Lama nggak buka blog dan jeng jeng. Author galau membawa ff jadul part 3. lol, semakin absurd, aneh, ancur, tapi silakan dinikmati bagi yang mau. *galau KP lagi,
~oOo~
Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
INFINITE Sungjong as Lee Sungjong
A PINK Hayoung as Oh Hayoung
Kim Bum as Kim Bum
Girls Day Hyeri as Lee Hyeri
Miss A Suzy as Bae Suzy
INFINITE Sungkyu as Kim Sungkyu
A PINK Namjoo as Kim Namjoo
BEAST Kikwang as Lee Kikwang
SECRET Hyosung as Jeon Hyosung
BEAST Kikwang as Lee Kikwang
SECRET Hyosung as Jeon Hyosung
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.
Chapter 3. Welcome
Eunji merasa seperti tidur begitu lama
di ruang yang gelap gulita. Ia berusaha membuka matanya, tetapi hanya kegelapan
yang ia jumpai. Lama sekali ia berada dalam kondisi seperti itu sampai suatu
ketika ia melihat satu titik putih, titik itu kemudian membesar dan membesar
sehingga membentuk garis. Ia merasakan matanya terbuka perlahan dan melihat
berkas-berkas cahaya yang menembus pepohonan. Eunji mengerjapkan mata, berusaha
mengingat apa yang terjadi padanya, dimana ia sekarang dan.. tiba-tiba ia
terperanjat, ia ingat tentang Hoya yang terakhir kali ia ingat sedang jatuh
dari atap gedung kampusnya. Segera ia menoleh kanan kirinya, dan begitu leganya
ia mendapati Hoya berada di sampingnya. Namun matanya tertutup, seberkas
kekhawatiran muncul di hati Eunji. Segera ia bangun dan beranjak menuju sisi
Hoya.
“Hoya ah! Ya! Bangun!” kata Eunji
tepat di depan wajah Hoya.
Hoya hanya diam tak bergerak. Eunji
memegang pipi Hoya, ia agak lega merasakan kulit Hoya yang masih hangat.
“Ya! Lee Hoya! Cepat bangun” kata
Eunji lagi sambil menepuk pipi Hoya.
Hoya masih diam tak bergerak, Eunji
memeriksa nafas Hoya, dan ia tidak bisa merasakannya. Eunji diserang gelombang
kepanikan yang luar biasa. Pikiran buruk mulai menghantuinya. Apakah Hoya sudah
mati? Tidak, tidak mungkin. Eunji segera menepis segala pikiran buruk itu.
Ia mengguncang tubuh Hoya, amat berharap
Hoya segera bangun dan mengatakan ia baik-baik saja.
“Hoya ah, kenapa kau diam saja? Jawab
aku” kata Eunji, ia mulai sesenggukan, air matanya menetes membasahi wajah Hoya
yang diam tak berekspresi.
“Lee Hoya, bangunlah, kajja, aku belum
mengatakan hal yang sangat penting padamu” kata Eunji, air matanya sudah
tumpah. Kepalanya tertunduk, matanya terus mengamati wajah Hoya, berharap ada
sedikit pergerakan, sekecil apapun itu. Namun Hoya hanya diam.
“Hoya ah, saranghae, cepatlah bangun,
jangan tinggalkan aku disini sendirian, Hoya ah.. bangun lah” kata Eunji mulai
putus asa karena Hoya tak kunjung bangun.
Eunji sesenggukan, ia memeluk tubuh
Hoya erat berharap ada pergerakan sedikit saja darinya. Namun lagi-lagi Hoya
tetap tak bergerak. Eunji menangis sejadi-jadinya, ia tidak bisa terima Hoya
mati meninggalkannya, apalagi ada hal penting yang belum ia sampaikan.
Eunji terus menangis dan memeluk tubuh
Hoya, sampai akhirnya Hoya bergerak. Matanya mulai membuka. Eunji yang melihat
itu tidak percaya dengan yang ia lihat. Hoya masih hidup.
“Eun..ji ah?” kata Hoya begitu melihat
Eunji. Eunji mengangguk dan langsung memeluk Hoya dengan erat.
“Syukurlah..” kata Eunji sambil
menangis lagi, kelegaan luar biasa ia rasakan saat memeluknya.
Hoya heran melihat Eunji yang banjir
air mata dan memeluknya dengan erat. Ia tidak bisa ingat apa-apa. Hal terakhir
yang ia ingat adalah ketika ia terjatuh dari atap dan melihat Eunji meraih
tangannya. Selebihnya Hoya tidak ingat apa yang terjadi pada mereka setelah
itu.
“Wae? Kau kira aku sudah mati?” kata
Hoya setelah Eunji melepas pelukannya.
Eunji mengangguk sambil mengusap
matanya yang basah.
“Wajahmu semakin jelek kalau menangis
seperti itu” kata Hoya melontarkan ejekannya pada Eunji, berharap Eunji
menanggapinya sehingga berhenti menangis.
“Ya! Kau tidak tau betapa paniknya aku
saat melihatmu tak bergerak, aku takut kau mati..atau jiwamu hilang..atau
apapun lah.. padahal aku… aku belum… “ Eunji tak dapat meneruskan kata-katanya.
“Belum apa?” tanya Hoya
“Ah sudahlah!” Eunji berseru frustasi.
Hoya terkekeh pelan. Ia kemudian
mengamati keadaan sekelilingnya. Pohon-pohon besar yang rimbum berada di
sekitar mereka. Pohon-pohon amatlah besar, batangnya tinggi sekali,
ber-meter-meter, daun-daunnya kecil namun rapat sehingga sinar matahari tidak
bisa menembusnya. Hoya langsung berpikir mereka sedang berada di sebuah hutan.
Hutan yang gelap, namun untungnya berkas-berkas sinar matahari masih bisa
menerangi walaupun hanya remang-remang. Eunji masih sibuk menenangkan diriinya
sendiri, mengusap air matanya. Hoya mulai berdiri, Eunji mengikuti pergerakan
Hoya.
“Eunji ah, dimana kita?” tanya Hoya
sambil melihat sekeliling. Berusaha mengenali hutan itu dari jenis
pohon-pohonnya. Namun ia belum pernah melihat pohon jenis itu, pohon itu hanya
ada di cerita fiksi masa lampau atau dongeng penyihir yang sering ia tonton di
TV.
“Mollayo, aku tidak tahu.” Jawab Eunji
yang mulai bingung, mereka sedang berada dimana.
Saat Eunji dan Hoya sedang sibuk
berpikir apa yang terjadi pada mereka dan mereka berada dimana. Dua sosok
bergerak ke arah mereka dengan kecepatan yang luar biasa. Kilat yang amat
menyilaukan tiba-tiba menyambar di tempat dimana Eunji dan Hoya berada. Sejenak
mereka tidak bisa melihat apapun. Hingga dua orang sosok menampakkan diri di
depan mereka. Seorang wanita, memakai gaun putih, dengan rambut hitam sebahu,
sedangkan yang satu lagi seorang pria memakai baju hitam dengan jubah panjang
semata kaki, sebuah pedang terselip di pinggangnya. Dua orang itu memandang
Eunji dan Hoya dengan curiga.
“Siapa kalian?” tanya si pria kepada
Eunji dan Hoya. Eunji dan Hoya bingung menjawab apa, namun dalam hati mereka
lega karena ada orang lain selain mereka di hutan yang gelap itu.
“Pasti parasit lagi, akhir-akhir ini
sering muncul parasit di sini, entah kenapa. Oppa, lebih baik cepat habisi dan
bereskan parasit-parasit ini.” Kata si wanita bergaun putih itu.
Hoya merasa ada sesuatu yang tidak
beres, ia berfirasat buruk.
“Tunggu, tunggu, siapa kalian?” Hoya
balik bertanya pada pria berbaju hitam itu.
Gadis bergaun putih itu mendengus
kesal, sepertinya sedikit sebal pada Eunji dan Hoya yang tidak mengenali
mereka.
“Sepertinya kalian memang parasit,
datang dari dimensi mana kalian hah?” tanya si pria berbaju hitam itu.
Hoya mulai tidak sabar dan kesal pada
mereka berdua, kenapa tidak menjawab pertanyaannya malah bertanya balik. Eunji
menenangkan Hoya dengan menepuk bahunya.
“Sebentar, kami hanya bertanya siapa
anda-anda ini, karena kami memang tidak tahu sedang berada dimana” kata Eunji
dengan sabar menjelaskan pada gadis bergaun putih dan pria itu.
“Baiklah, sepertinya kalian memang
butuh penjelasan. Yah, walaupun sebentar lagi kalian lenyap, tapi ada baiknya
kalian tau dimana kalian dilenyapkan bukan?” gadis itu tersenyum sinis kemudian
melanjutkan “Dengar baik-baik, kalian berada di Scientia, negeri milik nona
Suzy, tidak sembarang orang boleh masuk ke sini, jadi parasit-parasit yang tak
tau asalnya seperti kalian ini harus dilenyapkan. Dan, dengar baik-baik lagi,
kami adalah Chaser dan Tamer penjaga gerbang lima yang ditugaskan untuk
melenyapkan kalian. Oh iya satu lagi, aku Oh Hayoung dan dia Lee Sungjong.
Ingat nama kami baik-baik ya, karena kami lah yang akan melenyapkan kalian.”
Kata gadis bergaun putih yang mengaku bernama Oh Hayoung itu panjang lebar.
Eunji hanya bisa menyimak dengan seksama.
Oke, jadi kita tidak sedang berada di
bumi. Eh setidaknya masih bumi, tapi bukan bumi yang itu. Bumi yang ini bernama
Scientia, dan pemilik Scientia adalah orang yang dipanggil Suzy itu. Sistem
pemerintahan apa yang dianut negeri ini sehingga hanya ada satu pemilik? Dan
hey, pemilik? Sepertinya system pemerintahan manapun tidak ada yang memakai
istilah “pemilik”, begitu pikir Eunji.
Eunji sibuk dengan pikirannya yang
menerka-nerka negeri seperti apa Scientia ini, ketika Sungjong mencabut
pedangnya dan mengarahkannya pada Eunji.
“Eunji yah!!!!” Hoya melihat
pergerakan Sungjong dan menarik Eunji agar terhindar dari sabetan pedang
Sungjong.
Hoya menarik Eunji ke pelukannya dan
mendekapnya erat. Ia nyaris terlambat. Tapi untungnya, Eunji masih baik-baik
saja. Hoya menyuruh Eunji berlindung di balik bahunya, walaupun sedikit tidak
efektif tapi setidaknya lebih menenangkan hati Eunji.
“Hoo, kau lumayan cepat juga untuk
ukuran parasit” Sungjong meremehkan. Pedangnya diarahkan ke Hoya.
Hoya sedikit gentar, tapi ia tak punya
pilihan. Ia harus melindungi Eunji. Hoya menatap Sungjong dengan marah.
“Singkirkan pedangmu!” kata Hoya
dengan marah pada Sungjong. Sungjong terkekeh.
“Parasit sepertimu tidak berhak
memerintahku, kau hanya akan berakhir tragis di tanganku dan pedang dimensiku
yang hebat ini” katanya sambil mengelus pedangnya.
Sungjong mengarahkan pedangnya ke
Hoya, dan Hoya berhasil menghindar lagi. Namun Eunji tidak cukup cepat untuk
menghindari serangan Sungjong itu.
“Eunji yah!! Awas!” teriak Hoya yang
mendapati Eunji akan terkena sabetan pedang Sungjong. Eunji tidak tau apa yang
terjadi. Ia melihat Sungjong dengan tawa sinisnya mengarahkan pedang dimensi
itu ke arahnya. Hoya melihatnya juga dan tahu kalau ia terlambat, Eunji akan
terkena serangan itu. Eunji menutup mata.
“tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk”
teriak Eunji.
Namun kemudian hening. Eunji tidak
terkena serangan Sungjong. Begitu ia membuka mata, Eunji melihat interior rumah
kayu dengan perapian dan panci penangas airnya. Hoya pun berada di sampingnya,
mereka mengerjap bingung.
“Eunji eonnie!!!” terdengar teriakan
suara wanita. Eunji menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang gadis bergaun
putih tulang sedang berjalan ke arahnya, rambut panjangnya dikuncir ke atas.
Gadis itu tampak senang sekali melihat Eunji. Namun Eunji sama sekali tidak
mengenal gadis itu.
“Eunji eonnie, aku rindu padamu,
akhirnya kau datang juga” kata gadis itu seraya memeluk Eunji dengan erat.
Eunji pasrah dipeluk karena masih bingung dengan kejadian yang amat cepat ini.
Hoya melihat mereka dengan bingung,
perasaan sejak kecil ia bersama Eunji dan tau siapa saja teman Eunji. Tapi
gadis itu, ia juga tidak mengenalnya. Hoya berusaha mengingat-ingat lagi,
mencari secuil memori tentang gadis itu, tapi tak juga menemukannya. Akhirnya
dia berkesimpulan bahwa mereka berdua memang tidak mengenal gadis bergaun putih
tulang itu.
“Maaf, sepertinya kami tidak
mengenalmu, nona siapa ya?” tanya Hoya pada gadis itu. Gadis itu melepaskan
pelukannya pada Eunji dan menatap Hoya. Ia mendengus ke Hoya. Hoya merasa gadis
itu tidak terlalu menyukainya.
“Aku lupa kalian kehilangan semua
ingatan tentang aku dan Scientia serta diri kalian sendiri. Baiklah, akan aku
jelaskan sejelas-jelasnya. Aku Hyeri, Lee Hyeri. Aku seorang tamer dan…..”
gadis bernama Hyeri itu belum selesai berkata ketika Hoya tiba-tiba menarik
Eunji menjauhi gadis itu.
“Ya! Kau pasti teman dari Hajong, atau
Hayoung atau siapalah tadi yang menyerang kami kan?” kata Hoya pada Hyeri. Hoya
mencurigai Hyeri adalah komplotan dari Hayoung yang menyerang mereka berdua
tadi karena Hyeri berkata ia adalah seorang Tamer.
“Tenanglah, aku tidak sama seperti
Tamer lain, aku tidak terkena pengaruh hipnotis dari Suzy yang jahat itu” kata
Hyeri dengan tenang.
“Benarkah?” tanya Hoya yang masih ragu
dengan ucapan Hyeri.
Eunji mengamati Hyeri dari ujung
kepala sampai ujung kaki. Ia merasa Hyeri memang tidak berbahaya. Intuisinya
mengatakan demikian.
“Dia tidak berbohong kok, aku percaya
padanya, setidaknya intuisiku berkata seperti itu.” Kata Eunji meyakinkan Hoya.
Hoya menatap Eunji dengan pandangan
seolah bertanya ‘kau yakin?’, dan Eunji mengangguk mantap.
“Baiklah kami mempercayaimu, lanjutkan
ceritanya” kata Hoya. Hyeri mendengus sebal, ia tidak suka dengan cara Hoya
berkata yang seperti memerintahnya.
“Oke sampai dimana aku tadi, oh ya,
aku seorang Tamer. Dulu kekuatanku adalah bisa berpindah dimensi dengan cepat
dan memanipulasi ingatan. Namun sekarang aku hanya bisa berpindah tempat,
itupun hanya jarak tertentu saja. Untung aku bisa merasakan kehadiranmu tadi,
dan untungnya juga tidak terlambat, jadi aku sempat memindahkan kalian kesini.
“
“Oh, jadi kekuatanmu teleportasi? Dan
kau yang menyelamatkan kami dari gadis bergaun putih dan pria berjubah hitam
tadi?” tanya Eunji pada Hyeri. Hyeri mengangguk dan melanjutkan ceritanya.
“Nama mereka Hayoung dan Sungjong.
Mereka adalah Tamer dan Chaser , Hayoung eonnie seangkatan denganmu di akademi
Tamer, tapi sayang sekarang mereka sedang di bawah pengaruh hipnotis Suzy.Padahal
kalian dulu seangkatan, Suzy, Hayoung, eonnie dan Tamer yang lain dulu adalah
sahabat dekat, kenapa semua jadi begini? Pasti ini gara-gara kekuatan jahat
sepatu kaca itu.” Kata Hyeri dengan muram.
“Maaf, aku benar-benar tidak mengerti
tentang Tamer, Chaser, akademi dan apa saja yang kau katakan tadi.” Kata Hoya
sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Eunji terlihat mengangguk, ia juga
tidak mengerti apa yang Hyeri katakan.
“Baiklah, aku jelaskan saja singkat
ya, Tamer adalah gadis yang berkekuatan special, misal seperti aku yang bisa
teleportasi dan manipulasi ingatan, Tamer nantinya akan dididik di akademi
untuk menjadi Putri. Dan putri Scientia terakhir adalah aku, sebelum Suzy
menghancurkan semuanya, membuat raja dan ratu serta seluruh Scientia tidur
dengan sihir. Hanya Tamer dan Chaser berkekuatan yang dibiarkan tidak tidur
karena sihirnya, namun mereka dihipnotis. Suzy memanfaatkan kekuatan mereka
untuk memenuhi obsesi pribadinya.”
Eunji dan Hoya mendengarkan cerita
Hyeri dengan seksama, namun sesekali mereka saling berpandangan dan mengernyit.
“Dengarkan baik-baik ya, aku akan
menjelaskan tentang diri kalian sebelum ingatan kalian hilang ingatan, eh, atau
lebih tepatnya aku yang memanipulasi ingatan kalian.” Kata Hyeri. Eunji
mengernyit lagi mendengar bahwa ingatannya dimanipulasi oleh Hyeri.
“Eunji eonnie adalah Putri Generasi
kedua. Kekuatan eonnie dulu benar-benar hebat sebagai seorang Tamer, karena itu
eonnie dipilih oleh ratu menjadi Putri. Dan Hoya oppa, adalah Chaser, makhluk mengerikan
berwujud manusia dengan kekuatan luar biasa, namun hanya bersifat merusak alam
saja. Eunji eonnie berhasil mengendalikan Hoya oppa dan kalian menjadi pasangan
Tamer dan Chaser paling tangguh di Scientia kala itu. Tapi….” Hyeri diam
sejenak dan kemudian melanjutkan.
“Saat itu, seorang putri harus menikah
dengan pangeran dari negeri lain. Namun Eunji eonnie kabur dari pernikahannya.
Hoya oppa lah yang membuat Eunji eonnie melakukan itu.” Kata Hyeri sambil
menunjuk kea rah Hoya. Hoya yang tidak ingat apa-apa langsung menaikkan sebelah
alisnya.
Flashback
Gadis
bergaun kuning terlihat sedang berjalan tergesa-gesa di koridor istana. Ia
terburu-buru menghadap Raja dan Ratu Scientia, Raja Lee Kikwang dan Ratu Jung
Hyosung. Gadis itu tampak pucat, ia baru mendengar sebuah berita yang sangat
buruk.
Ia
sampai di depan sebuah pintu besar 3 kali lipat tingginya daripadanya. Dua
orang pelayan istana yang sedang berdiri di kanan dan kiri pintu mengangguk ke
arahnya, dan mempersilahkannya masuk sambil membuka pintu besar itu.
“Putri
generasi kedua menghadap paduka raja dan ratu” seru dua pelayan itu serempak.
Gadis
bergaun kuning yang ternyata adalah Putri Generasi Kedua itu masuk menghadap
Raja dan Ratu.
“Oh
apa yang membawamu kemari Putri Eunji?” tanya Raja Lee Kikwang pada Putri Genrasi
kedua, Putri Eunji.
“Paduka
raja, apakah berita itu benar?” tanya Putri Eunji langsung ke intinya, wajahnya
nampak lebih pucat karena menunggu kepastian dari sang Raja.
Ratu
Jung Hyosung tersenyum, ia melirik Raja Lee Kikwang kemudian berkata pada Putri
Eunji.
“Nampaknya
berita sudah tersebar, iya Putri Eunji itu benar. Putri akan dijodohkan dengan
Pangeran Kim Bum dari Algebraic.” Kata Ratu Jung Hyosung sambil tersenyum.
Hati
Putri Eunji mencelos. Ia akan dijodohkan dan menikah dengan pria yang tidak
dikenalnya, tidak dicintainya. Lalu bagaimana dengan perasaannya saat ini yang
ia tahu ia sedang mencintai seseorang. Chasernya sendiri, Lee Hoya.
“Apakah..apakah
hamba harus menikah dengan pangeran itu? Maksud hamba.. eh..bukan begitu..tapi..”
kata Putri Eunji terbata-bata saking shocknya.
“Ada
apa Putri Eunji?” tanya Raja Kikwang padanya
Eunji
berusaha menenangkan dirinya. Sebagai seorang Putri generasi kedua ia harus
bijaksana, tidak boleh hanya menuruti perasaan dan egonya sendiri. Ia harus
memikirkan Raja dan Ratu serta negeri Scientia.
“Tidak,
tidak ada apa-apa paduka Raja.” Kata Putri Eunji sambil tersenyum. Ia kemudian
beranjak dan meninggalkan ruang itu setelah sebelumnya memberi hormat pada Raja
dan Ratu.
Putri
Eunji berjalan menyusuri koridor istana dengan hati dan pikiran yang
berkecamuk. Pikirannya menyuruh untuk mennyetujui perjodohan itu, namun hatinya
berontak. Ia tidak bisa menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Dan ia
tidak bisa menepis perasaan bahwa ia mencintai Hoya. Namun di sisi lain,
posisinya sebagai seorang Putri tidak mengijinkannya untuk menuruti perasaan
saja. Lama sekali ia berjalan sambil berpikir tentang apa yang akan ia lakukan
hingga sampailah ia di istananya sendiri. Taman bunga matahari terhampar di
depannya. Melihat banyak bunga matahari yang cerah sedikit menenangkan pikiran.
“Eunji
ah, ah maksudku Putri Eunji!” suara seorang pria membuyarkan lamunannya. Suara
itu, suara yang telah ia kenal, Hoya.
Eunji
hanya menatap Hoya yang sedang berjalan ke arahnya. Dipaksakannya senyum, namun
terlihat aneh karena matanya berkaca-kaca dan wajahnya muran.
“Wae?
Ada apa?” tanya Hoya yang melihat Eunji bersedih.
“Ani,
tak ada apa-apa, hanya sedikit lelah” jawab Eunji berbohong. Sebenarnya ia
ingin mengatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan orang lain, tetapi kata-kata
itu tersangkut di tenggorokannya, sulit sekali keluar.
“Menjadi
Putri cukup melelahkan bukan?” tanya Hoya
“Tidak,
khusus hari ini aku merasa lelah sekali” jawab Eunji masih dengan wajah yang
muram. Hoya semakin khawatir dibuatnya.
“Kau
benar-benar tidak apa apa?” tanya Hoya memastikan.
“Wae?”
Eunji balik bertanya
“Jangan
menyembunyikan sesuatu dariku, aku tau kau tadi menemui Raja dan Ratu, apakah
mereka mengatakan sesuatu yang membuatmu muram?” tanya Hoya, intuisinya sedang
bagus hari ini.
“Tidak.”
Jawab Eunji mengelak. Namun Hoya terus mengamati ekspresi Eunji, dan ia tahu
Eunji berbohong. Namun Hoya tidak ingin mengorek lebih dalam karena Eunji
sedang tidak dalam kondisi yang baik. Ia akan mencari tau sendiri.
“Baiklah
kalau begitu, kajja kita makan. Cara paling baik menyembuhkan suasana hati
adalah makan, benar bukan?” kata Hoya sambil tersenyum, ia menarik tangan Eunji
masuk ke dalam istana. Eunji menatap tangan Hoya yang menggenggam tangannya,
ingin sekali ia tidak melepaskan tangan itu, tetapi kenyataannya ia harus
melepasnya untuk bersama orang lain. Demi negerinya, Scientia.
“Hyeri
ah!!” teriak seorang pria di lorong akademi Tamer. Dia adalah Hoya. Setelah
Eunji tertidur pulas habis makan, ia pergi ke akademi Tamer untuk mencari tau
sesuatu yang disembunyikan Eunji darinya. Hoya tau tempat paling baik untuk
mencari informasi adalah akademi Tamer.
“Hoya
oppa!! Mana Eunji eonnie? Eh, sekarang aku harus memanggilnya Putri Eunji ya?”
kata seorang gadis berambut panjang. Tangannya melambai ke arah Hoya,
menyuruhnya mendekat.
“Oh,
Eunji sedang tidur, dia kelelahan. Hyeri ah, aku ingin tanya sesuatu” kata Hoya
sambil mendekat ke Hyeri yang sedang duduk di bawah pohon besar.
“Apa?
Apa Oppa juga mau memastikan tentang rumor itu?” tanya Hyeri setelah Hoya duduk
di sampingnya.
“Rumor
apa? Aku sama sekali tidak tahu” kata Hoya, ia tidak tahu menahu tentang berita
yang asalnya dari istana Raja dan Ratu.
“Oppa
yakin mau tau? Ini hanya rumor, sekali lagi RUMOR, jadi jangan percaya 100%”
kata Hyeri pelan.
“Apa
rumor itu tentang Eunji?” tanya Hoya
“Tentu
saja, oppa benar-benar mau tau?” tanya Hyeri sekali lagi, ia khawatir Hoya akan
melakukan sesuatu yang tak terbayangkan jika tau tentang hal itu.
“Ya,
katakan saja” jawab Hoya mantap. Ia ingin tau apa yang membuat Eunji muram
“Eunji
eonnie dijodohkan dengan pangeran dari Algebraic” kata Hyeri singkat sambil
mengamati ekspresi Hoya.
Hoya
terperanjat. Tubuhnya seakan dialiri listrik 100.000 volt. Eunji akan menikah
dengan orang lain? Entah kenapa gagasan itu membuat seluruh badannya merasa
tidak enak. Nyeri, ia merasa ada sesuatu menggerogotinya dari dalam, dan itu
sakit sekali. Ia tidak pernah mengenal cinta, bahkan ia tidak tau bahwa ia
mencintai Eunji. Yang ia tahu hanyalah ia ingin bersama Eunji dan Eunji
bersamanya. Bukan bersama pangeran dari antah berantah. Ia tidak bisa melihat
Eunji bersama orang selain dirinya.
“Oppa”
panggil Hyeri yang melihat Hoya terdiam lama sekali. Hoya tidak menyahut.
“Apa
oppa baik-baik saja?” tanya Hyeri sekali lagi. Hoya akhirnya terbangun dari
lamunannya dan menatao Hyeri.
“Kau
yakin berita itu benar?” tanya Hoya memastikan
“Tadi
aku bilang kan itu hanya rumor. Aku juga tidak tau berita itu benar atau tidak.
Hanya Raja dan Ratu serta Eunji eonnie yang tahu.” Jawab Hyeri. Ia juga ingin
tahu apakah berita itu benar, karena Hyeri sudah menganggap Eunji sebagai
kakaknya sendiri.
“Gomawo
Hyeri ah” kata Hoya sambil berlalu meninggalkan Hyeri. Ia shock mendengar
berita itu.
Di
istana Putri. Eunji tidak bisa tidur, ia memikirkan tentang rencana
perjodohannya. Raja dan Ratu mengatakan bahwa 14 hari lagi ia akan menikah
dengan pangeran dari Algebraic yang ia tidak kenal. Hatinya sakit, ia tidak
ingin menikah dengan orang yang tak dicintainya. Seberkas penyesalah muncul di
hatinya. Kenapa ia dulu ingin menjadi seorang Putri, seandainya ia tidak
menjadi seorang Putri, pasti ia lebih bebas memilih dengan siapa ia bersama.
Ketukan
di pintu membuat Eunji tersadar dari lamunannya. Ia mendengar suara Hoya yang
berbicara di balik pintu. Tiap mendengar suara itu, Eunji seperti ingin
menangis. Sedih karena 14 hari lagi ia akan meninggalkannya.
“Eunji
ah, boleh aku masuk?” tanya Hoya sayup-sayup di balik pintu
“Ya”
jawab Eunji singkat sambil bangun dari tempat tidurnya. Ia duduk di tepi
ranjang dan melihat Hoya memasuki kamarnya. Ekspresi Hoya datar, tapi matanya
seperti ingin mengetahui sesuatu.
“
Apa rumor itu benar?” tanya Hoya serta merta.
Eunji
terkejut. Rumor apa yang dimaksud oleh Hoya. Jangan-jangan ia sudah tau tentang
perjodohannya dengan pangeran dari Algebraic, Eunji menerka-nerka.
“Rumor
apa?” Eunji bertanya dengan tenang. Namun sebenarnya hatinya berkecamuk.
“Perjodohanmu.
Apa itu benar?” tanya Hoya. Hatinya ngilu saat mengatakannya.
Eunji
sejenak terdiam. Ia berpikir apakah harus jujur atau tidak. Kemudian ia
akhirnya memutuskan jujur pada Hoya. Ia tidak punya pilihan lain. Walaupun
hatinya nyeri di sana sini, tetapi lebih baik jujur dan mengatakan yang
sebenarnya.
“Ya,
14 hari lagi, aku akan menikah dengan pangeran dari Algebraic” jawab Eunji. Ia
kemudian menunduk, bulir-bulir air mata mendesak keluar, tetapi berusaha ia
tahan. Ia tidak ingin menangis.
“Dan
kau menerima keputusan sepihak itu begitu saja?” tanya Hoya
“Apakah
ada alasan untuk tidak menerimanya?” Eunji balik bertanya. Ia mengamati
ekspresi Hoya. Eunji sangat berharap Hoya berkata, ‘aku lah alasan itu, jadi
jangan menikah dengan orang lain’. Namun Hoya hanya diam mematung.
“Tidak
ada” jawab Hoya. Ingin ia mengatakan bahwa ia tidak suka Eunji bersama orang
lain. Tetapi ia ingat posisinya. Ia hanyalah Chaser milik Eunji, ia tidak
berhak ikut campur hidup Tamer nya.
“Aku
ingin tidur lagi.” Eunji berkata seraya menyuruh Hoya keluar dari kamarnya.
Hatinya tidak keruan. Ia benar-benar ingin menangis sekarang.
Hoya
meninggalkan kamar Eunji. Sekarang ia mengetahui kebenarannya. Dan itu sangat
menyakitkan.
Hari-hari
setelah itu. Hubungan Eunji dan Hoya menjadi semakin aneh. Hoya sadar Eunji
menghindarinya. Sampai suatu hari, ia menunggu Eunji di depan istana Putri.
“Eunji
ah” panggil Hoya yang melihat Eunji sedang berjalan menuju istana. Eunji
melihat Hoya, ia berhenti berjalan. Ketika Eunji akan berjalan meninggalkan
taman depan istana Putri, Hoya menahannya.
“jangan
menghindar lagi” kata Hoya yang sudah berdiri di samping Eunji dan menahan
lengannya.
“Aku
tidak menghindar, mendadak ada urusan di istana Raja, aku harus kesana
secepatnya” jawab Eunji sambil melepas tangan Hoya yang menahan lengannya.
“Aku
tahu kau menghindariku” kata Hoya pelan. Ia menatap Eunji, namun Eunji tidak
balas menatapnya.
“Eunji
ah, lihat aku. Kenapa kau menghindar terus?” tanya Hoya
Eunji
diam membisu. Namun sejurus kemudian ia menatap Hoya. Eunji menguatkan hatinya.
Ia akan mengatakannya sekarang.
“Jangan
mendekatiku, aku tidak ingin melihatmu lagi Lee Hoya. 7 hari lagi aku akan
menikah dengan orang lain, jadi sebaiknya kita tidak berhubungan lagi.” Kata
Eunji, ia berusaha mengendalikan ekspresinya, walaupun hatinya nyeri.
Hoya
terkejut dengan kata-kata Eunji. Perpisahan dengan Eunji menjadi semakin nyata
di matanya. Ia tak sanggup berkata apa pun. Ia juga tak menahan Eunji lagi saat
Eunji meninggalkannya di taman bunga matahari di depan istana putri saat itu.
Taman bunga matahari yang biasanya mampu mencerahkan suasana hatinya entah
kenapa saat itu malah menambah kengiluan hatinya.
Akhirnya
hari itu tiba. Hari pernikahan Putri Eunji. Istana utama atau Istana Raja dan
Ratu sudah sibuk mempersiapkan segalanya dari pagi. Pangeran dari Algebraic
yang akan menikah dengan Putri Eunji tampak sibuk mengobrol dengan Raja dan
Ratu. Ia membawa hadiah pernikahan yang fantastis, yaitu sepatu kaca yang
dibawa langsung dari Museum Algebraic. Sepatu kaca itu tak ternilai harganya
karena itu adalah sepatu kaca yang asli.Sepatu yang benar-benar dipakai oleh
Cinderella, namun entah kenapa sepatu itu malah teronggok di museum.
Saat
Istana Utama sedang sibuk mempersiapkan segalanya. Suasana di Istana Putri
tampak muram. Eunji masih berada di kamarnya dan bergelung dengan selimut. Ia
mengabaikan ketukan di pintunya dan panggilan dari pelayan-pelayan yang
memohonnya keluar untuk bersiap. Eunji masih belum siap untuk menikah dengan
orang yang tak dikenalnya.
Sementara
itu Hoya sedang berada di taman bunga matahari. Ia berusaha mengusir rasa tak
enak yang dari tadi menggelayuti hatinya. Namun berada di taman dan memandangi bunga-bunga matahari yang
berayun kesana kemari sama sekali tidak membantu.
Eunji
memandang dirinya di cermin. Gaun pengantin berwarna kuning cerah itu
membuatnya terlihat cantik. Tetapi ekspresinya tetap muram. Ternyata ia
benar-benar tidak bisa menikah dengan orang lain. Ia tidak sanggup. Seandainya
Hoya berkata akan melarikan diri bersamanya, Eunji akan melakukannya.
Hoya
semakin tersiksa saat melihat Eunji keluar dari istana putri. Eunji mengenakan
gaun pengantin berwarna kuning. Ia tampak cantik sekali. Namun begitu
sadar Eunji mengenakan itu untuk menikah
dengan orang lain, hatinya kembali nyeri.
Kereta
kuda yang akan membawa Eunji ke istana utama telah datang. Pelayan
mempersilahkan Eunji masuk ke dalam kereta. Ketika Eunji akan masuk ke kereta,
mendadak Hoya menahannya.
“Biar
saya yang membawa Putri ke istana Utama” kata Hoya kepada Pelayan dan Eunji.
Eunji terkejut dengan sikap Hoya, namun ia mengabaikannya dan masuk ke dalam
kereta.
“Ini
terakhir kalinya saya bisa bersama Tamer saya, jadi ijinkanlah” kata Hoya pada
pelayan itu. Eunji mendengarnya juga, dan hatinya kembali ngilu. Terakhir kali.
Hoya berkata hari ini terakhir kali bisa bersamanya.
Hoya
mengemudikan(?) kereta kuda itu dalam diam. Eunji juga demikian. Namun
tiba-tiba Hoya menghentikan kereta. Hoya turun dari pelana dan berdiri di dekat
kereta.
“Eunji
ah, keluarlah, aku ingin bicara” kata Hoya menyuruh Eunji keluar. Eunji
terkejut dengan sikap Hoya. Ia tidak ingin keluar karena takut hatinya kembali
goyah. Namun hatinya menyuruhnya untuk keluar, Eunji pun keluar.
“Apa
yang kau lakukan? Cepat bawa aku ke istana utama” kata Eunji pada Hoya.
“apa
kau yakin akan menikah dengan orang yang bahkan tak pernah kau lihat wajahnya?”
Hoya bertanya. Eunji terdiam. Ia tidak punya pilihan lain, karena itu ia
menyetujui pernikahan itu.
Hoya
memegang kedua bahu Eunji. Mengangkat dagunya dan menatap langsung ke matanya.
Eunji berkaca-kaca. Sebulir air mata menetes dari matanya.
“Jawab
aku Eunji ah, apa kau yakin akan menikah dengannya?” kata Hoya sambil mengusap
air mata Eunji. “Kau terlihat menderita sekali, aku tidak tahan” kata Hoya.
Eunji
hanya diam. Air matanya menetes lagi, namun ia tak mampu berkata-kata.
“Kau
tahu, melihatmu menangis seperti ini saja sudah cukup menyakitkan, apalagi
melihatmu bersama orang lain. Kau mau aku mati atau jadi gila huh?” Hoya
berkata dengan cepat. Emosinya meluap. Ia memeluk Eunji erat. Eunji yang masih
sesenggukan balas memeluk Hoya. Ia tidak ingin melepasnya.
“Saranghae.
Maaf karena baru mengatakannya sekarang, aku tahu sangat terlambat,
tapi….. maukah kau lari bersamaku?”
tanya Hoya sambil menatap Eunji.
Eunji
terdiam sejenak. Pikirannya menolak namun hatinya amat menyetujui gagasan itu
“Jawab
aku Eunji ah”. Kata Hoya menuntut jawaban Eunji.
Eunji
mengangguk. Ia sudah memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Entah itu benar
atau tidak, ia tidak peduli. Ia hanya ingin bersama orang yang dicintainya.
Eunji
dan Hoya lari dari pernikahan itu. Hingga sampailah mereka di Silent Forest.
Hutan dengan pepohonan yang besar dan tinggi, berdaun amat rimbun hingga
berkas-berkas sinar matahari saja yang bisa menembusnya. Mereka beristirahat di
hutan itu. Eunji dan Hoya duduk di bawah salah satu pohon. Eunji meletakan
kepalanya yang terasa amat berat di bahu Hoya.
Hoya tersenyum dan menyuruh Eunji untuk tidur.
“tidurlah
sebentar” kata Hoya lembut
“Istana
utama pasti sedang kacau sekarang.” Kata Eunji pelan
“Jangan
memikirkannya, aku takut kau berubah pikiran” Hoya berkata.
“Tidak,
tak akan. Aku merasa ini pilihan terbaik walaupun egois.” Kata Eunji lagi.
Eunji
dan Hoya hampir tertidur ketika bunyi pohon rubuh mengagetkan mereka.
“Akhirnya
ku temukan kalian!” teriak seorang pria dengan keras. Hoya dan Eunji serentak
berdiri dan menatap ke arah pria itu. Hoya menyuruh Eunji berlindung di balik
bahunya.
“Siapa
kau?” Hoya bertanya pada pria yang tiba-tiba menyerang membabi buta itu.
“Heh,
aku orang yang telah kalian permalukan” jawab pria itu dengan emosi
“aku
bertanya siapa kau?’ tanya Hoya lagi.
“
Kim Bum, pangeran Algebraic.” Jawab pria itu singkat. Kim Bum mennghunus
pedangnya. Hoya juga mengeluarkan pedangnya.
“aku
tak akan mengampuni kalian yang telah mempermalukanku!” teriak Kim Bum marah.
Ia melemparkan suatu benda yang kemudian Eunji kenali sebagai sepasang sepatu
kaca ke arah mereka. Hoya menangkisnya dengan pedang dimensinya.
Kim
Bum menyerang mereka dengan membabi buta. Hoya kesulitan karena harus
melindungi Eunji sekaligus. Kekuatan Eunji yang bisa melihat masa depan tidak
bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan Kim Bum entah kenapa. Kekuatan Kim
Bum sangat hebat, sehingga membuat Hoya kelelahan.
“Mati
kau!” teriak Kim Bum saat Hoya lengah. Ia menusukkan pedangnya ke perut Hoya. Hoya
terhuyung kemudian jatuh.
“Hoya!!!!”
teriak Eunji saat melihat Hoya jatuh tersungkur di tanah
“Eun..ji
ah, lari lah” kata Hoya lemah, kemudian tak sadarkan diri. Eunji shock. Ia
tidak bisa berpikir apa-apa melihat Hoya tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh
darah.
“Kau
juga harus mati!” teriak Kim Bum lagi. Ia menusukkan pedangnya ke perut Eunji.
Eunji tak bisa menghindar. Ia jatuh dengan darah mengalir.
Kim
Bum tampak puas setelah menghabisi mereka berdua. Ia mengambil sepatu kaca yang
sebelumnya ia lemparkan ke arah Eunji dan Hoya.
“Sayang
sekali, sepatu indah ini harus terkotori oleh darah kalian.” Cih, aku tak membutuhkannya
lagi” kata Kim Bum sambil menjatuhkan sepatu itu di depan Eunji dan Hoya. Kim
Bum meninggalkan mereka berdua. Eunji menatap sepatu yang berlumuran darah itu.
Ia mendengar sepatu itu seakan berbisik ‘kebencian telah menang, kalian pantas
mati, tak ada cinta, cinta harus mati, karena kebencian lebih kuat dari cinta’
Bisikan itu terus berulang, Eunji dengan jelas mendengar bisikan ituu berasal
dari sepatu kaca yang ditinggalkan oleh Kim Bum.
Keadaan
di hutan itu amat sunyi. Tiba-tiba dengan kesadaran yang semakin minim, Eunji
mendengar ada seseorang di hutan itu.
“Eunji
eonnie!!! Hoya oppa!!! Apa yang terjadi?” Kim Bum sshi, kenapa, kenapa dia melakukan
itu?” Hyeri tiba-tiba muncul dan menangis melihat keadaan Eunji dan Hoya yang
mengenaskan.
“Hyeri
ah, kau kah itu?” tanya Eunji yang samar-samar melihat dan mendengar Hyeri.
Kesadaran Eunji semakin minim.
“ne
eonnie” jawab Hyeri sambil terus menangis.
“Hyeri
ah. Pindahkan jiwa kami ke dimensi lain, dan buang sepatu itu” kata Eunji
lirih. Hyeri tidak mengerti, sehingga ia hanya diam
“Cepat
Hyeri ah, sebelum jiwaku dan Hoya pergi” kata Eunji “Sepatu itu membauat takdir
ku berubah, aku melihat seharusnya Kim Bum tidak melakukan ini semua. Buanglah
sepatu itu, sepatu itu terkutuk.” Kata Eunji melanjutkan kata-katanya dengan
tersengal-sengal
Hyeri
mengangguk kemudian melakukan ritual pemindahan jiwa. Ia memindahkan jiwa Eunji
dan Hoya ke tubuh mereka di earthland. Bumi. Hyeri menghapus semua memori Eunji
dan Hoya dalam jiwa itu. Namun kekuatan Eunji yang dapat melihat masa depan
masih tersisa walaupun sedikit. Itu yang membuat Eunji di earthland kadang
mendapat penglihatan akan masa depan. Hyeri tidak tahu bagaimana cara
melenyapkan sepatu kaca terkutuk itu. Ia hanya memindahkannya ke earthland
tanpa tahu akibatnya bagi orang di earthland.
End
of flashback
“Aku kira membuang sepatu itu ke
earthland akan menyelesaikan semuanya. Namun ternyata sepatu itu membawa petaka
bagi Naeun eonnie dan Myungsoo oppa versi earthland (baca bloody shoes). Mereka
menderita karena kutukan sepatu itu. Dan……” Hyeri terdiam sejenak
“Sepatu itu juga membawa petaka bagi
Putri generasi ketiga serta membuat Scientia kacau seperti ini.” Hyeri
melanjutkan kata-katanya.
“Kalau saja…kalau saja aku tau akibat
dari kutukan sepatu itu sampai membuat banyak orang menderita seperti ini. Aku
tidak akan ceroboh membuang sepatu itu ke dimensi lain, karena aku, Myungsoo
oppa di earthland meninggal dengan tragis.” Kata Hyeri, wajahnya amat muram.
Sementara itu, Eunji dan Hoya saling
berpandangan, wajah mereka menampakkan kebingungan yang luar biasa. Namun
tiba-tiba Hoya tertawa keras.
“Hahahaha, ceritamu sungguh menarik,sepertinya
dari semua dongeng yang pernah aku tau, ceritamu tadi masih paling bagus. Daya
imajinasimu benar-benar luar biasa ” katanya di sela tawa.
“Hyeri sshi, bukan bermaksud apa-apa,
tapi kami sulit mempercayai ceritamu yang seperti dongeng itu.” Eunji
menambahkan sambil sesekali tertawa.
Hyeri kelihatan tersinggung dengan
perkataan Eunji dan Hoya. Dia marah, karena Eunji dan Hoya tidak menganggap
serius ceritanya.
“Ya!!!! Pergi kalian!!!!” teriak Hyeri
pada Eunji dan Hoya yang lagi-lagi sedang tertawa.
Eunji dan Hoya kaget atas sikap Hyeri.
Sejurus kemudian Eunji paham, Hyeri amat tersinggung dengan perkataannya dan
Hoya.
“Wajah kalian memang sama seperti
Eunji eonnie dan Hoya oppa, tapi kalian bukan mereka yang aku kenal. Cepat
pergi dari rumahku. Aku malas bicara dengan kalian. Buang-buang tenaga saja.
Terserah kalian mau mati dibunuh Chaser lain atau dikutuk oleh Suzy, aku tak
peduli lagi.” Kata Hyeri mengomel dan serta merta mendorng Eunji dan Hoya
keluar dari rumahnya. Hyeri menutup pintu rumahnya keras, dan terus mengomel
dalam rumah. Ia amat marah dengan sikap Eunji dan Hoya yang meremehkan
ceritanya. Eunji dan Hoya sekarang di luar rumah Hyeri. Sedikit menyesali
perbuatan mereka yang membuat Hyeri amat tersinggung. Mereka menyesal karena
sekarang tidak memiliki tempat bernaung dan orang yang berpihak pada mereka.
Ketika mereka hendak beranjak dari rumah itu, tiba-tiba Hyeri melemparkan
sesuatu lewat jendela rumahnya.
“Ya!! Pakai ini kalau kalian terdesak”
kata Hyeri sambil melempar sesuatu yang menyerupai lightstik ke arah Hoya. Hoya
membuka mulutnya hendak bertanya benda apa itu namun Hyeri buru-buru menutup
jendelanya. Hoya mengamati benda yang Hyeri lemparkan padanya. Ia tau benda itu
semacam lightstik, tapi untuk apa Hyeri memberikan benda tak berguna itu. Namun
karena Hoya berpikir siapa tau benda itu memiliki kekuatan unik, ia
menyimpannya di sakunya.
“Lalu, bagaimana sekarang?” tanya
Eunji pada Hoya yang sedang memasukkan lightstick itu ke dalam saku celananya.
“Kita kembali ke hutan itu saja, siapa
tau ada petunjuk bagaimana kita pulang.” Kata Hoya memberi solusi. Eunji
setuju, dan mereka kembali terlunta-lunta menyusuri hutan tempat mereka pertama
kali terdampar. Hutan gelap itu sebenarnya bernama Silent Forest. Hutan paling
lebat di Scientia. Di dalamnya tumbuh pohon-pohon besar nan tinggi dengan daun
yang amat rapat. Sehingga suasana di dalam hutan itu sunyi, sepi tak ada
tanda-tanda kehidupan yang berarti.
Eunji menandai pohon-pohon agar mereka
bisa tahu jalan kembali menuju rumah Hyeri jika terjadi sesuatu yang buruk.
Otak Eunji sedang bekerja dengan baik saat itu, tak sia-sia ia belajar di
institut paling mentereng di Korea.
Ketika mereka sedang berjalan sambil
sesekali memasang mata dan telinga, mengamati pergerakan kehidupan di hutan
itu, tiba-tiba muncul kilat yang amat menyilaukan mata. Kilat itu sangat terang
sehingga Eunji dan Hoya perlu mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan kembali
matanya dengan kegelapan di Silent Forest. Ketika mereka bisa melihat dengan
jelas lagi, muncullah dua sosok pria dan wanita. Mereka adalah Chaser dan Tamer
lain. Hoya mengenali mereka dari pakaiannya. Si pria mengenakan pakaian serba
hitam dan di wanita mengenakan gaun putih. Hoya menyuruh Eunji untuk berada di
belakangnya. Ia merogoh sakunya. Tangannya menyentuh lightstick yang diberikan
Hyeri kepadanya.
“Siapa kalian?” tanya Chaser itu.
Matanya yang sipit semakin sipit karena memicingkan matanya.
“bukan siapa siapa, kami hanya
kebetulan lewat saja” Hoya yang sedang kumat bodohnya menjawab seperti itu.
Chaser itu tertawa keras. Tamer yang
berada di sampingnya menepuk bahu Chaser itu, meredakan tawanya.
“Kau lucu sekali, baiklah Tuan bukan siapa-siapa, maaf karena
kau bukan siapa-siapa jadi kau pantas dilenyapkan.” Chaser itu berkata seraya
mengeluarkan pedangnya. Begitu ia mengeluarkan pedangnya, pohon-pohon di Silent
Forest bereaksi hebat. Ranting-ranting dan batangnya meliuk membentuk sesuatu
yang menyerupai tameng. Tameng-tameng itu melindungi Chaser itu dengan
sempurna.
Hoya melihat dengan takjub. Eunji
mulai merasa khawatir akan keselamatan mereka. Mereka tidak mungkin bisa
melawan 2 orang dengan kekuatan aneh itu.
“Hoya ah, orang itu berbahaya.
Ottokhae? Kita tidak mungkin bisa melawan mereka” bisik Eunji di telinga Hoya.
“Tenanglah, aku sedang memikirkan cara
untuk melarikan diri. Tapi sepertinya sulit. Kau lihat kekuatan orang itu, dia
bisa mengendalikan pohon-pohon.” Kata Hoya sambil berpikir keras mencari cara
menyelamatkan diri mereka dari 2 orang itu.
“Kenapa heh? Kau takut denganku?”
tanya Chaser itu sombong.
Hoya tidak menjawab. Sejujurnya ia
takut, apalagi ada Eunji yang harus ia lindungi.
“Oppa, cepat habisi mereka, kita tak
punya waktu lagi. Nona Suzy pasti mencari kita kalau kita berlama-lama disini.”
Kata Tamer itu.
Eunji benar-benar merasa khawatir.
Bagaimana cara mereka melawan orang berkekuatan elemen kayu itu.
“Arasso nae dongsaeng. Bersiaplah
kau!” teriak Chaser itu sambil mulai menyerang Hoya.
Hoya merogoh saku celananya. Ia menyentuh
lightstick yand diberikan oleh Hyeri. Ia mengambilnya dan berharap semoga benda
itu setidaknya berguna untuk melawan 2 orang itu. Chaser itu menyerang Hoya
dengan pedangnya. Hoya mengeluarkan lightstick dan menggunakannya untuk
menangkis serangan Chaser itu. Ketika lightstick itu bersentuhan dengan pedang,
lighstick itu memanjang menyerupai pedang dan mengeluarkan cahaya padat. Pedang
Hoya mampu menangkis serangan Chaser itu.
“Hoo, ternyata kau punya senjata,
makin menarik saja” kata Chaser itu sambil tersenyum sinis.
“Sungkyu oppa, hati-hati.” Tamer itu
berteriak pada Chaser yang dipanggilnya Sungkyu.
“Jangan khawatir Namjoo ah, lindungi
aku dengan Bubble light mu” Sungkyu
memerintah pasangannya.
Hoya dan Sungkyu berhadapan.
Masing-masing membawa pedang. Hoya menyuruh Eunji untuk berhati-hati dan siap
menghindar ketika Sungkyu menyerangnya. Eunji mengangguk dan berkata tak usah
khawatir padanya.
Hoya menyerang Sungkyu lebih dulu.
Sungkyu menangkis serangan Hoya. Namun karena tameng elemen kayunya, pergerakan
Sungkyu tidak lebih gesit dari Hoya. Hoya berhasil menghancurkan tameng kayu
itu dengan sekali tebas.
“Sungkyu opaa!!!!!” teriak Namjoo saat
pedang Hoya mengenai tameng Sungkyu sehingga membuatnya hancur
berkeping-keping. Namjoo mengangkat tangannya dan membentuk suatu segel,
tiba-tiba muncul cahaya putih bulat yang semakin membesar melingkupi tubuh
Sungkyu.
Hoya kembali menyerang Sungkyu namun
serangan itu mental. Tenaga Hoya hampir habis. Sungkyu memanfaatkan kesempatan
itu untuk menyerangnya. Ia berlari secepat kilat ke arah Hoya sambil menghunus
pedangya. Eunji melihatnya.
“Hoya, awasss!!!!”teriak Eunji begitu
melihat Sungkyu menyerang Hoya.
Hoya tak sempat menghindar. Pedang itu
mengenai Hoya. Hoya memejamkan mata, bersiap mengalami yang terburuk. Namun ia
tak merasakan apa-apa. Begitu ia membuka mata, ia melihat tubuhnya diselubungi
cahaya putih. Hoya menatap ke arah Eunji.
“Eunji ah, ini… kau yang membuatnya?”
tanya Hoya pada Eunji. Eunji menggelengkan kepalanya.
“Aku..tidak tahu.” Kata Eunji. Ia
tidak sadar telah mengeluarkan kekuatan Bubble
Light nya. Ya, kekuatan Eunji telah bangkit, setidaknya kekuatan
pertahanannya saja.
“Sungkyu opaa, gadis itu! Dia bisa
membuat Bubble light!” teriak Namjoo
pada Sungkyu yang heran melihat pemandangan di depannya.
“Siapa kalian sebenarnya?” tanya
Sungkyu pada Hoya dan Eunji
Hoya dan Eunji tdak menjawab. Mereka
bingung harus menjawab apa.
“Siapa kalian? Kenapa kalian punya
kekuatan Chaser dan Tamer?” tanya sungkyu lagi, ia menuntut jawaban dari Eunji
dan Hoya.
Eunji dan Hoya bingung. Apa maksud
Sungkyu dengan berkata mereka memiliki kekuatan Chaser dan Tamer? Apa itu
Chaser dan Tamer? Negeri macam apa ini?
dan berbagai pertanyaan lain bermunculan di benak mereka.
~oOo~
lanjut cobaaa, seru masaa >.<
BalasHapusdone updating chapter 4. makasih ya uda comment ^__^
BalasHapus