Selasa, 09 Juli 2013

[FF] Curse of the Glass Shoes Part 3

Lama nggak buka blog dan jeng jeng. Author galau membawa ff jadul part 3. lol, semakin absurd, aneh, ancur, tapi silakan dinikmati bagi yang mau. *galau KP lagi,

~oOo~


Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
INFINITE Sungjong as Lee Sungjong
A PINK Hayoung as Oh Hayoung
Kim Bum as Kim Bum
Girls Day Hyeri as Lee Hyeri
Miss A Suzy as Bae Suzy
INFINITE Sungkyu as Kim Sungkyu
A PINK Namjoo as Kim Namjoo
BEAST Kikwang as Lee Kikwang
SECRET Hyosung as Jeon Hyosung
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.

Chapter 3. Welcome

Eunji merasa seperti tidur begitu lama di ruang yang gelap gulita. Ia berusaha membuka matanya, tetapi hanya kegelapan yang ia jumpai. Lama sekali ia berada dalam kondisi seperti itu sampai suatu ketika ia melihat satu titik putih, titik itu kemudian membesar dan membesar sehingga membentuk garis. Ia merasakan matanya terbuka perlahan dan melihat berkas-berkas cahaya yang menembus pepohonan. Eunji mengerjapkan mata, berusaha mengingat apa yang terjadi padanya, dimana ia sekarang dan.. tiba-tiba ia terperanjat, ia ingat tentang Hoya yang terakhir kali ia ingat sedang jatuh dari atap gedung kampusnya. Segera ia menoleh kanan kirinya, dan begitu leganya ia mendapati Hoya berada di sampingnya. Namun matanya tertutup, seberkas kekhawatiran muncul di hati Eunji. Segera ia bangun dan beranjak menuju sisi Hoya.
“Hoya ah! Ya! Bangun!” kata Eunji tepat di depan wajah Hoya.
Hoya hanya diam tak bergerak. Eunji memegang pipi Hoya, ia agak lega merasakan kulit Hoya yang masih hangat.
“Ya! Lee Hoya! Cepat bangun” kata Eunji lagi sambil menepuk pipi Hoya.
Hoya masih diam tak bergerak, Eunji memeriksa nafas Hoya, dan ia tidak bisa merasakannya. Eunji diserang gelombang kepanikan yang luar biasa. Pikiran buruk mulai menghantuinya. Apakah Hoya sudah mati? Tidak, tidak mungkin. Eunji segera menepis segala pikiran buruk itu.
Ia mengguncang tubuh Hoya, amat berharap Hoya segera bangun dan mengatakan ia baik-baik saja.
“Hoya ah, kenapa kau diam saja? Jawab aku” kata Eunji, ia mulai sesenggukan, air matanya menetes membasahi wajah Hoya yang diam tak berekspresi.
“Lee Hoya, bangunlah, kajja, aku belum mengatakan hal yang sangat penting padamu” kata Eunji, air matanya sudah tumpah. Kepalanya tertunduk, matanya terus mengamati wajah Hoya, berharap ada sedikit pergerakan, sekecil apapun itu. Namun Hoya hanya diam.
“Hoya ah, saranghae, cepatlah bangun, jangan tinggalkan aku disini sendirian, Hoya ah.. bangun lah” kata Eunji mulai putus asa karena Hoya tak kunjung bangun.
Eunji sesenggukan, ia memeluk tubuh Hoya erat berharap ada pergerakan sedikit saja darinya. Namun lagi-lagi Hoya tetap tak bergerak. Eunji menangis sejadi-jadinya, ia tidak bisa terima Hoya mati meninggalkannya, apalagi ada hal penting yang belum ia sampaikan.
Eunji terus menangis dan memeluk tubuh Hoya, sampai akhirnya Hoya bergerak. Matanya mulai membuka. Eunji yang melihat itu tidak percaya dengan yang ia lihat. Hoya masih hidup.
“Eun..ji ah?” kata Hoya begitu melihat Eunji. Eunji mengangguk dan langsung memeluk Hoya dengan erat.
“Syukurlah..” kata Eunji sambil menangis lagi, kelegaan luar biasa ia rasakan saat memeluknya.
Hoya heran melihat Eunji yang banjir air mata dan memeluknya dengan erat. Ia tidak bisa ingat apa-apa. Hal terakhir yang ia ingat adalah ketika ia terjatuh dari atap dan melihat Eunji meraih tangannya. Selebihnya Hoya tidak ingat apa yang terjadi pada mereka setelah itu.
“Wae? Kau kira aku sudah mati?” kata Hoya setelah Eunji melepas pelukannya.
Eunji mengangguk sambil mengusap matanya yang basah.
“Wajahmu semakin jelek kalau menangis seperti itu” kata Hoya melontarkan ejekannya pada Eunji, berharap Eunji menanggapinya sehingga berhenti menangis.
“Ya! Kau tidak tau betapa paniknya aku saat melihatmu tak bergerak, aku takut kau mati..atau jiwamu hilang..atau apapun lah.. padahal aku… aku belum… “ Eunji tak dapat meneruskan kata-katanya.
“Belum apa?” tanya Hoya
“Ah sudahlah!” Eunji berseru frustasi.
Hoya terkekeh pelan. Ia kemudian mengamati keadaan sekelilingnya. Pohon-pohon besar yang rimbum berada di sekitar mereka. Pohon-pohon amatlah besar, batangnya tinggi sekali, ber-meter-meter, daun-daunnya kecil namun rapat sehingga sinar matahari tidak bisa menembusnya. Hoya langsung berpikir mereka sedang berada di sebuah hutan. Hutan yang gelap, namun untungnya berkas-berkas sinar matahari masih bisa menerangi walaupun hanya remang-remang. Eunji masih sibuk menenangkan diriinya sendiri, mengusap air matanya. Hoya mulai berdiri, Eunji mengikuti pergerakan Hoya.
“Eunji ah, dimana kita?” tanya Hoya sambil melihat sekeliling. Berusaha mengenali hutan itu dari jenis pohon-pohonnya. Namun ia belum pernah melihat pohon jenis itu, pohon itu hanya ada di cerita fiksi masa lampau atau dongeng penyihir yang sering ia tonton di TV.
“Mollayo, aku tidak tahu.” Jawab Eunji yang mulai bingung, mereka sedang berada dimana.
Saat Eunji dan Hoya sedang sibuk berpikir apa yang terjadi pada mereka dan mereka berada dimana. Dua sosok bergerak ke arah mereka dengan kecepatan yang luar biasa. Kilat yang amat menyilaukan tiba-tiba menyambar di tempat dimana Eunji dan Hoya berada. Sejenak mereka tidak bisa melihat apapun. Hingga dua orang sosok menampakkan diri di depan mereka. Seorang wanita, memakai gaun putih, dengan rambut hitam sebahu, sedangkan yang satu lagi seorang pria memakai baju hitam dengan jubah panjang semata kaki, sebuah pedang terselip di pinggangnya. Dua orang itu memandang Eunji dan Hoya dengan curiga.
“Siapa kalian?” tanya si pria kepada Eunji dan Hoya. Eunji dan Hoya bingung menjawab apa, namun dalam hati mereka lega karena ada orang lain selain mereka di hutan yang gelap itu.
“Pasti parasit lagi, akhir-akhir ini sering muncul parasit di sini, entah kenapa. Oppa, lebih baik cepat habisi dan bereskan parasit-parasit ini.” Kata si wanita bergaun putih itu.
Hoya merasa ada sesuatu yang tidak beres, ia berfirasat buruk.
“Tunggu, tunggu, siapa kalian?” Hoya balik bertanya pada pria berbaju hitam itu.
Gadis bergaun putih itu mendengus kesal, sepertinya sedikit sebal pada Eunji dan Hoya yang tidak mengenali mereka.
“Sepertinya kalian memang parasit, datang dari dimensi mana kalian hah?” tanya si pria berbaju hitam itu.
Hoya mulai tidak sabar dan kesal pada mereka berdua, kenapa tidak menjawab pertanyaannya malah bertanya balik. Eunji menenangkan Hoya dengan menepuk bahunya.
“Sebentar, kami hanya bertanya siapa anda-anda ini, karena kami memang tidak tahu sedang berada dimana” kata Eunji dengan sabar menjelaskan pada gadis bergaun putih dan pria itu.
“Baiklah, sepertinya kalian memang butuh penjelasan. Yah, walaupun sebentar lagi kalian lenyap, tapi ada baiknya kalian tau dimana kalian dilenyapkan bukan?” gadis itu tersenyum sinis kemudian melanjutkan “Dengar baik-baik, kalian berada di Scientia, negeri milik nona Suzy, tidak sembarang orang boleh masuk ke sini, jadi parasit-parasit yang tak tau asalnya seperti kalian ini harus dilenyapkan. Dan, dengar baik-baik lagi, kami adalah Chaser dan Tamer penjaga gerbang lima yang ditugaskan untuk melenyapkan kalian. Oh iya satu lagi, aku Oh Hayoung dan dia Lee Sungjong. Ingat nama kami baik-baik ya, karena kami lah yang akan melenyapkan kalian.” Kata gadis bergaun putih yang mengaku bernama Oh Hayoung itu panjang lebar. Eunji hanya bisa menyimak dengan seksama.
Oke, jadi kita tidak sedang berada di bumi. Eh setidaknya masih bumi, tapi bukan bumi yang itu. Bumi yang ini bernama Scientia, dan pemilik Scientia adalah orang yang dipanggil Suzy itu. Sistem pemerintahan apa yang dianut negeri ini sehingga hanya ada satu pemilik? Dan hey, pemilik? Sepertinya system pemerintahan manapun tidak ada yang memakai istilah “pemilik”, begitu pikir Eunji.
Eunji sibuk dengan pikirannya yang menerka-nerka negeri seperti apa Scientia ini, ketika Sungjong mencabut pedangnya dan mengarahkannya pada Eunji.
“Eunji yah!!!!” Hoya melihat pergerakan Sungjong dan menarik Eunji agar terhindar dari sabetan pedang Sungjong.
Hoya menarik Eunji ke pelukannya dan mendekapnya erat. Ia nyaris terlambat. Tapi untungnya, Eunji masih baik-baik saja. Hoya menyuruh Eunji berlindung di balik bahunya, walaupun sedikit tidak efektif tapi setidaknya lebih menenangkan hati Eunji.
“Hoo, kau lumayan cepat juga untuk ukuran parasit” Sungjong meremehkan. Pedangnya diarahkan ke Hoya.
Hoya sedikit gentar, tapi ia tak punya pilihan. Ia harus melindungi Eunji. Hoya menatap Sungjong dengan marah.
“Singkirkan pedangmu!” kata Hoya dengan marah pada Sungjong. Sungjong terkekeh.
“Parasit sepertimu tidak berhak memerintahku, kau hanya akan berakhir tragis di tanganku dan pedang dimensiku yang hebat ini” katanya sambil mengelus pedangnya.
Sungjong mengarahkan pedangnya ke Hoya, dan Hoya berhasil menghindar lagi. Namun Eunji tidak cukup cepat untuk menghindari serangan Sungjong itu.
“Eunji yah!! Awas!” teriak Hoya yang mendapati Eunji akan terkena sabetan pedang Sungjong. Eunji tidak tau apa yang terjadi. Ia melihat Sungjong dengan tawa sinisnya mengarahkan pedang dimensi itu ke arahnya. Hoya melihatnya juga dan tahu kalau ia terlambat, Eunji akan terkena serangan itu. Eunji menutup mata.
“tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaakkkkkkkkkkk” teriak Eunji.
Namun kemudian hening. Eunji tidak terkena serangan Sungjong. Begitu ia membuka mata, Eunji melihat interior rumah kayu dengan perapian dan panci penangas airnya. Hoya pun berada di sampingnya, mereka mengerjap bingung.
“Eunji eonnie!!!” terdengar teriakan suara wanita. Eunji menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang gadis bergaun putih tulang sedang berjalan ke arahnya, rambut panjangnya dikuncir ke atas. Gadis itu tampak senang sekali melihat Eunji. Namun Eunji sama sekali tidak mengenal gadis itu.
“Eunji eonnie, aku rindu padamu, akhirnya kau datang juga” kata gadis itu seraya memeluk Eunji dengan erat. Eunji pasrah dipeluk karena masih bingung dengan kejadian yang amat cepat ini.
Hoya melihat mereka dengan bingung, perasaan sejak kecil ia bersama Eunji dan tau siapa saja teman Eunji. Tapi gadis itu, ia juga tidak mengenalnya. Hoya berusaha mengingat-ingat lagi, mencari secuil memori tentang gadis itu, tapi tak juga menemukannya. Akhirnya dia berkesimpulan bahwa mereka berdua memang tidak mengenal gadis bergaun putih tulang itu.
“Maaf, sepertinya kami tidak mengenalmu, nona siapa ya?” tanya Hoya pada gadis itu. Gadis itu melepaskan pelukannya pada Eunji dan menatap Hoya. Ia mendengus ke Hoya. Hoya merasa gadis itu tidak terlalu menyukainya.
“Aku lupa kalian kehilangan semua ingatan tentang aku dan Scientia serta diri kalian sendiri. Baiklah, akan aku jelaskan sejelas-jelasnya. Aku Hyeri, Lee Hyeri. Aku seorang tamer dan…..” gadis bernama Hyeri itu belum selesai berkata ketika Hoya tiba-tiba menarik Eunji menjauhi gadis itu.
“Ya! Kau pasti teman dari Hajong, atau Hayoung atau siapalah tadi yang menyerang kami kan?” kata Hoya pada Hyeri. Hoya mencurigai Hyeri adalah komplotan dari Hayoung yang menyerang mereka berdua tadi karena Hyeri berkata ia adalah seorang Tamer.
“Tenanglah, aku tidak sama seperti Tamer lain, aku tidak terkena pengaruh hipnotis dari Suzy yang jahat itu” kata Hyeri dengan tenang.
“Benarkah?” tanya Hoya yang masih ragu dengan ucapan Hyeri.
Eunji mengamati Hyeri dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ia merasa Hyeri memang tidak berbahaya. Intuisinya mengatakan demikian.
“Dia tidak berbohong kok, aku percaya padanya, setidaknya intuisiku berkata seperti itu.” Kata Eunji meyakinkan Hoya.
Hoya menatap Eunji dengan pandangan seolah bertanya ‘kau yakin?’, dan Eunji mengangguk mantap.
“Baiklah kami mempercayaimu, lanjutkan ceritanya” kata Hoya. Hyeri mendengus sebal, ia tidak suka dengan cara Hoya berkata yang seperti memerintahnya.
“Oke sampai dimana aku tadi, oh ya, aku seorang Tamer. Dulu kekuatanku adalah bisa berpindah dimensi dengan cepat dan memanipulasi ingatan. Namun sekarang aku hanya bisa berpindah tempat, itupun hanya jarak tertentu saja. Untung aku bisa merasakan kehadiranmu tadi, dan untungnya juga tidak terlambat, jadi aku sempat memindahkan kalian kesini. “
“Oh, jadi kekuatanmu teleportasi? Dan kau yang menyelamatkan kami dari gadis bergaun putih dan pria berjubah hitam tadi?” tanya Eunji pada Hyeri. Hyeri mengangguk dan melanjutkan ceritanya.
“Nama mereka Hayoung dan Sungjong. Mereka adalah Tamer dan Chaser , Hayoung eonnie seangkatan denganmu di akademi Tamer, tapi sayang sekarang mereka sedang di bawah pengaruh hipnotis Suzy.Padahal kalian dulu seangkatan, Suzy, Hayoung, eonnie dan Tamer yang lain dulu adalah sahabat dekat, kenapa semua jadi begini? Pasti ini gara-gara kekuatan jahat sepatu kaca itu.” Kata Hyeri dengan muram.
“Maaf, aku benar-benar tidak mengerti tentang Tamer, Chaser, akademi dan apa saja yang kau katakan tadi.” Kata Hoya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Eunji terlihat mengangguk, ia juga tidak mengerti apa yang Hyeri katakan.
“Baiklah, aku jelaskan saja singkat ya, Tamer adalah gadis yang berkekuatan special, misal seperti aku yang bisa teleportasi dan manipulasi ingatan, Tamer nantinya akan dididik di akademi untuk menjadi Putri. Dan putri Scientia terakhir adalah aku, sebelum Suzy menghancurkan semuanya, membuat raja dan ratu serta seluruh Scientia tidur dengan sihir. Hanya Tamer dan Chaser berkekuatan yang dibiarkan tidak tidur karena sihirnya, namun mereka dihipnotis. Suzy memanfaatkan kekuatan mereka untuk memenuhi obsesi pribadinya.”
Eunji dan Hoya mendengarkan cerita Hyeri dengan seksama, namun sesekali mereka saling berpandangan dan mengernyit.
“Dengarkan baik-baik ya, aku akan menjelaskan tentang diri kalian sebelum ingatan kalian hilang ingatan, eh, atau lebih tepatnya aku yang memanipulasi ingatan kalian.” Kata Hyeri. Eunji mengernyit lagi mendengar bahwa ingatannya dimanipulasi oleh Hyeri.
“Eunji eonnie adalah Putri Generasi kedua. Kekuatan eonnie dulu benar-benar hebat sebagai seorang Tamer, karena itu eonnie dipilih oleh ratu menjadi Putri. Dan Hoya oppa, adalah Chaser, makhluk mengerikan berwujud manusia dengan kekuatan luar biasa, namun hanya bersifat merusak alam saja. Eunji eonnie berhasil mengendalikan Hoya oppa dan kalian menjadi pasangan Tamer dan Chaser paling tangguh di Scientia kala itu. Tapi….” Hyeri diam sejenak dan kemudian melanjutkan.
“Saat itu, seorang putri harus menikah dengan pangeran dari negeri lain. Namun Eunji eonnie kabur dari pernikahannya. Hoya oppa lah yang membuat Eunji eonnie melakukan itu.” Kata Hyeri sambil menunjuk kea rah Hoya. Hoya yang tidak ingat apa-apa langsung menaikkan sebelah alisnya.
Flashback
Gadis bergaun kuning terlihat sedang berjalan tergesa-gesa di koridor istana. Ia terburu-buru menghadap Raja dan Ratu Scientia, Raja Lee Kikwang dan Ratu Jung Hyosung. Gadis itu tampak pucat, ia baru mendengar sebuah berita yang sangat buruk.
Ia sampai di depan sebuah pintu besar 3 kali lipat tingginya daripadanya. Dua orang pelayan istana yang sedang berdiri di kanan dan kiri pintu mengangguk ke arahnya, dan mempersilahkannya masuk sambil membuka pintu besar itu.
“Putri generasi kedua menghadap paduka raja dan ratu” seru dua pelayan itu serempak.
Gadis bergaun kuning yang ternyata adalah Putri Generasi Kedua itu masuk menghadap Raja dan Ratu.
“Oh apa yang membawamu kemari Putri Eunji?” tanya Raja Lee Kikwang pada Putri Genrasi kedua, Putri Eunji.
“Paduka raja, apakah berita itu benar?” tanya Putri Eunji langsung ke intinya, wajahnya nampak lebih pucat karena menunggu kepastian dari sang Raja.
Ratu Jung Hyosung tersenyum, ia melirik Raja Lee Kikwang kemudian berkata pada Putri Eunji.
“Nampaknya berita sudah tersebar, iya Putri Eunji itu benar. Putri akan dijodohkan dengan Pangeran Kim Bum dari Algebraic.” Kata Ratu Jung Hyosung sambil tersenyum.
Hati Putri Eunji mencelos. Ia akan dijodohkan dan menikah dengan pria yang tidak dikenalnya, tidak dicintainya. Lalu bagaimana dengan perasaannya saat ini yang ia tahu ia sedang mencintai seseorang. Chasernya sendiri, Lee Hoya.
“Apakah..apakah hamba harus menikah dengan pangeran itu? Maksud hamba.. eh..bukan begitu..tapi..” kata Putri Eunji terbata-bata saking shocknya.
“Ada apa Putri Eunji?” tanya Raja Kikwang padanya
Eunji berusaha menenangkan dirinya. Sebagai seorang Putri generasi kedua ia harus bijaksana, tidak boleh hanya menuruti perasaan dan egonya sendiri. Ia harus memikirkan Raja dan Ratu serta negeri Scientia.
“Tidak, tidak ada apa-apa paduka Raja.” Kata Putri Eunji sambil tersenyum. Ia kemudian beranjak dan meninggalkan ruang itu setelah sebelumnya memberi hormat pada Raja dan Ratu.
Putri Eunji berjalan menyusuri koridor istana dengan hati dan pikiran yang berkecamuk. Pikirannya menyuruh untuk mennyetujui perjodohan itu, namun hatinya berontak. Ia tidak bisa menikah dengan orang yang tidak dicintainya. Dan ia tidak bisa menepis perasaan bahwa ia mencintai Hoya. Namun di sisi lain, posisinya sebagai seorang Putri tidak mengijinkannya untuk menuruti perasaan saja. Lama sekali ia berjalan sambil berpikir tentang apa yang akan ia lakukan hingga sampailah ia di istananya sendiri. Taman bunga matahari terhampar di depannya. Melihat banyak bunga matahari yang cerah sedikit menenangkan pikiran.
“Eunji ah, ah maksudku Putri Eunji!” suara seorang pria membuyarkan lamunannya. Suara itu, suara yang telah ia kenal, Hoya.
Eunji hanya menatap Hoya yang sedang berjalan ke arahnya. Dipaksakannya senyum, namun terlihat aneh karena matanya berkaca-kaca dan wajahnya muran.
“Wae? Ada apa?” tanya Hoya yang melihat Eunji bersedih.
“Ani, tak ada apa-apa, hanya sedikit lelah” jawab Eunji berbohong. Sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa ia akan dinikahkan dengan orang lain, tetapi kata-kata itu tersangkut di tenggorokannya, sulit sekali keluar.
“Menjadi Putri cukup melelahkan bukan?” tanya Hoya
“Tidak, khusus hari ini aku merasa lelah sekali” jawab Eunji masih dengan wajah yang muram. Hoya semakin khawatir dibuatnya.
“Kau benar-benar tidak apa apa?” tanya Hoya memastikan.
“Wae?” Eunji balik bertanya
“Jangan menyembunyikan sesuatu dariku, aku tau kau tadi menemui Raja dan Ratu, apakah mereka mengatakan sesuatu yang membuatmu muram?” tanya Hoya, intuisinya sedang bagus hari ini.
“Tidak.” Jawab Eunji mengelak. Namun Hoya terus mengamati ekspresi Eunji, dan ia tahu Eunji berbohong. Namun Hoya tidak ingin mengorek lebih dalam karena Eunji sedang tidak dalam kondisi yang baik. Ia akan mencari tau sendiri.
“Baiklah kalau begitu, kajja kita makan. Cara paling baik menyembuhkan suasana hati adalah makan, benar bukan?” kata Hoya sambil tersenyum, ia menarik tangan Eunji masuk ke dalam istana. Eunji menatap tangan Hoya yang menggenggam tangannya, ingin sekali ia tidak melepaskan tangan itu, tetapi kenyataannya ia harus melepasnya untuk bersama orang lain. Demi negerinya, Scientia.
“Hyeri ah!!” teriak seorang pria di lorong akademi Tamer. Dia adalah Hoya. Setelah Eunji tertidur pulas habis makan, ia pergi ke akademi Tamer untuk mencari tau sesuatu yang disembunyikan Eunji darinya. Hoya tau tempat paling baik untuk mencari informasi adalah akademi Tamer.
“Hoya oppa!! Mana Eunji eonnie? Eh, sekarang aku harus memanggilnya Putri Eunji ya?” kata seorang gadis berambut panjang. Tangannya melambai ke arah Hoya, menyuruhnya mendekat.
“Oh, Eunji sedang tidur, dia kelelahan. Hyeri ah, aku ingin tanya sesuatu” kata Hoya sambil mendekat ke Hyeri yang sedang duduk di bawah pohon besar.
“Apa? Apa Oppa juga mau memastikan tentang rumor itu?” tanya Hyeri setelah Hoya duduk di sampingnya.
“Rumor apa? Aku sama sekali tidak tahu” kata Hoya, ia tidak tahu menahu tentang berita yang asalnya dari istana Raja dan Ratu.
“Oppa yakin mau tau? Ini hanya rumor, sekali lagi RUMOR, jadi jangan percaya 100%” kata Hyeri pelan.
“Apa rumor itu tentang Eunji?” tanya Hoya
“Tentu saja, oppa benar-benar mau tau?” tanya Hyeri sekali lagi, ia khawatir Hoya akan melakukan sesuatu yang tak terbayangkan jika tau tentang hal itu.
“Ya, katakan saja” jawab Hoya mantap. Ia ingin tau apa yang membuat Eunji muram
“Eunji eonnie dijodohkan dengan pangeran dari Algebraic” kata Hyeri singkat sambil mengamati ekspresi Hoya.
Hoya terperanjat. Tubuhnya seakan dialiri listrik 100.000 volt. Eunji akan menikah dengan orang lain? Entah kenapa gagasan itu membuat seluruh badannya merasa tidak enak. Nyeri, ia merasa ada sesuatu menggerogotinya dari dalam, dan itu sakit sekali. Ia tidak pernah mengenal cinta, bahkan ia tidak tau bahwa ia mencintai Eunji. Yang ia tahu hanyalah ia ingin bersama Eunji dan Eunji bersamanya. Bukan bersama pangeran dari antah berantah. Ia tidak bisa melihat Eunji bersama orang selain dirinya.
“Oppa” panggil Hyeri yang melihat Hoya terdiam lama sekali. Hoya tidak menyahut.
“Apa oppa baik-baik saja?” tanya Hyeri sekali lagi. Hoya akhirnya terbangun dari lamunannya dan menatao Hyeri.
“Kau yakin berita itu benar?” tanya Hoya memastikan
“Tadi aku bilang kan itu hanya rumor. Aku juga tidak tau berita itu benar atau tidak. Hanya Raja dan Ratu serta Eunji eonnie yang tahu.” Jawab Hyeri. Ia juga ingin tahu apakah berita itu benar, karena Hyeri sudah menganggap Eunji sebagai kakaknya sendiri.
“Gomawo Hyeri ah” kata Hoya sambil berlalu meninggalkan Hyeri. Ia shock mendengar berita itu.
Di istana Putri. Eunji tidak bisa tidur, ia memikirkan tentang rencana perjodohannya. Raja dan Ratu mengatakan bahwa 14 hari lagi ia akan menikah dengan pangeran dari Algebraic yang ia tidak kenal. Hatinya sakit, ia tidak ingin menikah dengan orang yang tak dicintainya. Seberkas penyesalah muncul di hatinya. Kenapa ia dulu ingin menjadi seorang Putri, seandainya ia tidak menjadi seorang Putri, pasti ia lebih bebas memilih dengan siapa ia bersama.
Ketukan di pintu membuat Eunji tersadar dari lamunannya. Ia mendengar suara Hoya yang berbicara di balik pintu. Tiap mendengar suara itu, Eunji seperti ingin menangis. Sedih karena 14 hari lagi ia akan meninggalkannya.
“Eunji ah, boleh aku masuk?” tanya Hoya sayup-sayup di balik pintu
“Ya” jawab Eunji singkat sambil bangun dari tempat tidurnya. Ia duduk di tepi ranjang dan melihat Hoya memasuki kamarnya. Ekspresi Hoya datar, tapi matanya seperti ingin mengetahui sesuatu.
“ Apa rumor itu benar?” tanya Hoya serta merta.
Eunji terkejut. Rumor apa yang dimaksud oleh Hoya. Jangan-jangan ia sudah tau tentang perjodohannya dengan pangeran dari Algebraic, Eunji menerka-nerka.
“Rumor apa?” Eunji bertanya dengan tenang. Namun sebenarnya hatinya berkecamuk.
“Perjodohanmu. Apa itu benar?” tanya Hoya. Hatinya ngilu saat mengatakannya.
Eunji sejenak terdiam. Ia berpikir apakah harus jujur atau tidak. Kemudian ia akhirnya memutuskan jujur pada Hoya. Ia tidak punya pilihan lain. Walaupun hatinya nyeri di sana sini, tetapi lebih baik jujur dan mengatakan yang sebenarnya.
“Ya, 14 hari lagi, aku akan menikah dengan pangeran dari Algebraic” jawab Eunji. Ia kemudian menunduk, bulir-bulir air mata mendesak keluar, tetapi berusaha ia tahan. Ia tidak ingin menangis.
“Dan kau menerima keputusan sepihak itu begitu saja?” tanya Hoya
“Apakah ada alasan untuk tidak menerimanya?” Eunji balik bertanya. Ia mengamati ekspresi Hoya. Eunji sangat berharap Hoya berkata, ‘aku lah alasan itu, jadi jangan menikah dengan orang lain’. Namun Hoya hanya diam mematung.
“Tidak ada” jawab Hoya. Ingin ia mengatakan bahwa ia tidak suka Eunji bersama orang lain. Tetapi ia ingat posisinya. Ia hanyalah Chaser milik Eunji, ia tidak berhak ikut campur hidup Tamer nya.
“Aku ingin tidur lagi.” Eunji berkata seraya menyuruh Hoya keluar dari kamarnya. Hatinya tidak keruan. Ia benar-benar ingin menangis sekarang.
Hoya meninggalkan kamar Eunji. Sekarang ia mengetahui kebenarannya. Dan itu sangat menyakitkan.
Hari-hari setelah itu. Hubungan Eunji dan Hoya menjadi semakin aneh. Hoya sadar Eunji menghindarinya. Sampai suatu hari, ia menunggu Eunji di depan istana Putri.
“Eunji ah” panggil Hoya yang melihat Eunji sedang berjalan menuju istana. Eunji melihat Hoya, ia berhenti berjalan. Ketika Eunji akan berjalan meninggalkan taman depan istana Putri, Hoya menahannya.
“jangan menghindar lagi” kata Hoya yang sudah berdiri di samping Eunji dan menahan lengannya.
“Aku tidak menghindar, mendadak ada urusan di istana Raja, aku harus kesana secepatnya” jawab Eunji sambil melepas tangan Hoya yang menahan lengannya.
“Aku tahu kau menghindariku” kata Hoya pelan. Ia menatap Eunji, namun Eunji tidak balas menatapnya.
“Eunji ah, lihat aku. Kenapa kau menghindar terus?” tanya Hoya
Eunji diam membisu. Namun sejurus kemudian ia menatap Hoya. Eunji menguatkan hatinya. Ia akan mengatakannya sekarang.
“Jangan mendekatiku, aku tidak ingin melihatmu lagi Lee Hoya. 7 hari lagi aku akan menikah dengan orang lain, jadi sebaiknya kita tidak berhubungan lagi.” Kata Eunji, ia berusaha mengendalikan ekspresinya, walaupun hatinya nyeri.
Hoya terkejut dengan kata-kata Eunji. Perpisahan dengan Eunji menjadi semakin nyata di matanya. Ia tak sanggup berkata apa pun. Ia juga tak menahan Eunji lagi saat Eunji meninggalkannya di taman bunga matahari di depan istana putri saat itu. Taman bunga matahari yang biasanya mampu mencerahkan suasana hatinya entah kenapa saat itu malah menambah kengiluan hatinya.
Akhirnya hari itu tiba. Hari pernikahan Putri Eunji. Istana utama atau Istana Raja dan Ratu sudah sibuk mempersiapkan segalanya dari pagi. Pangeran dari Algebraic yang akan menikah dengan Putri Eunji tampak sibuk mengobrol dengan Raja dan Ratu. Ia membawa hadiah pernikahan yang fantastis, yaitu sepatu kaca yang dibawa langsung dari Museum Algebraic. Sepatu kaca itu tak ternilai harganya karena itu adalah sepatu kaca yang asli.Sepatu yang benar-benar dipakai oleh Cinderella, namun entah kenapa sepatu itu malah teronggok di museum.
Saat Istana Utama sedang sibuk mempersiapkan segalanya. Suasana di Istana Putri tampak muram. Eunji masih berada di kamarnya dan bergelung dengan selimut. Ia mengabaikan ketukan di pintunya dan panggilan dari pelayan-pelayan yang memohonnya keluar untuk bersiap. Eunji masih belum siap untuk menikah dengan orang yang tak dikenalnya.
Sementara itu Hoya sedang berada di taman bunga matahari. Ia berusaha mengusir rasa tak enak yang dari tadi menggelayuti hatinya. Namun berada di taman  dan memandangi bunga-bunga matahari yang berayun kesana kemari sama sekali tidak membantu.
Eunji memandang dirinya di cermin. Gaun pengantin berwarna kuning cerah itu membuatnya terlihat cantik. Tetapi ekspresinya tetap muram. Ternyata ia benar-benar tidak bisa menikah dengan orang lain. Ia tidak sanggup. Seandainya Hoya berkata akan melarikan diri bersamanya, Eunji akan melakukannya.
Hoya semakin tersiksa saat melihat Eunji keluar dari istana putri. Eunji mengenakan gaun pengantin berwarna kuning. Ia tampak cantik sekali. Namun begitu sadar  Eunji mengenakan itu untuk menikah dengan orang lain, hatinya kembali nyeri.
Kereta kuda yang akan membawa Eunji ke istana utama telah datang. Pelayan mempersilahkan Eunji masuk ke dalam kereta. Ketika Eunji akan masuk ke kereta, mendadak Hoya menahannya.
“Biar saya yang membawa Putri ke istana Utama” kata Hoya kepada Pelayan dan Eunji. Eunji terkejut dengan sikap Hoya, namun ia mengabaikannya dan masuk ke dalam kereta.
“Ini terakhir kalinya saya bisa bersama Tamer saya, jadi ijinkanlah” kata Hoya pada pelayan itu. Eunji mendengarnya juga, dan hatinya kembali ngilu. Terakhir kali. Hoya berkata hari ini terakhir kali bisa bersamanya.
Hoya mengemudikan(?) kereta kuda itu dalam diam. Eunji juga demikian. Namun tiba-tiba Hoya menghentikan kereta. Hoya turun dari pelana dan berdiri di dekat kereta.
“Eunji ah, keluarlah, aku ingin bicara” kata Hoya menyuruh Eunji keluar. Eunji terkejut dengan sikap Hoya. Ia tidak ingin keluar karena takut hatinya kembali goyah. Namun hatinya menyuruhnya untuk keluar, Eunji pun keluar.
“Apa yang kau lakukan? Cepat bawa aku ke istana utama” kata Eunji pada Hoya.
“apa kau yakin akan menikah dengan orang yang bahkan tak pernah kau lihat wajahnya?” Hoya bertanya. Eunji terdiam. Ia tidak punya pilihan lain, karena itu ia menyetujui pernikahan itu.
Hoya memegang kedua bahu Eunji. Mengangkat dagunya dan menatap langsung ke matanya. Eunji berkaca-kaca. Sebulir air mata menetes dari matanya.
“Jawab aku Eunji ah, apa kau yakin akan menikah dengannya?” kata Hoya sambil mengusap air mata Eunji. “Kau terlihat menderita sekali, aku tidak tahan” kata Hoya.
Eunji hanya diam. Air matanya menetes lagi, namun ia tak mampu berkata-kata.
“Kau tahu, melihatmu menangis seperti ini saja sudah cukup menyakitkan, apalagi melihatmu bersama orang lain. Kau mau aku mati atau jadi gila huh?” Hoya berkata dengan cepat. Emosinya meluap. Ia memeluk Eunji erat. Eunji yang masih sesenggukan balas memeluk Hoya. Ia tidak ingin melepasnya.
“Saranghae. Maaf karena baru mengatakannya sekarang, aku tahu sangat terlambat, tapi…..  maukah kau lari bersamaku?” tanya Hoya sambil menatap Eunji.
Eunji terdiam sejenak. Pikirannya menolak namun hatinya amat menyetujui gagasan itu
“Jawab aku Eunji ah”. Kata Hoya menuntut jawaban Eunji.
Eunji mengangguk. Ia sudah memutuskan untuk mengikuti kata hatinya. Entah itu benar atau tidak, ia tidak peduli. Ia hanya ingin bersama orang yang dicintainya.
Eunji dan Hoya lari dari pernikahan itu. Hingga sampailah mereka di Silent Forest. Hutan dengan pepohonan yang besar dan tinggi, berdaun amat rimbun hingga berkas-berkas sinar matahari saja yang bisa menembusnya. Mereka beristirahat di hutan itu. Eunji dan Hoya duduk di bawah salah satu pohon. Eunji meletakan kepalanya yang terasa amat berat di bahu Hoya.  Hoya tersenyum dan menyuruh Eunji untuk tidur.
“tidurlah sebentar” kata Hoya lembut
“Istana utama pasti sedang kacau sekarang.” Kata Eunji pelan
“Jangan memikirkannya, aku takut kau berubah pikiran” Hoya berkata.
“Tidak, tak akan. Aku merasa ini pilihan terbaik walaupun egois.” Kata Eunji lagi.
Eunji dan Hoya hampir tertidur ketika bunyi pohon rubuh mengagetkan mereka.
“Akhirnya ku temukan kalian!” teriak seorang pria dengan keras. Hoya dan Eunji serentak berdiri dan menatap ke arah pria itu. Hoya menyuruh Eunji berlindung di balik bahunya.
“Siapa kau?” Hoya bertanya pada pria yang tiba-tiba menyerang membabi buta itu.
“Heh, aku orang yang telah kalian permalukan” jawab pria itu dengan emosi
“aku bertanya siapa kau?’ tanya Hoya lagi.
“ Kim Bum, pangeran Algebraic.” Jawab pria itu singkat. Kim Bum mennghunus pedangnya. Hoya juga mengeluarkan pedangnya.
“aku tak akan mengampuni kalian yang telah mempermalukanku!” teriak Kim Bum marah. Ia melemparkan suatu benda yang kemudian Eunji kenali sebagai sepasang sepatu kaca ke arah mereka. Hoya menangkisnya dengan pedang dimensinya.
Kim Bum menyerang mereka dengan membabi buta. Hoya kesulitan karena harus melindungi Eunji sekaligus. Kekuatan Eunji yang bisa melihat masa depan tidak bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan Kim Bum entah kenapa. Kekuatan Kim Bum sangat hebat, sehingga membuat Hoya kelelahan.
“Mati kau!” teriak Kim Bum saat Hoya lengah. Ia menusukkan pedangnya ke perut Hoya. Hoya terhuyung kemudian jatuh.
“Hoya!!!!” teriak Eunji saat melihat Hoya jatuh tersungkur di tanah
“Eun..ji ah, lari lah” kata Hoya lemah, kemudian tak sadarkan diri. Eunji shock. Ia tidak bisa berpikir apa-apa melihat Hoya tidak sadarkan diri dengan tubuh penuh darah.
“Kau juga harus mati!” teriak Kim Bum lagi. Ia menusukkan pedangnya ke perut Eunji. Eunji tak bisa menghindar. Ia jatuh dengan darah mengalir.
Kim Bum tampak puas setelah menghabisi mereka berdua. Ia mengambil sepatu kaca yang sebelumnya ia lemparkan ke arah Eunji dan Hoya.
“Sayang sekali, sepatu indah ini harus terkotori oleh darah kalian.” Cih, aku tak membutuhkannya lagi” kata Kim Bum sambil menjatuhkan sepatu itu di depan Eunji dan Hoya. Kim Bum meninggalkan mereka berdua. Eunji menatap sepatu yang berlumuran darah itu. Ia mendengar sepatu itu seakan berbisik ‘kebencian telah menang, kalian pantas mati, tak ada cinta, cinta harus mati, karena kebencian lebih kuat dari cinta’ Bisikan itu terus berulang, Eunji dengan jelas mendengar bisikan ituu berasal dari sepatu kaca yang ditinggalkan oleh Kim Bum.
Keadaan di hutan itu amat sunyi. Tiba-tiba dengan kesadaran yang semakin minim, Eunji mendengar ada seseorang di hutan itu.
“Eunji eonnie!!! Hoya oppa!!! Apa yang terjadi?” Kim Bum sshi, kenapa, kenapa dia melakukan itu?” Hyeri tiba-tiba muncul dan menangis melihat keadaan Eunji dan Hoya yang mengenaskan.
“Hyeri ah, kau kah itu?” tanya Eunji yang samar-samar melihat dan mendengar Hyeri. Kesadaran Eunji semakin minim.
“ne eonnie” jawab Hyeri sambil terus menangis.
“Hyeri ah. Pindahkan jiwa kami ke dimensi lain, dan buang sepatu itu” kata Eunji lirih. Hyeri tidak mengerti, sehingga ia hanya diam
“Cepat Hyeri ah, sebelum jiwaku dan Hoya pergi” kata Eunji “Sepatu itu membauat takdir ku berubah, aku melihat seharusnya Kim Bum tidak melakukan ini semua. Buanglah sepatu itu, sepatu itu terkutuk.” Kata Eunji melanjutkan kata-katanya dengan tersengal-sengal
Hyeri mengangguk kemudian melakukan ritual pemindahan jiwa. Ia memindahkan jiwa Eunji dan Hoya ke tubuh mereka di earthland. Bumi. Hyeri menghapus semua memori Eunji dan Hoya dalam jiwa itu. Namun kekuatan Eunji yang dapat melihat masa depan masih tersisa walaupun sedikit. Itu yang membuat Eunji di earthland kadang mendapat penglihatan akan masa depan. Hyeri tidak tahu bagaimana cara melenyapkan sepatu kaca terkutuk itu. Ia hanya memindahkannya ke earthland tanpa tahu akibatnya bagi orang di earthland.
End of flashback
“Aku kira membuang sepatu itu ke earthland akan menyelesaikan semuanya. Namun ternyata sepatu itu membawa petaka bagi Naeun eonnie dan Myungsoo oppa versi earthland (baca bloody shoes). Mereka menderita karena kutukan sepatu itu. Dan……” Hyeri terdiam sejenak
“Sepatu itu juga membawa petaka bagi Putri generasi ketiga serta membuat Scientia kacau seperti ini.” Hyeri melanjutkan kata-katanya.
“Kalau saja…kalau saja aku tau akibat dari kutukan sepatu itu sampai membuat banyak orang menderita seperti ini. Aku tidak akan ceroboh membuang sepatu itu ke dimensi lain, karena aku, Myungsoo oppa di earthland meninggal dengan tragis.” Kata Hyeri, wajahnya amat muram.
Sementara itu, Eunji dan Hoya saling berpandangan, wajah mereka menampakkan kebingungan yang luar biasa. Namun tiba-tiba Hoya tertawa keras.
“Hahahaha, ceritamu sungguh menarik,sepertinya dari semua dongeng yang pernah aku tau, ceritamu tadi masih paling bagus. Daya imajinasimu benar-benar luar biasa ” katanya di sela tawa.
“Hyeri sshi, bukan bermaksud apa-apa, tapi kami sulit mempercayai ceritamu yang seperti dongeng itu.” Eunji menambahkan sambil sesekali tertawa.
Hyeri kelihatan tersinggung dengan perkataan Eunji dan Hoya. Dia marah, karena Eunji dan Hoya tidak menganggap serius ceritanya.
“Ya!!!! Pergi kalian!!!!” teriak Hyeri pada Eunji dan Hoya yang lagi-lagi sedang tertawa.
Eunji dan Hoya kaget atas sikap Hyeri. Sejurus kemudian Eunji paham, Hyeri amat tersinggung dengan perkataannya dan Hoya.
“Wajah kalian memang sama seperti Eunji eonnie dan Hoya oppa, tapi kalian bukan mereka yang aku kenal. Cepat pergi dari rumahku. Aku malas bicara dengan kalian. Buang-buang tenaga saja. Terserah kalian mau mati dibunuh Chaser lain atau dikutuk oleh Suzy, aku tak peduli lagi.” Kata Hyeri mengomel dan serta merta mendorng Eunji dan Hoya keluar dari rumahnya. Hyeri menutup pintu rumahnya keras, dan terus mengomel dalam rumah. Ia amat marah dengan sikap Eunji dan Hoya yang meremehkan ceritanya. Eunji dan Hoya sekarang di luar rumah Hyeri. Sedikit menyesali perbuatan mereka yang membuat Hyeri amat tersinggung. Mereka menyesal karena sekarang tidak memiliki tempat bernaung dan orang yang berpihak pada mereka. Ketika mereka hendak beranjak dari rumah itu, tiba-tiba Hyeri melemparkan sesuatu lewat jendela rumahnya.
“Ya!! Pakai ini kalau kalian terdesak” kata Hyeri sambil melempar sesuatu yang menyerupai lightstik ke arah Hoya. Hoya membuka mulutnya hendak bertanya benda apa itu namun Hyeri buru-buru menutup jendelanya. Hoya mengamati benda yang Hyeri lemparkan padanya. Ia tau benda itu semacam lightstik, tapi untuk apa Hyeri memberikan benda tak berguna itu. Namun karena Hoya berpikir siapa tau benda itu memiliki kekuatan unik, ia menyimpannya di sakunya.
“Lalu, bagaimana sekarang?” tanya Eunji pada Hoya yang sedang memasukkan lightstick itu ke dalam saku celananya.
“Kita kembali ke hutan itu saja, siapa tau ada petunjuk bagaimana kita pulang.” Kata Hoya memberi solusi. Eunji setuju, dan mereka kembali terlunta-lunta menyusuri hutan tempat mereka pertama kali terdampar. Hutan gelap itu sebenarnya bernama Silent Forest. Hutan paling lebat di Scientia. Di dalamnya tumbuh pohon-pohon besar nan tinggi dengan daun yang amat rapat. Sehingga suasana di dalam hutan itu sunyi, sepi tak ada tanda-tanda kehidupan yang berarti.
Eunji menandai pohon-pohon agar mereka bisa tahu jalan kembali menuju rumah Hyeri jika terjadi sesuatu yang buruk. Otak Eunji sedang bekerja dengan baik saat itu, tak sia-sia ia belajar di institut paling mentereng di Korea.
Ketika mereka sedang berjalan sambil sesekali memasang mata dan telinga, mengamati pergerakan kehidupan di hutan itu, tiba-tiba muncul kilat yang amat menyilaukan mata. Kilat itu sangat terang sehingga Eunji dan Hoya perlu mengerjap berkali-kali untuk menyesuaikan kembali matanya dengan kegelapan di Silent Forest. Ketika mereka bisa melihat dengan jelas lagi, muncullah dua sosok pria dan wanita. Mereka adalah Chaser dan Tamer lain. Hoya mengenali mereka dari pakaiannya. Si pria mengenakan pakaian serba hitam dan di wanita mengenakan gaun putih. Hoya menyuruh Eunji untuk berada di belakangnya. Ia merogoh sakunya. Tangannya menyentuh lightstick yang diberikan Hyeri kepadanya.
“Siapa kalian?” tanya Chaser itu. Matanya yang sipit semakin sipit karena memicingkan matanya.
“bukan siapa siapa, kami hanya kebetulan lewat saja” Hoya yang sedang kumat bodohnya menjawab seperti itu.
Chaser itu tertawa keras. Tamer yang berada di sampingnya menepuk bahu Chaser itu, meredakan tawanya.
“Kau lucu sekali,  baiklah Tuan bukan siapa-siapa, maaf karena kau bukan siapa-siapa jadi kau pantas dilenyapkan.” Chaser itu berkata seraya mengeluarkan pedangnya. Begitu ia mengeluarkan pedangnya, pohon-pohon di Silent Forest bereaksi hebat. Ranting-ranting dan batangnya meliuk membentuk sesuatu yang menyerupai tameng. Tameng-tameng itu melindungi Chaser itu dengan sempurna.
Hoya melihat dengan takjub. Eunji mulai merasa khawatir akan keselamatan mereka. Mereka tidak mungkin bisa melawan 2 orang dengan kekuatan aneh itu.
“Hoya ah, orang itu berbahaya. Ottokhae? Kita tidak mungkin bisa melawan mereka” bisik Eunji di telinga Hoya.
“Tenanglah, aku sedang memikirkan cara untuk melarikan diri. Tapi sepertinya sulit. Kau lihat kekuatan orang itu, dia bisa mengendalikan pohon-pohon.” Kata Hoya sambil berpikir keras mencari cara menyelamatkan diri mereka dari 2 orang itu.
“Kenapa heh? Kau takut denganku?” tanya Chaser itu sombong.
Hoya tidak menjawab. Sejujurnya ia takut, apalagi ada Eunji yang harus ia lindungi.
“Oppa, cepat habisi mereka, kita tak punya waktu lagi. Nona Suzy pasti mencari kita kalau kita berlama-lama disini.” Kata Tamer itu.
Eunji benar-benar merasa khawatir. Bagaimana cara mereka melawan orang berkekuatan elemen kayu itu.
“Arasso nae dongsaeng. Bersiaplah kau!” teriak Chaser itu sambil mulai menyerang Hoya.
Hoya merogoh saku celananya. Ia menyentuh lightstick yand diberikan oleh Hyeri. Ia mengambilnya dan berharap semoga benda itu setidaknya berguna untuk melawan 2 orang itu. Chaser itu menyerang Hoya dengan pedangnya. Hoya mengeluarkan lightstick dan menggunakannya untuk menangkis serangan Chaser itu. Ketika lightstick itu bersentuhan dengan pedang, lighstick itu memanjang menyerupai pedang dan mengeluarkan cahaya padat. Pedang Hoya mampu menangkis serangan Chaser itu.
“Hoo, ternyata kau punya senjata, makin menarik saja” kata Chaser itu sambil tersenyum sinis.
“Sungkyu oppa, hati-hati.” Tamer itu berteriak pada Chaser yang dipanggilnya Sungkyu.
“Jangan khawatir Namjoo ah, lindungi aku dengan Bubble light mu” Sungkyu memerintah pasangannya.
Hoya dan Sungkyu berhadapan. Masing-masing membawa pedang. Hoya menyuruh Eunji untuk berhati-hati dan siap menghindar ketika Sungkyu menyerangnya. Eunji mengangguk dan berkata tak usah khawatir padanya.
Hoya menyerang Sungkyu lebih dulu. Sungkyu menangkis serangan Hoya. Namun karena tameng elemen kayunya, pergerakan Sungkyu tidak lebih gesit dari Hoya. Hoya berhasil menghancurkan tameng kayu itu dengan sekali tebas.
“Sungkyu opaa!!!!!” teriak Namjoo saat pedang Hoya mengenai tameng Sungkyu sehingga membuatnya hancur berkeping-keping. Namjoo mengangkat tangannya dan membentuk suatu segel, tiba-tiba muncul cahaya putih bulat yang semakin membesar melingkupi tubuh Sungkyu.
Hoya kembali menyerang Sungkyu namun serangan itu mental. Tenaga Hoya hampir habis. Sungkyu memanfaatkan kesempatan itu untuk menyerangnya. Ia berlari secepat kilat ke arah Hoya sambil menghunus pedangya. Eunji melihatnya.
“Hoya, awasss!!!!”teriak Eunji begitu melihat Sungkyu menyerang Hoya.
Hoya tak sempat menghindar. Pedang itu mengenai Hoya. Hoya memejamkan mata, bersiap mengalami yang terburuk. Namun ia tak merasakan apa-apa. Begitu ia membuka mata, ia melihat tubuhnya diselubungi cahaya putih. Hoya menatap ke arah Eunji.
“Eunji ah, ini… kau yang membuatnya?” tanya Hoya pada Eunji. Eunji menggelengkan kepalanya.
“Aku..tidak tahu.” Kata Eunji. Ia tidak sadar telah mengeluarkan kekuatan Bubble Light nya. Ya, kekuatan Eunji telah bangkit, setidaknya kekuatan pertahanannya saja.
“Sungkyu opaa, gadis itu! Dia bisa membuat Bubble light!” teriak Namjoo pada Sungkyu yang heran melihat pemandangan di depannya.
“Siapa kalian sebenarnya?” tanya Sungkyu pada Hoya dan Eunji
Hoya dan Eunji tdak menjawab. Mereka bingung harus menjawab apa.
“Siapa kalian? Kenapa kalian punya kekuatan Chaser dan Tamer?” tanya sungkyu lagi, ia menuntut jawaban dari Eunji dan Hoya.
Eunji dan Hoya bingung. Apa maksud Sungkyu dengan berkata mereka memiliki kekuatan Chaser dan Tamer? Apa itu Chaser dan Tamer?  Negeri macam apa ini? dan berbagai pertanyaan lain bermunculan di benak mereka.

~oOo~

2 komentar:

 
Images by Freepik