar dan tinggi, berdaun amat rimbun hingga berkas-berkas sinar matahari saja yang bisa menembusnya. Mereka beristirahat di hutan itu. Eunji dan Hoya duduk di bawah salah satu pohon. Eunji meletakan kepalanya yang terasa amat berat di bahu Hoya.  Hoya tersenyum dan menyuruh Eunji untuk tidur.
“tidurlah sebentar” kata Hoya lembut
“Istana utama pasti sedang kacau sekarang.” Kata Eunji pelan
“Jangan memikirkannya, aku takut kau berubah pikiran” Hoya berkata.
“Tidak, tak akan. Aku merasa ini pilihan terbaik walaupun egois.” Kata Eunji lagi.
Eunji dan Hoya hampir tertidur ketika bunyi pohon rubuh mengagetkan mereka.
“Akhirnya ku temukan kalian!” teriak seorang pria dengan keras. Hoya dan Eunji serentak berdiri dan menatap ke arah pria itu. Hoya menyuruh Eunji berlindung di balik bahunya.
“Siapa kau?” Hoya bertanya pada pria yang tiba-tiba menyerang membabi buta itu.
“Heh, aku orang yang telah kalian permalukan” jawab pria itu dengan emosi
“aku bertanya siapa kau?’ tanya Hoya lagi.
“ Kim Bum, pangeran Algebraic.” Jawab pria itu singkat. Kim Bum mennghunus pedangnya. Hoya juga mengeluarkan pedangnya.
“aku tak akan mengampuni kalian yang telah mempermalukanku!” teriak Kim Bum marah. Ia melemparkan suatu benda yang kemudian Eunji kenali sebagai sepasang sepatu kaca ke arah mereka. Hoya menangkisnya dengan pedang dimensinya.
Kim Bum menyerang mereka dengan membabi buta. Hoya kesulitan karena harus melindungi Eunji sekaligus. Kekuatan Eunji yang bisa melihat masa depan tidak bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan Kim Bum entah kenapa. Kekuatan Kim Bum sangat hebat, sehingga membuat Hoya kelelahan.
“Mati kau!” teriak Kim Bum saat Hoya lengah. Ia menusukkan pedangnya ke perut Hoya. Hoya terhuyung kemudian jatuh.
“Hoya!!!!” teriak Eunji saat melihat Hoya jatuh tersungkur di tanah
“Eun..ji ah, lari lah” kata Hoya lemah, kemudian tak sadarkan diri. Eunji shock. Ia tidak bisa berpikir apa-apa melihat Hoya tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh darah.
“Kau juga harus mati!” teriak Kim Bum lagi. Ia menusukkan pedangnya ke perut Eunji. Eunji tak bisa menghindar. Ia jatuh dengan darah mengalir.
Kim Bum tampak puas setelah menghabisi mereka berdua. Ia mengambil sepatu kaca yang sebelumnya ia lemparkan ke arah Eunji dan Hoya.
“Sayang sekali, sepatu indah ini harus terkotori oleh darah kalian.” Cih, aku tak membutuhkannya lagi” kata Kim Bum sambil menjatuhkan sepatu itu di depan Eunji dan Hoya. Kim Bum meninggalkan mereka berdua. Eunji menatap sepatu yang berlumuran darah itu. Ia mendengar sepatu itu seakan berbisik ‘kebencian telah menang, kalian pantas mati, tak ada cinta, cinta harus mati, karena kebencian lebih kuat dari cinta’ Bisikan itu terus berulang, Eunji dengan jelas mendengar bisikan ituu berasal dari sepatu kaca yang ditinggalkan oleh Kim Bum.
Keadaan di hutan itu amat sunyi. Tiba-tiba dengan kesadaran yang semakin minim, Eunji mendengar ada seseorang di hutan itu.
“Eunji eonnie!!! Hoya oppa!!! Apa yang terjadi?” Kim Bum sshi, kenapa, kenapa dia melakukan itu?” Hyeri tiba-tiba muncul dan menangis melihat keadaan Eunji dan Hoya yang mengenaskan.
“Hyeri ah, kau kah itu?” tanya Eunji yang samar-samar melihat dan mendengar Hyeri. Kesadaran Eunji semakin minim.
“ne eonnie” jawab Hyeri sambil terus menangis.
“Hyeri ah. Pindahkan jiwa kami ke dimensi lain, dan buang sepatu itu” kata Eunji lirih. Hyeri tidak mengerti, sehingga ia hanya diam
“Cepat Hyeri ah, sebelum jiwaku dan Hoya pergi” kata Eunji “Sepatu itu membauat takdir ku berubah, aku melihat seharusnya Kim Bum tidak melakukan ini semua. Buanglah sepatu itu, sepatu itu terkutuk.” Kata Eunji melanjutkan kata-katanya dengan tersengal-sengal
Hyeri mengangguk kemudian melakukan ritual pemindahan jiwa. Ia memindahkan jiwa Eunji dan Hoya ke tubuh mereka di earthland. Bumi. Hyeri menghapus semua memori Eunji dan Hoya dalam jiwa itu. Namun kekuatan Eunji yang dapat melihat masa depan masih tersisa walaupun sedikit. Itu yang membuat Eunji di earthland kadang mendapat penglihatan akan masa depan. Hyeri tidak tahu bagaimana cara melenyapkan sepatu kaca terkutuk itu. Ia hanya memindahkannya ke earthland tanpa tahu akibatnya bagi orang di earthland.
End of flashback
“Aku kira membuang sepatu itu ke earthland akan menyelesaikan semuanya. Namun ternyata sepatu itu membawa petaka bagi Naeun eonnie dan Myungsoo oppa versi earthland (baca bloody shoes). Mereka menderita karena kutukan sepatu itu. Dan……” Hyeri terdiam sejenak
“Sepatu itu juga membawa petaka bagi Putri generasi ketiga serta membuat Scientia kacau seperti ini.” Hyeri melanjutkan kata-katanya.
“Kalau saja…kalau saja aku tau akibat dari kutukan sepatu itu sampai membuat banyak orang menderita seperti ini. Aku tidak akan ceroboh membuang sepatu itu ke dimensi lain, karena aku, Myungsoo oppa di earthland meninggal dengan tragis.” Kata Hyeri, wajahnya amat muram.
Sementara itu, Eunji dan Hoya saling berpandangan, wajah mereka menampakkan kebingungan yang luar biasa. Namun tiba-tiba Hoya tertawa keras.
“Hahahaha, ceritamu sungguh menarik,sepertinya dari semua dongeng yang pernah aku tau, ceritamu tadi masih paling bagus. Daya imajinasimu benar-benar luar biasa ” katanya di sela tawa.
“Hyeri sshi, bukan bermaksud apa-apa, tapi kami sulit mempercayai ceritamu yang seperti dongeng itu.” Eunji menambahkan sambil sesekali tertawa.
Hyeri kelihatan tersinggung dengan perkataan Eunji dan Hoya. Dia marah, karena Eunji dan Hoya tidak menganggap serius ceritanya.
“Ya!!!! Pergi kalian!!!!” teriak Hyeri pada Eunji dan Hoya yang lagi-lagi sedang tertawa.
Eunji dan Hoya kaget atas sikap Hyeri. Sejurus kemudian Eunji paham, Hyeri amat tersinggung dengan perkataannya dan Hoya.
“Wajah kalian memang sama seperti Eunji eonnie dan Hoya oppa, tapi kalian bukan mereka yang aku kenal. Cepat pergi dari rumahku. Aku malas bicara dengan kalian. Buang-buang tenaga saja. Terserah kalian mau mati dibunuh Chaser lain atau dikutuk oleh Suzy, aku tak peduli lagi.” Kata Hyeri mengomel dan serta merta mendorng Eunji dan Hoya keluar dari rumahnya. Hyeri menutup pintu rumahnya keras, dan terus mengomel dalam rumah. Ia amat marah dengan sikap Eunji dan Hoya yang meremehkan ceritanya. Eunji dan Hoya sekarang di luar rumah Hyeri. Sedikit menyesali perbuatan mereka yang membuat Hyeri amat tersinggung. Mereka menyesal karena sekarang tidak memiliki tempat bernaung dan orang yang berpihak pada mereka. Ketika mereka hendak beranjak dari rumah itu, tiba-tiba Hyeri melemparkan sesuatu lewat jendela rumahnya.
“Ya!! Pakai ini kalau kalian terdesak” kata Hyeri sambil melempar sesuatu yang menyerupai lightstik ke arah Hoya. Hoya membuka mulutnya hendak bertanya benda apa itu namun Hyeri buru-buru menutup jendelanya. Hoya mengamati benda yang Hyeri lemparkan padanya. Ia tau benda itu semacam lightstik, tapi untuk apa Hyeri memberikan benda tak berguna itu. Namun karena Hoya berpikir siapa tau benda itu memiliki kekuatan unik, ia menyimpannya di sakunya.
“Lalu, bagaimana sekarang?” tanya Eunji pada Hoya yang sedang memasukkan lightstick itu ke dalam saku celananya.
“Kita kembali ke hutan itu saja, siapa tau ada petunjuk bagaimana kita pulang.” Kata Hoya memberi solusi. Eunji setuju, dan mereka kembali terlunta-lunta menyusuri hutan tempat mereka pertama kali terdampar. Hutan gelap itu sebenarnya bernama Silent Forest. Hutan paling lebat di Scientia. Di dalamnya tumbuh pohon-pohon besar nan tinggi dengan daun yang amat rapat. Sehingga suasana di dalam hutan itu sunyi, sepi tak ada tanda-tanda kehidupan yang berarti.
Eunji menandai pohon-pohon agar mereka bisa tahu jalan kembali menuju rumah Hyeri jika terjadi sesuatu yang buruk. Otak Eunji sedang bekerja dengan baik saat itu, tak sia-sia ia belajar di institut paling mentereng di Korea.
Ketika mereka sedang berjalan sambil sesekali memasang mata dan telinga, mengamati pergerakan kehidupan di hutan itu, tiba-tiba muncul kilat yang amat menyilaukan mata. Kilat itu sangat terang sehingga Eunji dan Hoya perlu mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan kembali matanya dengan kegelapan di Silent Forest. Ketika mereka bisa melihat dengan jelas lagi, muncullah dua sosok pria dan wanita. Mereka adalah Chaser dan Tamer lain. Hoya mengenali mereka dari pakaiannya. Si pria mengenakan pakaian serba hitam dan di wanita mengenakan gaun putih. Hoya menyuruh Eunji untuk berada di belakangnya. Ia merogoh sakunya. Tangannya menyentuh lightstick yang diberikan Hyeri kepadanya.
“Siapa kalian?” tanya Chaser itu. Matanya yang sipit semakin sipit karena memicingkan matanya.
“bukan siapa siapa, kami hanya kebetulan lewat saja” Hoya yang sedang kumat bodohnya menjawab seperti itu.
Chaser itu tertawa keras. Tamer yang berada di sampingnya menepuk bahu Chaser itu, meredakan tawanya.
“Kau lucu sekali,  baiklah Tuan bukan siapa-siapa, maaf karena kau bukan siapa-siapa jadi kau pantas dilenyapkan.” Chaser itu berkata seraya mengeluarkan pedangnya. Begitu ia mengeluarkan pedangnya, pohon-pohon di Silent Forest bereaksi hebat. Ranting-ranting dan batangnya meliuk membentuk sesuatu yang menyerupai tameng. Tameng-tameng itu melindungi Chaser itu dengan sempurna.
Hoya melihat dengan takjub. Eunji mulai merasa khawatir akan keselamatan mereka. Mereka tidak mungkin bisa melawan 2 orang dengan kekuatan aneh itu.
“Hoya ah, orang itu berbahaya. Ottokhae? Kita tidak mungkin bisa melawan mereka” bisik Eunji di telinga Hoya.
“Tenanglah, aku sedang memikirkan cara untuk melarikan diri. Tapi sepertinya sulit. Kau lihat kekuatan orang itu, dia bisa mengendalikan pohon-pohon.” Kata Hoya sambil berpikir keras mencari cara menyelamatkan diri mereka dari 2 orang itu.
“Kenapa heh? Kau takut denganku?” tanya Chaser itu sombong.
Hoya tidak menjawab. Sejujurnya ia takut, apalagi ada Eunji yang harus ia lindungi.
“Oppa, cepat habisi mereka, kita tak punya waktu lagi. Nona Suzy pasti mencari kita kalau kita berlama-lama disini.” Kata Tamer itu.
Eunji benar-benar merasa khawatir. Bagaimana cara mereka melawan orang berkekuatan elemen kayu itu.
“Arasso nae dongsaeng. Bersiaplah kau!” teriak Chaser itu sambil mulai menyerang Hoya.
Hoya merogoh saku celananya. Ia menyentuh lightstick yand diberikan oleh Hyeri. Ia mengambilnya dan berharap semoga benda itu setidaknya berguna untuk melawan 2 orang itu. Chaser itu menyerang Hoya dengan pedangnya. Hoya mengeluarkan lightstick dan menggunakannya untuk menangkis serangan Chaser itu. Ketika lightstick itu bersentuhan dengan pedang, lighstick itu memanjang menyerupai pedang dan mengeluarkan cahaya padat. Pedang Hoya mampu menangkis serangan Chaser itu.
“Hoo, ternyata kau punya senjata, makin menarik saja” kata Chaser itu sambil tersenyum sinis.
“Sungkyu oppa, hati-hati.” Tamer itu berteriak pada Chaser yang dipanggilnya Sungkyu.
“Jangan khawatir Namjoo ah, lindungi aku dengan Bubble light mu” Sungkyu memerintah pasangannya.
Hoya dan Sungkyu berhadapan. Masing-masing membawa pedang. Hoya menyuruh Eunji untuk berhati-hati dan siap menghindar ketika Sungkyu menyerangnya. Eunji mengangguk dan berkata tak usah khawatir padanya.
Hoya menyerang Sungkyu lebih dulu. Sungkyu menangkis serangan Hoya. Namun karena tameng elemen kayunya, pergerakan Sungkyu tidak lebih gesit dari Hoya. Hoya berhasil menghancurkan tameng kayu itu dengan sekali tebas.
“Sungkyu opaa!!!!!” teriak Namjoo saat pedang Hoya mengenai tameng Sungkyu sehingga membuatnya hancur berkeping-keping. Namjoo mengangkat tangannya dan membentuk suatu segel, tiba-tiba muncul cahaya putih bulat yang semakin membesar melingkupi tubuh Sungkyu.
Hoya kembali menyerang Sungkyu namun serangan itu mental. Tenaga Hoya hampir habis. Sungkyu memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya. Ia berlari secepat kilat ke arah Hoya sambil menghunus pedangya. Eunji melihatnya.
“Hoya, awasss!!!!”teriak Eunji begitu melihat Sungkyu menyerang Hoya.
Hoya tak sempat menghindar. Pedang itu mengenai Hoya. Hoya memejamkan mata, bersiap mengalami yang terburuk. Namun ia tak merasakan apa-apa. Begitu ia membuka mata, ia melihat tubuhnya diselubungi cahaya putih. Hoya menatap ke arah Eunji.
“Eunji ah, ini… kau yang membuatnya?” tanya Hoya pada Eunji. Eunji menggelengkan kepalanya.
“Aku..tidak tahu.” Kata Eunji. Ia tidak sadar telah mengeluarkan kekuatan Bubble Light nya. Ya, kekuatan Eunji telah bangkit, setidaknya kekuatan pertahanannya saja.
“Sungkyu opaa, gadis itu! Dia bisa membuat Bubble light!” teriak Namjoo pada Sungkyu yang heran melihat pemandangan di depannya.
“Siapa kalian sebenarnya?” tanya Sungkyu pada Hoya dan Eunji
Hoya dan Eunji tdak menjawab. Mereka bingung harus menjawab apa.
“Siapa kalian? Kenapa kalian punya kekuatan Chaser dan Tamer?” tanya sungkyu lagi, ia menuntut jawaban dari Eunji dan Hoya.
Eunji dan Hoya bingung. Apa maksud Sungkyu dengan berkata mereka memiliki kekuatan Chaser dan Tamer? Apa itu Chaser dan Tamer?  Negeri macam apa ini? dan berbagai pertanyaan lain bermunculan di benak mereka.

~oOo~
 
Images by Freepik