Selasa, 07 Mei 2013

[FF] Bloody Shoes (Black Cinderella)


Author: Karin Asuka
Cast:
Kim Myung Soo
Son Na Eun
Park Jiyeon/Son Ji yeon

Genre: Sad.
Type: One Shot
Rating: PG15
Disclaimer: semua cast akan kembali ke Tuhan YME. LOLs. Jiyeon ganti marga di sini. kekekeke
FF ini sebenernya uda pernah aku posting, tapi bukan pake cast yang sekarang. Nah ini diganti cast doang. hohoho. Iseng sih bikinnya, di tengah kegalauan bikin laporan heat exchanger. -__-. enjoy

~oOo~



“Na..Naeun ah apa yang kau lakukan?” tanyanya dengan suara bergetar. Kakinya gemetar, dia semakin mundur dan menjauh dariku sampai punggungnya menyentuh dinding kamarnya. Cih, baru sekarang kau takut padaku. Aku tersenyum mengejek.
“Unnie, kenapa kau menjauh begitu, ini aku. Naeun, adikmu” kataku dengan tenang padanya.
“Pergi kau!! Jangan mendekat! Kau bukan adikku!” barang-barang di kamarnya melayang ke arahku, dia melemparnya dengan murka.
Jam beker yang dilemparnya mengenai dahiku, membuatku mundur sedikit. Kepalaku mendadak pusing, tapi aku berusaha fokus. Sakit ini tidak seberapa. Ya, tidak seberapa jika dibandingkan dengan sakit yang aku rasakan selama ini. Sakit yang aku rasakan karena orang ini, kakakku sendiri. Aku benci, sangat membencinya. Benci, dan aku ingin membunuhnya dengan tanganku.
“Unnie, aku akan mengakhiri ini semua, cukup sampai disini saja kau bisa menyakitiku” Aku semakin mempererat peganganku pada pisau di tanganku. Dengan sekali gerakan, aku menusuknya, dan darah segera mengucur dari perutnya. Dia menatapku dengan matanya yang bulat. Tatapan itu, sampai mendekati ajal pun dia tetap menatapku seperti itu. Aku benci ditatap seperti itu, aku tidak butuh tatapan yang dibuat-buat seperti itu.
“Na..Naeun…” Aku tidak mempedulikan kata-katanya. Unnie, semoga kau bisa istirahat dengan tenang di sana, jangan khawatir karena aku tidak akan mendendam padamu. Aku sudah cukup dengan melenyapkanmu sehingga kau tidak bisa menyakitiku lagi. Aku tidak ingin merasakan sakit itu lagi. Cukup sampai disini saja.

Flashback

“Unnie, lihat aku membeli dasi ini untuk Appa, bagus tidak?” kataku dengan riang
“Hmm, lumayan, sini unnie yang akan memberikannya pada Appa” ujarnya sambil tersenyum
“Ne” jawabku riang sambil menyerahkan dasi itu padanya
Aku pikir dia akan menyerahkannya pada Appa dan mengatakan kalau hadiah itu dariku, tapi apa yang terjadi malah sebaliknya.
“Waah, terima kasih Jiyeon ah, bagaimana kau tahu appa ingin membeli dasi ini? Kau memang anak ayah!” kata appa sambil mengelus rambut Jiyeon unnie. Aku terkejut, kenapa? Padahal hadiah itu dariku, kenapa unnie yang menerima ucapan terimakasihnya.
“Naeun ah, kau tidak membawa hadiah untuk ayah? Lihat, dasi ini diberikan Jiyeon, bagus tidak? Kata appa sambil memamerkan dasi itu. Aku hanya diam mematung, bingung dengan keadaan ini.
“Naeun ah, kau tidak memberi ucapan selamat ke ayahmu? Lihat, Jiyeon saja membelikan hadiah.” Kata ibuku.
Aku hanya diam, kenapa Kakak berbohong padaku? Pada ayah juga? Kenapa?

Saat itu aku belum mengerti. Ya, belum mengerti tentang kebusukan hatinya. Namun ketika aku sadar, sudah sangat terlambat. Ayahku meninggal, kini hanya ada Jiyeon unnie dan ibu tiriku yang sama sekali tidak menyayangiku. Mereka semua manusia dengan topeng, dan setelah Ayah meninggal, topeng-topeng itu hancur, hingga terkuaklah wajah busuk mereka.
Hari-hariku sangat menyedihkan, perlakuan ibu tiri dan Jiyeon benar-benar keterlaluan, mereka tidak menyiksaku secara fisik, tetapi psikisku yang mereka siksa, mereka merebut semua dariku, ayah, teman, semuanya. Ketika aku sudah tidak tahan lagi, aku benar-benar ingin mati, tetapi karena dia aku mengurungkan niatku. Dia, lelaki yang perlahan membuatku menemukan alasan untuk hidup lagi. Dia, Kim Myungsoo.

“Sedang apa?” suara seorang pria mengagetkanku yang sedang berdiri di tepi sungai.
“Bukan urusanmu” kataku singkat
“Jangan melompat kesana, airnya dingin sekali, kau bisa langsung mati kalau terjun kesana” katanya pelan
“Aku memang ingin mati” kataku lagi dengan dingin.
Aku merasakan tangannya yang hangat menarik tanganku, membuatku menjauh dari sungai itu.
“Kau gila ya?!” katanya sambil menatap mataku, ekspresinya serius sekali.
“Menurutmu?” tanyaku sambil menatapnya
Wajahnya tampak bingung, tetapi kemudian dia tersenyum. Nafasku tercekat, aku tidak mengerti pria ini, kenapa dia malah tersenyum?
“Menurutku kau belum..eh tidak gila” jawabnya sambil tersenyum. Aku semakin tidak mengerti.
“Kenapa kau tersenyum?” tanyaku
“ Eh? Apa perlu alasan untuk itu? Katanya balik bertanya
Aku terdiam, selama ini aku tersenyum hanya jika Jiyeon dan Ibu tiri menyuruhku, saat ada tamu yang datang ke rumah. Mereka tidak ingin tamu-tamu mereka berpikir ada yang aneh dengan anak perempuan keduanya.
“Lihat, langit birunya indah sekali” katanya sambil menunjuk ke atas. Aku mengikuti arah tangannya. Mataku melebar menatap langit biru itu, begitu indah dan..bebas. Sejenak aku merasa damai, aku menutup mataku. Dan tanpa kusadari sudut-sudut bibirku terangkat. Eh? Benarkah aku tersenyum?
“Nah, begitu lebih baik” katanya sambil mengamati wajahku. Aku merasakan pipiku panas.
“Eh?”
“Kau terlihat lebih cantik kalau tersenyum, boleh aku tahu namamu?” katanya lagi sambil tersenyum. Orang ini benar-benar hobi tersenyum sepertinya.
“N..ne, Son Naeun.” Jawabku
“Naeun ya? Aku Myungsoo” katanya lagi, senyuman tak lepas dari wajahnya.

Itulah pertemuan kami yang akhirnya membuatku jatuh cinta padanya.
Aku menyukainya, sangat menyukainya. Aku mengira kebahagianku akan segera datang, aku mengira dia juga menyukaiku. Tetapi sepertinya aku salah besar.

“Naeun ah.” Katanya sambil berbaring terlentang di rerumputan di tepi sungai.
“Ya?”
“Kau punya kakak perempuan?” tanyanya. Aku terkesiap sejenak, aku tidak suka membicarakannya
“Ya.” Jawabku singkat
“Pasti dia sangat cantik, seperti…” katanya. Aku benar-benar tidak ingin mendengar dia berbicara tentang kakakku.
“Dia memang sangat cantik, pintar, dan ramah. Aku rasa oppa sekelas dengannya.” Jawabku tanpa ekspresi, aku ingin sekali segera mengakhiri pembicaraan tentang kakakku ini.
“Ya, eh, apakah ada seseorang yang kau sukai?” aku terkejut dengan arah pembicaraan yang tiba-tiba berubah.
“Kenapa Tanya begitu?” tanyaku sambil mengamati wajahnya. Dia kemudian menatap ke arah sungai, aku tahu pikirannya tidak disini bersamaku. Matanya menerawang jauh.
“Sepertinya aku menyukai seseorang.” Katanya menatapku. Aku mengalihkan pandanganku, perasaanku tidak enak. Jangan-jangan dia menyukai kakakku.
“Naeun ah, apa kau pernah menyukai seseorang? “Tanyanya sambil mengamati ekspresiku
Aku terdiam, berbagai pikiran terlintas di benakku, tapi yang paling dominan adalah pikiran bahwa Myungsoo oppa menyukai kakakku. Tidak, jeritku dalam hati. Itu tidak boleh terjadi, aku tidak mau, jangan rebut orang yang aku sayang dariku lagi.
“Naeun ah, kau belum menjawab pertanyaannku” katanya, masih dengan senyum khas yang aku sukai
“ tidak, aku tidak pernah merasa seperti itu, aku.. tidak tahu” jawabku singkat. Aku merasa ekspresi Myungsoo oppa berubah kecewa. Kecewa karena aku tidak bisa meladeninya mengobrol tentang itu. Maaf, karena aku tidak mau melanjutkannya lebih jauh lagi, aku takut mengetahui kenyataan bahwa kau menyukai kakakku.

Sebesar apapun aku mengelak dari kenyataan, kenyataan itu malah semakin cepat mengejarku. Ya, Myungsoo oppa memang menyukai kakakku. Mereka selalu bersama, dan aku ditinggalkan begitu saja. Aku benci. Benci semuanya. Aku ingin mengakhiri ini semua. Kalau saja hari itu, Jiyeon unnie tidak menunjukkan sepatu dan cincin yang diperolehnya dari Myungsoo oppa kepadaku, kalau saja aku tidak tahu bahwa mereka akan bertunangan. Aku tidak akan melakukan semua ini, paling tidak sekarang Jiyeon unnie masih aku ampuni nyawanya. Tetapi kenyataannya tidak.

“Naeun ah, lihat lihat” panggilnya saat aku lewat di depan kamarnya. Aku menoleh tanpa minat.
“Lihat sepatu ini, persis sepatu Cinderella kan? Indah sekali kan, oh ya, lihat juga cincin ini permata putihnya berkilauan!” serunya
Aku terkejut melihat sepatu itu. Itu sepatu yang dibicarakan oleh Myungsoo oppa. Sepatu yang ia ingin berikan pada orang yang dicintai dan dinikahinya. Aku segera menepis pikiranku tentang itu. Tidak mungkin ini sepatu yang diberikan oleh Myungsoo oppa, tidak mungkin.
“Un..Unnie, apakah itu dari Myungsoo oppa?” aku memberanikan diri bertanya.
“Oh, iya tadi dia mengantarkannya ke sini” jawabnya sumringah sambil terus mengagumi sepatu itu
Hatiku mencelos. Benar, mimpi buruk sudah datang. Myungsoo oppa akan melamar dan menikahi kakakku. Seberapa besar aku menolak fakta itu, fakta itu akan datang menghantuiku. Dan benar, 2 hari kemudian Myungsoo datang. Dia ingin menemuiku. Tentu saja, tidak lain ingin meminta ijinku menikahi kakakku. Aku tidak mau bertemu dengannya.
“Naeun ah” katanya di balik pintu kamarku. Aku pura-pura tidur dan tidak mendengarnya.
“Naeun ah, ada yang ingin aku bicarakan” katanya lagi, aku tetap pura-pura tidur dan tidak menjawab.
“Baiklah kalau begitu, aku akan datang lagi besok, kuharap kau mau menemuiku”katanya lagi.
Maaf, selamanya aku tidak mau menemuimu lagi oppa.
Setiap hari, dia datang ke rumahku, tetapi aku selalu bersembunyi di kamar sehingga tidak bertemu dengannya. Hingga, tibalah hari itu, aku tidak sengaja mendengar ibu tiriku berkata di telepon.
“Myungsoo ah, tidak usah khawatir, persiapannya akan ibu handle semua” ibuku berkata sambil senyum-senyum
“Tenanglah, semua akan beres, kau tinggal datang di acara pertunangannya saja. Masalah dekorasi biar kita juga yang mengatasi..” suara ibu terdengar samar-samar, tapi jelas sekali di telingaku.
Pertunangan. Ya, pertunangan, aku tidak salah dengar. Dan ini bukan mimpi. Myungsoo oppa benar-bnar akan menikah dengan kakakku.

Seberapa besar persiapanku untuk menghadapi hari dimana aku mengetahui kenyataan, aku tetap saja tidak siap. Hatiku tetap remuk, hancur menjadi serpihan.
Perlahan, sakit hati itu menjadi benci, benci, benci yang terus menumpuk menjadi dendam. Hingga menjadi seperti ini.

Flashback end

Aku tersadar dari lamunanku yang panjang. Sekarang aku memandang tubuh Jiyeon unnie yang berlumuran darah. Dia sudah mati. Tetapi kenapa aku tidak sesenang yang aku duga? Kenapa aku tidak merasa senang walaupun sumber kesakitanku telah mati? Aku meremas dada kiriku. Merasakan apa yang aneh dalam diriku. Tidak ada. Tidak ada yang aneh. Yang aneh hanyalah kakak tiri dan ibu tiriku itu. Mereka yang aneh, mereka yang kejam.
Perlahan aku melangkah keluar dari kamar kakakku, aku merasa hampa. Benar benar hampa. Aku berjalan terhuyung, tidak sengaja kakiku menyenggol kotak dengan pita pink di atasnya. Aku buka isinya. Mataku menangkap sosok sepatu kaca itu, sepatu indah yang Myungsoo oppa bilang akan ia berikan pada gadis yang dicintainya. Aku terkekeh pelan. Sekarang orang itu sudah mati, sepatu ini sudah tidak bertuan. Perlahan aku ambil sepatu itu, sepatu yang bening itu kotor karena darah yang ada ditanganku. Aku ingin membuangnya, membuangnya jauh bersama tuannya yang telah mati. Aku melangkah keluar kamar itu lagi.
“Naeun ah” seseorang memanggilku, aku menoleh. Mataku melebar melihat sosok yang memanggilku tadi. Myungsoo oppa. Aku tidak bisa memungkiri perasaanku yang bahagia melihatnya.
“Apa yang kau lakukan!!” serunya melihatku keluar dengan tangan berlumuran darah. Sekejap kemudian aku sadar, dia kesini bukan untuk menemuiku. Dia hanya mengkhawatirkan kakakku. Kenyatan itu membuat hatiku berdenyut nyeri lagi.
“Jiyeon unnie sudah mati” kataku pelan tanpa ekspresi.
“Apa?!!” serunya kaget dan langsung berlari menuju kamar kakakku. Aku melihatnya mengguncang-guncang tubuh kakakku yang aku tahu itu sia-sia karena dia sudah mati. Aku lihat dia menangis, ya memang sepantasnya dia menangis. Gadis yang dicintainya sudah mati.
Aku melihatnya berjalan ke arahku dengan mata masih basah oleh air mata. Matanya menangkap tangan kananku yang masih memegang pisau dan tangan kiriku yang menenteng sepatu kakakku. Aku tau, sebentar lagi dia akan mengataiku gila, melaporkanku ke polisi, atau mungkin dia akan langsung membunuhku yang telah merenggut nyawa gadisnya itu.
“Aku yang membunuhnya” kataku pelan, singkat, dan datar tanpa ekspresi. Aku menatap lurus ke matanya, mengamati ekspresinya.
Dia terkesiap, dan terlihat bingung.
“Kenapa?” tanyanya dengan tenang. Aku tidak mengira akan mendapat pertanyaan seperti itu
“Karena dia terus menyakitiku, merebut orang-orang yang aku cintai, termasuk kau, aku membencinya! Sangat! aku ingin mati, tapi kau melarangku, aku ingin membunuhnya tetapi aku tidak ingin menyakitimu juga, tetapi sekarang aku benar-benar sudah tidak tahan. Aku… aku…membencimu juga!! Benci!! Kau juga menyakitiku, memberiku harapan palsu, membuatku merasakan cinta yang benar-benar membuatku tersiksa, seharusnya kau membiarkanku mati saja dulu di sungai itu!” Teriakku histeris. Aku sudah tidak peduli lagi, toh sebentar lagi entah Myungsoo oppa akan membunuhku atau menjebloskanku ke penjara itu sama mengerikannya. Air mataku tumpah lagi, sesak, mati matian aku mengendalikan diriku tetapi tidak bisa.
Tiba-tiba Myungsoo menarikku ke dalam pelukannya. Aku terkesiap, dia memelukku erat sekali. Hangat, dan menentramkan.
“Maaf” katanya sambil memelukku erat, aku bisa mendengar dia terisak.
“Maaf, aku tidak tahu telah menyakitimu sedalam itu. Kalau saja… aku dari dulu mengatakan ini..kau tidak akan seperti ini.”katanya sambil melepas pelukannya, dia menatapku dengan matanya yang basah., tatapan itu berbeda saat menatap kakakku. Lebih dalam.
“Aku mencintaimu Naeun ah” katanya
Aku tidak bisa mempercayai pendengaranku. Ini pasti mimpi.
Dia memegang tanganku, mengambil pisauku.
“selamat tinggal” tiba-tiba Myungsoo oppa menusukkan pisauku ke perutnya.
Aku shock. Kenapa? Apa yang terjadi?
“Oppa!!!” seruku histeris.
Dia terjatuh, dengan berlumuran darah.
“Oppa ap..apa yang kau lakukan?” tanyaku dengan bingung
“Naeun ah…sepatu itu…. Mi..milikmu…” katanya dengan lemah sambil menunjuk sepatu kaca yang kini berlumuran darah itu.
Aku terdiam, hanya air mata yang keluar, bulir demi bulir menetes membasahi wajah Myungsoo oppa yang masih berkata-kata dengan lemah.
“Maaf, aku membuatmu menderita, dengan begini, kau..tidak akan menderita lagi.. aku akan mati dan menghilang bersama rasa sakitmu.” Katanya dengan pelan
Aku sesenggukan, pandanganku kabur oleh air mata.
“tapi percayalah, aku mencintaimu, dari dulu sampai sekarang, saranghae, Na..Naeun ah” katanya dengan pelan. Dan akhirnya dia menutup matanya.
Aku tidak bisa mempercayainya. Myungsoo oppa. Mati?
Tidak mungkin. Ini mustahil. Cukup Jiyeon unnie saja yang mati. Kenapa? Kenapa Myungsoo oppa?
Kau mencintaku kan? Kenapa kau mati? Kenapa kau meninggalkanku?
Aku terus menangis. Menangis. Dan menangis.
Kenyataan ini memang mengerikan. Seberapa besar aku berpikir kenyataan ini indah, tetapi kenyataannya mengerikan, gelap, dingin, tanpa cahaya dan kebahagiaan. Itulah kenyataan ini bagiku.

Flashback 

Myungsoo’s POV


“Lihat lihat! Sepatu ini indah sekali!” serunya riang sambil memandangi etalase toko sepatu yang tidak sengaja kami lewati.
“Hm? Oh itu.. Cinderella shoes ya?” tanyaku
“Huh? Cinderella shoes? Benar-benar dari kaca?” tanyanya lagi dengan polosnya
Aku terkekeh pelan
“Ya! Sepatu bukan barang pecah belah, Naeun ah” kataku sambil mengacak rambutnya. Gadis ini menggemaskan sekali sekarang, berbeda saat aku bertemu dengannya pertama kali dulu. Dia kelihatan lebih hidup dan bahagia. Atau, aku yang melihatnya berbeda? Tidak. Tidak. Tidak mngkin. Apakah mingkin aku mulai menyukainya?
Aku mengamati wajahnya yang masih memandang sepatu kaca itu, matanya berbinar-binar.
“Aku akan memberikannya pada orang yang aku cintai kelak” kataku
“Benarkah? Beruntung sekali dia” katanya sambil tersenyum
“Tentu saja! Selain sepatu, aku akan memberi cincin juga” kataku lagi dengan tersenyum.
“Waaaaah” serunya dengan mata berbinar-binar lagi.
Mungkin, itu saat aku mulai menyukainya. Gadis yang sedang tertawa-tawa itu, ternyata menyimpan rasa sakit yang aku pun tidak bisa membayangkannya. Aku sangat ingin menghapus sakit itu tetapi tidak tahu bagaimana caranya dan apa yang menyebabkannya.
Saat itulah aku tahu ada seseorang yang dapat memberiku petunjuk, dia adalah sumber rasa sakit itu, Son Jiyeon, kakaknya.
“Myungsoo sshi” katanya memanggil namaku saat bertemu di kampus. Aku sekelas dengannya.
“Ya?” jawabku sambil menoleh ke arahnya
“Bisa kita bicara sebentar?” katanya sambil menunjuk ke luar jendela.
“Baiklah” kataku santai.
Setelah di sampai di luar kelas, aku tidak bisa menahan diri untuk bertanya.
“Apa yang ingin kau bicarakan?”
“Tentang adikku, Son Naeun.” Katanya.
Aku terkesiap, aku tidak tahu kalau Jiyeon ternyata adalah kakak Naeun.
“Naeun? Kau kakaknya?” tanyaku masih tidak percaya
“Ne kakak tiri lebih tepatnya, mungkin aku tidak pantas mengakuinya sebagai adikku, aku selalu membuatnya menderita.” Katanya dengan pelan, aku semakin tidak mengerti hubungan kakak beradik mereka.
“Apa maksudmu?” tanyaku
“Aku selalu menyiksanya, dari kecil aku selalu membuatnya menangis, karena aku merasa hal itu lucu. Kejam kan? Aku tidak tahu bagaimana, tetapi sepertinya itu menjadi kebiasaan, aku tidak ingin melakukannya, tapi tanpa aku sadari aku telah membuatnya menderita lagi dan lagi. Aku ingin menghilangkan kebiasaan itu, tetapi tidak tahu bagaimana memulainya.” Katanya panjang lebar
Aku semakin tidak mengerti. Apakah menyakiti orang lain bisa menjadi kebiasaan? Kalau benar, kejam sekali. Aku tiba-tiba merasa kesal dan marah pada orang di depanku ini. Sumber rasa sakit Naeun. Dia orang yang telah membuatnya menderita, sampai ingin mati.
“Kau tahu.. Naeun pernah berpikir untuk bunuh diri” kataku pelan.
Dia kelihatan terkejut, lalu wajahnya tampak murung.
“Benarkah?” dia masih tidak percaya
“Terserah kalau tidak percaya” jawabku dingin
Dia terkekeh pelan, wajahnya tetap tampak murung.
“Kalau begitu aku memang sangat kejam” katanya singkat
“Kau mau seterusnya seperti itu? Aku… aku tidak bisa membiarkan kau menyakiti Naeun terus menerus.” Kataku dengan tegas padanya
“Aku tidak ingin melakukannya, aku tidak ingin lagi menyakitinya, seandainya aku tahu bagaimana cara memperbaikinya.”
“Hati yang sudah tersakiti sulit diobati.” Jawabku singkat. Dia menatapku lalu mengalihkan pandangannya ke semak-semak di depan ku, ekspresinya sangat kecewa.
“Sudah kuduga, tidak mungkin ya” katanya pelan
“tapi ada satu cara” dia menoleh secepat kilat, menatapku ingin tahu.
“apa?” tanyanya
“berikan dia kebahagiaan” jawabku singkat.
Jiyeon tampak berpikir. Mungkin, tentang hal yang dapat membuat Naeun bahagia, sebenarnya aku belum tahu apa yang membuat Naeun sangat bahagia, mungkin, kakaknya ini tahu sesuatu.
Tiba-tiba dia mengangkat tangannya dan menunjuk ke arahku.
“Kau”
“Huh?” aku bingung apa maksudnya
“Kau, yang bisa membuatnya bahagia, akan kuberikan kau padanya” jawabnya, matanya memancarkan kesungguhan
“Apa maksudmu?” aku masih bingung dengan kata-katanya
“Dia menyukaimu” katanya singkat
Aku mulai mencerna kata-katanya, dan…
“Heeeh??? Be….benarkah?” tanyaku heboh, sepertinya wajahku memerah
“Ya, ikuti rencanaku, kau harus mau” katanya dengan tegas, membuatku yang masih salah tingkah ini semakin kebingungan.
Aku mulai mengikuti semua rencana Jiyeon, mulai dari menunjukkan keakraban kami pada Naeun, sampai akhirnya rencana gilanya berujung pada pesta pertunangan kejutan yang disiapkannya untuk Naun. Awalnya aku menolak ide gila itu, tetapi dia berhasil meyakinkanku menyetujuinya. Pesta pertunangan itu memang terkesan seperti pertunanganku dengan Jiyeon, setidaknya Naeun berpikir seperti itu. Tapi sebenarnya, pesta itu, cincin dan Cinderella shoes serta semuanya disiapkan Jiyeon untuk Naeun, agar Naeun bahagia dan merasa senang menjadi adik Jiyeon. Tetapi ternyata semua itu berujung pada petaka. Membuat Jiyeon kehilangan nyawa di tangan adiknya sendiri. Membuat Naeun menjadi pembunuh.
Semua itu salahku, salahku kenapa tidak mengatakan semuanya lebih awal. Seandainya aku mengatakan aku mencintaimu lebih dulu, kau tidak akan menderita seperti itu. Semua ini tidak akan terjadi, kita bisa bersama, bahagia dan tertawa menatap langit biru di tepi sungai itu, tempat kita bertemu, seperti saat kau tersenyum padaku. Aku ingin menghapus rasa sakitmu, tetapi tanpa sadar aku telah menambah kepedihan dan luka itu. Maaf, Naeun ah, aku sangat mencintaimu.
Love means No Pain
But this love only causes me pain
Is this really love?
I don’t know
It really hurts like hell

-Son Na Eun-

If only time machine existed
I’ll ride it
I’ll change this sad ending to happy ending
So I can erase your pain
So I can erase your tears
So I can embrace you with my love
If only time machine existed.

-Kim Myungsoo-

~oOo~




Penilaian yang Subyektif Itu, MENYEBALKAN

Oke, ini ceritanya curhat ya. Curhat!!!
Hari ini nggak tau kenapa kena sial terus. Dan, masalah atasan melulu. --______--
Bukannya apa ya, tapi sebagai pemimpin itu ya nggak boleh subyektif lah yaaaa.
Plin plan, kadang iya kadang nggak, kadang ini kadang itu, kadang nasi kadang lontong *eh.
Kalo dulu uda bilang oke, acc, ya jangan tiba-tiba batalin gitu lah.

Kamis, 25 April 2013

A Sad Day for Pink Pandas and PinkFinite Shipper

Ada dua berita yang bikin sedih minggu ini, eh nggak sedih juga sih, cuma sedikit agak kecewa. -__-


Berita pertama. Oke, berita ini memang uda lama, tapi hey, aku baru sempet curhat di blog soal berita ini. Sebagai Pink Panda, aku shock, kaget, terkejut, terperangah dan lalalanya baca berita satu ini.

A PINK YOOKYUNG ANNOUNCES DEPARTURE FROM THE GROUP



Alasannya, dia mau fokus kuliah. Bisa diterima sih, secara Yookyung uda tajir gitu, nggak perlu lah jadi idol yang jadwalnya padet berdarah-darah kayak orang romusha gitu. Cukup sekolah yang bener, minim uda jadi General Manajer di perusahaan Bapaknya. Tapi kecuali kalo dia emang mimpinya jadi idol dan berani out of the box. Tapi yaaa, kalo jadi Yookyung aku juga lebih milih kuliah sih, haha.
Sudahlah, walaupun sedih, tapi tetep harus dukung keputusannya, mungkin itu memang yang terbaik bagi dia sih. Semangat A Pink, cepetan comeback! jangan cuma Eunji sama Naeun aja yang nongol, walaupun bias ku Eunji tapi kasian juga yang laen nggak dapet sorotan. Hayoung uda nongol di MV nya Huh Gak, ayo mana yang lain (berasa jadi IC lagi nih). Namjoo uda nongol di MV One Year Ago, tapi lagi-lagi ada Eunji, jadinya dia gak banyak kesorot. Chorong mana? Bomi?  Ayolaah, A Pink membernya berbakat semua kok, lucu, koplak. Saya yakin kalian bisa. hohoho

Berita kedua. Berita ini juga bikin mulut ku mangap lebar pas kuliah PLI, untung dosennya nggak liatin mukaku, jadinya gapapa. *apa sih.

SHINEE TAEMIN AND A PINK NAEUN CONFIRM AS WGM NEW COUPLE.






Berasa baca fanfic. -__- Beneran ituh mereka jadi pasangan di WGM? masi nggak percaya, tapi berhubung previewnya uda ada, jadi ya mau nggak mau harus percaya. Sedih. Sebagai MyungEun shipper, sedih sih. Apalagi sebelumnya L jadi model MV nya K.Will bareng Dasom, eaaaah SISFINITE merajalela deh. Lah ini, Naeun malah WGM sama Taemin. -___-. Nasib ya, jadi shipper.

Cukup sekian dan terima kasih.


Sabtu, 16 Maret 2013

Cute Couple and Great Editing

Akhir-akhir ini aku mulai ngeship idol lagi. hehe, dan korbanku kali ini adalah jeng jengm A Pink dan Infinite. Sering disebut Mangwondong family, karena dorm mereka di kompleks apartemen yang sama, yaah walaupun sekarang Infinite uda pindah ke kompleks yang lebih tenar, secara disono ada Bigbang juga, tapi tetep deh seneng liat Infinite dan A Pink barengan. *cieh
Dan korban couple kali ini adalah, KIM MYUNG SOO alias L dan SON NA EUN. hohoho
Browsing-browsing foto deh akhirnya saya, dan ketemu ,lumayan banyak foto editan mereka yang WOW HITZ CETAR MEMBAHANA ULALA *oke cukup. Bagus banget editannya, dibanding editanku yang gak jelas gagal gitu, editan fans-fans ini bener-bener bagus, keliatan kayak beneran. okay, check this out guys.









source:

naeunships.tumblr.com
fyeahpinkfinite.tumblr.com
pinkfinitefact.wordpress.com
onlyperfectinmyheart.blogspot.com

Selasa, 12 Maret 2013

Where Has My Sense of Art Gone?


After entering Engineering..
In my right brain: nothing is left
In my left brain: nothing is right.

Kayaknya beneran deh jokes di atas itu. -.- My sense of art is really decreasing a lot! Dulu aku yang bisa gambar orang full body, desain baju yang yaaah lumayan fashionable laah, dll, sekarang sudah nggak bisa lagi. Sekarang gambar orang pun cuma bisa badannya doang, kepala sama kaki gak karuan bentuknya, desain baju sekarang juga gitu-gitu aja, kadang malah aneh wujudnya. Yaah, berarti bisa disimpulkan lah ya, begitu masuk teknik, sense of art ku sangat amat berkurang sekali pake banget *oke lebay. Gimana nggak, tiap hari yang dipake otak kiri terus, perhitungan, logika, hafalan kadang-kadang sih tapi jarang banget, semua yang dipake otak kiri. Otak kanan cuma dipake sekali dua kali pas gambar-gambar geje iseng di kelas karena bosen sama mata kuliahnya (LOL), atau pas lagi semangat bikin fanfiction. Dan, well, fanfic ku sekarang bahasanya kurang gimana gitu, kurang sense of art juga lah intinya. (-___-).
Nasib yah yang masuk teknik...

Cukup sekian post dari saya,
Saya mau balik lagi ngerjain tugas desain alat, desain bejana yang ribetnya gak karuan tapi dari tadi didiemin aja nggak dikerjain. Mampus wes mampuusss., besok deadline.
Have a nice night cause malam masih panjang guys.
*sincerelly, engineer yang akan begadang malam ini demi tugas desain bejana.

Jumat, 08 Maret 2013

My Biggest Fail as a kpop fangirl

Yoo, today is the D-day of music bank live in jakarta. So, what I'm doing right now? well, just staring at my laptop watching and observing countless fan accounts. So tragic, I know it.
Tetapi aku hanya bisa sabar menahan gejolak dalam dada *cieh lebaynya kumat. Mau gimana lagi, siapa yang nggak nyesek coba. SJ, B2ST, Infinite dan Teentop dateng semua men!! super sekali nggak sih? dan aku dengan amat sangat tragisnya cuma bisa mengamati dari jauh, nonton fancam, photos, sama fan account doang. Mau galau tapi kok ya childish banget, padahal umur uda kepala dua gini, tapi mau nggak galau rasanya nyesek juga. -__- complicated. Boleh nggak sih berharap Kyuhyun, Yoseob, Sungkyu, Changjo tiba-tiba sakit perut terus nggak bisa perform?? *jahat banget. LOL justkid. Well, itu tidak mungkin, karena jeng jeng jeng, Kyuhyun sudah dikonfirmasi jadi MCnya bareng Nadia Mulya. Uanjeeerrrr. Sabar jeng sabar. LOL

Lagi lagi, sihaaaaallll.
Besok INFINITE ada di Dahsyat!!!! Gile, lagi enak-enak blogging tiba-tiba, ada backsound Be Mine, pas noleh, OHEMJI, Dahsyat men! Dahsyat! Besok! ada INFINITE!
Gila, I'm shaking guys.

Sabtu, 02 Maret 2013

25 Desember 2008

25 Desember 2008, tanggal apa ya itu? Natal? tapi gak ngefek juga sama aku. haha. Hayo tebak, itu tanggal apa? ada apa dengan tanggal itu? ada yang bisa jawab? yang bisa jawab aku doain lulus 4 taon deh. *digemplang. Kelamaan woii.
Yasudahlah, berhubung nggak ada yang bisa jawab, aku kasi tau deh. -__-zzz.
25 Desember 2008, Karinda Quarta joined facebook.
*jedeeerrr
*nggak penting
Haha, memang nggak penting banget sih tanggal itu. Tapi tanggal itu mengingatkanku kalau sudah 5 taun berlalu. Lama ya ternyata. Baca timeline facebook itu berasa baca buku harian. Ada banyak cerita di sana, susah, senang, kecewa, dan lain-lain. Selain itu, banyak foto lama yang bisa bikin ngakak gak jelas, tapi ada juga yang bikin kangen masa-masa itu. Walaupun foto itu bukan foto diriku sendiri sih, (contoh: fotonya yamapi, kyuhyun, dll) . Tapi foto-foto itu juga menyimpan banyak cerita. Contohnya ya, foto yamapi di facebook ku itu menyimpan semua kegilaanku saat masih menjadi otaku. Haha bikin ngakak juga inget ke-gejean dulu itu. Dulu, aku gila banget sama yamapi, sampe kepoin biodata, sampe hafal tanggal lahirnya, tiap ada foto dia yang baru langsung di save, tiap dia update diary selalu dibaca dan disave, tiap NEWS rilis album/single baru mesti download, tiap yamapi maen drama baru mesti nonton, dan segala aktivitas kepo yang lain. -__-
Saat demam korea mulai melanda diriku *lebai ah, aku ternyata juga parah keponya. LOL. Taun 2009 itu kalo nggak salah mulainya. LOL. eh nggak bisa berenti ngakak. Dulu itu saking gilanya sama CHO KYUHYUN, sampe hafal tanggal lahir, nama emaknya, bapaknya, kakaknya, kucingnya, anjingnya (eh kyuhyun gak punya binatang piaraan deh perasaan -.-). Selau buka allkpop, soompi, sj-world, sj-subs (sekarang superlegacy sih) buat update berita-berita tentangnya. Selalu ngesave foto terbarunya, sempet galau berkepanjangan gara-gara dia sakit telinga, pernah galau parah juga gara-gara dia nggak bikin-bikin twitter, dan galau puncaknya adalah saat SJ nggak ada kemungkinan Sushow di Indonesia. Astajiiim. Maniak banget aku saat itu. Tapi, kalo diinget inget itu lucu, dan nggak nyangka ternyata segitu parahnya. hahahaha. Masih inget juga nama jepang yang sering aku pake dulu, Karin Asuka. Nama korea alay yang sampe sekarang masih dibuat bahan ejekan temen-temen seangkatan, Karin Kyuelf Asuka Poki. LOL. Tapi semua itu adalah kenangan masa-masa dimana aku masi bisa menikmati hobi tanpa memikirkan apapun. Sekarang mau tidak mau semua hobi itu sudah terkikis oleh kepentingan lain yang jauh lebih urgent. Yah, itu namanya menjadi sedikit lebih dewasa, bisa membedakan yang mana yang penting dan nggak penting. Tapi bukan berarti, aku melupakan semuanya lho, semua masih ada dalam memori yang yaaah lucu juga kalo diinget lagi. ^___^
 
Images by Freepik