Sabtu, 15 Maret 2014

[FF] Curse of the Glass Shoes Part 7

Helloo, I feel really bad for not updating for such a long time. Yeah, I'm such an irresponsible author, but well here I come again with this kinda old fanfic. Hope you still remember the story. After this I consider making some time off from writing fic again. So forgive me if this fic wont be updated for some time. :D

~oOo~

Title : Curse of The Glass Shoes
Author : Shin Chaerin/ Karin Asuka
Genre : Fantasy, Romance, Life
Rating : PG15
Main Casts :
INFINITE Hoya as Lee Howon/ Hoya
A PINK Eunji as Jung Eunji
Other Casts :
A PINK Naeun as Son Naeun
A PINK Bomi as Yoon Bomi
A PINK Namjoo as Namjoo
A PINK Hayoung as Oh Hayoung
A PINK Chorong as Park Chorong
A PINK Yookyung as Hong Yookyung
Miss A Suzy as Bae Suzy
INFINITE L as Kim Myungsoo
Type : Chaptered
Disclaimer: Semua cast bukan milik saya walaupun pengen banget ngoleksi mereka yang ganteng-ganteng. *eh. Enjoy my craziest fantasy ever.

Chapter 7. The Chaser's Tamer

Flashback

“Eunji yaa!” Chorong memanggil manggil Eunji yang sejak tadi bermain dengan bubble lightnya.
“Wae yo eonnie?” “Akhirnya mau melatih bubble lightmu juga?” Eunji menjawab sambil terkekeh
“Aniyo, ya! Aku sama sekali tak berminat berlatih bubble light itu. Haha, kau tahu kan aku ini tipe penyerang?” Chorong berkata sambil sesekali merapikan rambut panjang sepunggungnya.
“Eonnie!!!!” suara seorang wanita yang kemudian mereka kenali sebagai Namjoo mengagetkan mereka.
“Eonnie Eonnie Eonnie, Chorong eonnie!!!” kata Namjoo sambil mengatur nafasnya, ia habis berlari dari kelas.
“Wae?” Chorong bertanya sambil menaikkan alisnya
“Itu… ah maksudku, ada murid baru!!!” kata Namjoo antusias. Chorong dan Eunji saling berpandangan.
“Nugu yo?” tanya Eunji. Ia mengenal semua gadis yang berpotensi menjadi seorang Tamer, dan semuanya sudah masuk di akademi tamer tempatnya belajar sekarang.
“Suzy!! Bae Suzy!! Dia.. uhm.. bukan dari Scientia” kata Namjoo.
“Huh?” dahi Chorong berkerut.
“Aisssh, ppali, ayo kita ke kelas saja, dan kalian bisa lihat sendiri. Ppali!” kata Namjoo yang sejak tadi gatal ingin kembali ke kelas tempat murid baru itu sedang memperkenalkan diri.
Mereka bertiga kembali ke kelas dan mendapati gadis yang mereka bicarakan tadi sedang berdiri di depan kelas, memperkenalkan dirinya. Eunji dan Chorong hanya tersenyum canggung ketika guru mereka bertanya dari mana saja mereka berdua.
“Cheoneun, Suzy imnida. Senang bertemu kalian semua” kata gadis itu sambil membungkuk dalam dalam. Ia kemudian mengambil tempat duduk di samping Naeun. Naeun tersenyum padanya, Suzy pun membalas senyuman Naeun dengan canggung, masih belum terbiasa dengan lingkungan barunya.
Suzy, seperti Tamer yang lain memiliki paras cantik, mata lebar dan kharismatik serta rambut hitam lurus yang mempesona. Ia dengan mudah bisa bergaul dengan Tamer yang lain termasuk 7 tamer yang paling kuat yaitu Chorong, Eunji, Naeun, Bomi, Yookyung, Namjoo, dan Hayoung. Dengan kemampuan dan bakatnya yang luar biasa, ia berhasil masuk ke jajaran Tamer terkuat, bahkan ia berhasil mengalahkan beberapa Tamer yang lain dalam ujian kelulusan yang baru saja diumumkan.
“Aku belum bisa percaya Putri Hara telah tiada” kata Namjoo saat istirahat. Mereka berdelapan sedang berkumpul di bawah pohon besar, mengobrol sambil sesekali melatih kekuatan mereka.
“Ne, aku juga. Pangeran Junhyung pasti juga belum bisa menerimanya” kata Eunji menambahkan
“Aku lebih penasaran, siapa Putri pengganti Putri Hara” kata Suzy datar. Para Tamer yang lain memandang Suzy dan mengerutkan dahi.
“Ya! Suzy ah, kau tidak berduka sedikit pun atas meninggalnya Putri kita?” Chorong memandang Suzy kemudian menghela napasnya. Ia kadang tak mengerti jalan pikiran salah satu sahabatnya itu.
“Tapi pemerintahan harus terus berjalan kan? Dan Putri generasi kedua harus segera dipilih. Kalian tahu, aku tak sengaja dengar dari songsaengnim, mereka akan memilih kandidat putri dari kita berdepalan.” Kata Suzy panjang lebar. Sontak ketujuh gadis itu terkejut.
“Mwo?” Mereka serempak bertanya.
“Ya ya! Benarkah itu?” Bomi dengan antusias bertanya pada Suzy.
“Ne, aku mendengarnya saat tak sengaja lewat depan ruang songsaengnim.
“Aisshh jinjja, merepotkan saja. Yang jelas aku tak berminat menjadi putri” kata Chorong sambil mengangkat tangannya.
“Hei, jangan jangan, nilai kelulusan kita tadi masuk penilaian?” Eunji tiba tiba angkat bicara.
“Mungkin saja” jawab Naeun sambil mengangkat tangannya ke dagu.
“Haha, untung sekali aku peringkat terakhir di antara kalian. Ya! Eunji yah kau peringkat pertama kan? Chukhae! Suzy Naeun juga. Aku mendukung kalian menjadi Putri generasi kedua” kata Chorong. Dia kelihatan bahagia sekali di peringkat terakhir. Sebenarnya Chorong memiliki bakat dan kekuatan yang setara dengan Eunji, namun ia malas menunjukkannya, ia sama sekali tak berminat menjadi seorang putri.
“Eonniee, aku juga ingin menjadi putri generasi kedua” Bomi merengek pada Chorong.
“Bomi yaa, dilihat dari segi apapun kau tetap kalah dari Eunji, Suzy dan Naeun, jadi tak usah berharap” kata CHorong sambil tertawa terbahak-bahak. Chorong memang sedikit sadis dengan candaannya.
Mereka semua tertawa melihat wajah Bomi yang suram karena ulah Chorong. Eunji, Suzy dan Naeun, kandidat terkuat Putri generasi kedua itu diam diam berjanji akan berusaha keras mewujudkan keinginan mereka. Dan, persaingan antara ketiganya dimulai. Namun seiring waktu, Naeun dan Suzy lebih memilih mundur dan mendukung Eunji untuk menjadi Putri generasi kedua, alasan mereka simpel, karena mereka merasa belum siap untuk menjadi gadis paling berpengaruh di negerinya.
Akhirnya hari itu pun tiba, hari yang cukup mengejutkan bagi kedelapan Tamer itu. Ya, misi dari kerajaan telah tiba, dan mereka mau tak mau harus melakukannya. Misi itu akan menjadi pertimbangan pemilihan mereka menjadi Putri generasi kedua. Naeun dan Suzy memang mendukung Eunji untuk menjadi Putri generasi kedua, namun bukan berarti mereka menganggap misi itu enteng. Begitu halnya dengan Tamer yang lain, mereka berjanji akan menjalankan misi sebaik mungkin.
Sebenarnya, apa sih misi yang diberikan oleh kerajaan pada mereka? Misi itu cukup membuat mereka terkejut dengan mulut menganga lebar.
“Park Chorong, Jung Eunji, Yoon Bomi, Son Naeun, Bae Suzy, Kim Namjoo, Hong Yookyung dan Oh Hayoung, silakan maju ke depan” kata kepala akademi yang tiba-tiba di tengah pelajaran berlangsung muncul di kelas mereka.
Satu persatu mereka berdepalan pun maju ke depan kelas dengan pikiran yang bertanya-tanya, apa maksud kepala akademi memanggil mereka ke depan.
“Hari ini misi dari kerajaan sudah tiba, dan kalian berdelapan harus menyelesaikannya, dengan baik tentu saja” kata kepala akademi sambil memandang mereka satu persatu. Tamer yang lain yang tak dipanggil namanya sontak langsung berbisik bisik, penasaran dengan misi yang diberikan kerajaan. Kedelapan Tamer itu hanya saling bertatapan dengan wajah bingung.
“Kalian diperintahkan untuk mengendalikan Chaser, masing masing dari kalian harus berhasil mengendalikan seorang Chaser. Dan, batas waktu untuk misi ini adalah.. satu bulan.” Sontak mulut mereka menganga lebar.
“Mwo?!” Chorong histeris. “Tapi song saengnim, saya rasa kami masih belum siap untuk misi seberat itu” Chorong berkata yang disambut anggukan dari 7 Tamer yang lain.
“Siap atau tidak siap, kalian harus siap, karena ini misi dari kerajaan” kepala akademi menjawab dengan tegas. Wajah mereka mendadak lesu. Apa yang harus mereka lakukan? Mengendalikan Chaser bukan misi main main, nyawa mereka taruhannya.
“Ah ya, sebagai keringanan, akademi telah mengambil kebijakan. Beberapa dari kalian akan menyelesaikan misi berpasangan. Son Naeun dengan Bae Suzy, Hong Yookyung dengan Yoon Bomi, dan Kim Namjoo dengan Oh Hayoung.”
“Ssaem, bagaimana dengan aku dan Chorong eonnie?” tanya Eunji yang menyadari namanya tak disebutkan
“Kau dan Chorong menyelesaikan misi sendiri. Aku percaya dengan kekuatan kalian. Besok, bersiaplah berangkat. Oh ya, ini kalung yang harus kalian jaga baik-baik” kata kepala akademi sambil menyerahkan kalung kepada masing-masing gadis itu. Mereka berdelapan tampak takjub menatap kalung itu. Mereka pertama kali melihat kalung yang nantinya akan mereka serahkan pada Chaser jika mereka berhasil mengendalikannya. Kalung itu akan berubah menjadi pedang dimensi jika berada di tangan Chaser yang telah mereka kendalikan. “Baiklah, dan..selamat berjuang” kepala akademi keluar dari kelas mereka sambil tersenyum lebar, sedangkan delapan orang yang menjadi korban shock pengumuman mendadak itu langsung lemas. Bomi tak henti hentinya mengguman ‘ottokhae’ berkali-kali sampai Chorong dan Eunji membentaknya. Naeun terus memainkan rambutnya, tanda jika ia sedang panik dan tak tahu harus berbuat apa. Hayoung, Yookyung, Namjoo hanya duduk bersimpuh di lantai dengan pandangan kosong. Suzy terlihat paling tenang di antara mereka berdelapan, ia yakin dengan kemampuannya sendiri.
Dan.. hari itu pun tiba. Para tamer yang mendapatkan misi mengejutkan dari kerajaan itu sejak pagi sudah berkumpul di akademinya. Masing-masing dari mereka diberi sebuah peta Scientia, hanya itu. Kepala akademi meletakkan keputusan di tangan mereka, entah mereka mau kemana dan melakukan apa tak peduli, intinya begitu waktu satu bulan telah habis kedelapan Tamer itu harus kembali ke akademi, dengan membawa Chasernya masing-masing, yah jika mereka berhasil.
Chorong, Eunji, Suzy, Naeun, Bomi, Namjoo, Yookyung dan Hayoung, kedelapan gadis itu berkumpul dan mendoakan keselamatan masing-masing. Lalu mereka pun berangkat, ke tempat tujuan masing-masing.
Hari itu, Eunji yang berangkat seorang diri berkali-kali melihat petanya sambil terus berjalan. Ia berpikir keras, kemana ia harus mencari Chaser itu.
“Nan, molla!!” teriaknya frustasi setelah melihat petanya berkali-kali. Akhirnya ia memutuskan menuju Silent Forest, tempat favoritnya di Scientia. Ia terus berjalan dan akhirnya sampai di Silent Forest. Eunji sangat terkejut melihat pemandangan di depannya. Seharusnya ia menjumpai pemandangan hutan dengan pohon lebat dan teduh, namun yang ia lihat sekarang bukanlah itu. Silent Forest yang ia lihat sekarang adalah hutan dengan pohon-pohon yang tumbang dimana-mana. Eunji terkejut dan bertanya-tanya apa yang membuat Silent Forest porak poranda seperti itu. Ia memicingkan mata, di tengah kegelapan hutan Eunji melihat sesosok menyerupai manusia, pria yang sedang mengamuk, menghancurkan apa pun yang dilihatnya. Itukah yang dinamakan Chaser? Eunji bertanya-tanya dalam hati. Gelombang kemarahan pun menyerangnya. Chaser itu tak bisa dibiarkan merusak tempat favoritnya.
“Ya!!!!” teriak Eunji menggelegar. Chaser itu pun menoleh ke arah Eunji. Ia terlihat tidak suka melihat Eunji yang merusak kesenangannya.
“Apa yang kau lakukan hah?” teriak Eunji lagi. Eunji diam di tempatnya dengan terus mengawasi Chaser itu. Ia sedikit merasa takut tetapi ia percaya pada kekuatan melihat masa depannya. Namun kekuatannya yang luar biasa itu pun punya kelemahan, yaitu tidak bisa meramalkan apa yang terjadi pada dirinya sendiri.
Chaser yang merasa terganggu itu pun semakin mendekat ke arah Eunji. Eunji menatapnya sengit. Chaser itu berhenti di jarak 2 meter di depannya.
“Nugu?” tanya Chaser itu pada Eunji.
“Jung Eunji” jawabnya singkat. Chaser itu terkekeh, bahunya tampak naik turun.
“Wae?” tanya Eunji melihat Chaser itu menertawakannya.
“Dengar ya gadis cilik, aku tak peduli kau ini wanita atau apa, apa pun yang mengganggu kesenanganku harus dilenyapkan” kata Chaser itu mengancam.
“Dan aku harus takut begitu?” tanya Eunji meremehkan. Chaser itu sedikit terkejut dengan ucapan Eunji yang sama sekali tidak merasa takut.
“Sebutkan namamu” kata Eunji padanya.
“tidak penting, karena sebentar lagi kau akan mati” kata Chaser itu. Dia menyerang Eunji secara tiba-tiba, namun Eunji berhasil menghindar, ia bisa mengetahui apa yang akan dilakukan musuh di depannya.
“huh, ternyata kau lumayan juga” kata Hoya setelah tahu Eunji berhasil menghindari serangan mendadaknya.
Eunji hanya tersenyum samar. Hoya menyerangnya lagi, ternyata ia dapat mengendalikan elemen tanah. Dengan sekali mengangkat tangannya, ia dapat melemparkan bola-bola raksasa yang terbuat dari tanah ke arah Eunji. Eunji bisa memprediksi pergerakan Hoya itu dan menciptakan bubble light untuk melindungi dirinya. Kini bubble light menyelubungi tubuh Eunji dengan sempurna. Hoya yang melihat kekuatan Eunji itu takjub. Ia tak mengira gadis yang kelihatan lemah itu mempunyai kekuatan yang cukup untuk menandinginya.
“Ya! Bagaimana kalau kita taruhan?” Eunji tiba-tiba angkat bicara, bubble light masih menyelubungi tubuhnya.
“Mwo?” Hoya tak mengerti maksud Eunji.
“Sepertinya tidak seru kalau kita Cuma bertarung seperti ini, benar kan?” tanya Eunji padanya
“Hmm. Benar juga.” Jawab Hoya mengangguk angguk
“Kalau kau bisa mengalahkanku, kau boleh membunuh dan mengobrak abrik hutan ini atau bahkan Scientia. Tapi kalau aku bisa mengalahkanmu, kau harus mengikat kontrak denganku. Bagaimana?” kata Eunji. Dahi Hoya berkerut mendengarnya.
“Mwo? Kontrak? Maksudmu, mengikat kontrak dengan menitipkan jiwaku padamu? Kau gila?” kata Hoya sambil menaikkan alisnya.
“Ani, aku seratus persen tidak gila. Ah, kau pasti tak yakin menang melawanku kan? Makanya kau takut.” Kata Eunji meremehkan Hoya.
“YA!! Siapa yang bilang aku takut heh? Geurae, aku setuju, aku akan menghabisimu secepatnya” kata Hoya singkat lalu menyerang Eunji dengan kekuatan elemen tanahnya.
Namun, Eunji dengan kekuatannya yang bisa memprediksi masa depan berhasil menghindari serangan Hoya. Dan Hoya pun kehabisan energi. Hoya tak sanggup berdiri lagi. Eunji menatapnya dengan pandangan meremehkan.
“Sepertinya, sudah cukup perlawananmu” kata Eunji sambil menatap Hoya. Hoya menatapnya sengit, ia tak terima kalah dari seorang gadis.
“K..kau.. kau bukan wanita” kata Hoya terengah engah.
“Mwo?” “Apa katamu?” Eunji tersinggung dengan perkataan Hoya, ia menendang kakinya sampai Hoya terjungkal. Hoya terkapar dan menatap Eunji tidak percaya. Sepertinya aku memang sudah kalah, katanya dalam hati.
“Baiklah sekarang, mari kita mulai pengikatan kontraknya” kata Eunji sambil mendekati Hoya yang terkapar tak berdaya.
Eunji mendekatkan wajahnya ke wajah Hoya. Hoya sedikit terkesiap dengan sikap Eunji yang tiba-tiba itu.
“Buka mulutmu sedikit” kata Eunji memerintah
Hoya membuka mulutnya. Bibir Eunji semakin mendekat ke bibir Hoya, lalu muncul semacam asap berwarna putih dari bibir Hoya dan Eunji menghisapnya dalam-dalam. Setelah itu di punggung tangan Eunji muncul sebuah tato berbentuk bintang. Kontrak mereka sebagai pasangan Chaser dan Tamer pun dimulai.
“Nah, selesai, mulai sekarang, kau adalah Chaserku, oh ya, aku belum tahu namamu” kata Eunji pada Hoya yang masih bingung dengan apa yang baru terjadi.
“Mwo? Secepat itu? Aku kira perlu lingkaran sihir, ramuan dan semacamnya” kata Hoya.
“Haha, babo ya, kau Chaser tapi tak tahu cara mengikat kontrak dengan tamer, dasar aneh” kata Eunji mengejek Hoya.
“Ya!!” Hoya membentak Eunji dan berusaha menggapai Eunji.
“Ya! Jangan macam macam denganku, kalau aku mati kau juga mati. Ingat itu! Hahaha” Eunji tertawa keras sekali.
Gadis ini, bukan gadis biasa, pikir Hoya dalam hati.
“Oh ya, aku harus memberimu ini” kata Eunji sambil melepas kalungnya dan memberikannya pada Hoya. Hoya menerimanya, dan tiba-tiba kalung itu berubah bentuk menjadi sebuah pedang.
“Apa ini?” tanya Hoya yang sedang memegang pedang itu.
“Pedang dimensi” jawab Eunji. “Yah, semacam hadiah karena sudah mengikat kontrak denganku” lanjutnya sambil tersenyum
“Eh, ya! Aku belum tahu namamu!” kata Eunji lagi menuntut jawaban dari Hoya yang dari tadi tak menjawab pertanyaannya itu.
“Hoya, dan kau?” tanya Hoya pada Eunji
“Jung Eunji” jawab Eunji tersenyum memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi.
Entah kenapa saat itu Hoya merasa hangat. Melihat senyum gadis di depannya membuatnya merasa nyaman, seakan tak ada yang perlu dikhawatirkannya lagi. Entah takdir apa yang akan menyambut mereka di masa depan, Hoya berharap bukan takdir yang kejam atau apapun semacam itu.
“Kajja, kau bisa berdiri tidak? Apa aku perlu menggendongmu?” kata Eunji sambil tersenyum mengejek lagi.
“Babo!” kata Hoya sambil berusaha berdiri, namun sedikit terhuyung. Eunji memapahnya dan membantunya berjalan. Mereka pun menuju akademi tamer, dan misi Eunji pun selesai.
Eunji paling cepat menyelesaikan misinya dibanding yang lain. Di tempat yang berbeda, Naeun dan Suzy masih terus berjalan menyusuri daerah-daerah di Scientia yang belum pernah mereka jamah sebelumnya. Tanpa mereka sadari, mereka sudah menghabiskan 2 minggu hanya untuk mencari seorang Chaser, dan dalam waktu 2 minggu itu mereka belum menemukan satu orang pun. Naeun sangat menikmati perjalanannya mencari Chaser itu karena ia bisa melihat sisi lain dari Scientia yang belum pernah dilihatnya. Sedangkan Suzy, ia nampak tak sabaran karena ingin segera menyelesaikan misi dan kembali pulang ke akademi Tamer. Berkali-kali ia menggerutu karena tak kunjung menemukan seorang Chaser, Naeun hanya menghibur sambil tertawa-tawa melihat pemandangan di depannya.
“Suzy ah, lihat!! Itu, bukankah itu flower valley yang banyak dibicarakan itu?” tanya Naeun antusias begitu melihat lembah penuh bunga yang terhampar di depannya. Yang dilihat Naeun memang flower valley, lembah penuh bunga, bunga lily, bunga mawar, bunga apa saja tumbuh dengan indahnya di tempat itu. Naeun dengan riangnya berlari menuju lembah penuh bunga itu, ia sangat menyukai bunga, terutama bunga lily putih.
“Suzy ah, kajja!” katanya sambil berlari. Suzy hanya menatapnya malas.
“Aissh jinjja, Naeun ah, cepatlah kembali aku tunggu disini” teriak Suzy pada Naeun yang tengah menari-nari diantara bunga lily putih. Suzy merebahkan dirinya di atas rerumputan, ia ingin memejamkan matanya sejenak.
Naeun begitu bahagia berada di tempat itu. Tempat dimana ia dikelilingi bunga lily putih yang berayun lembut kesana kemari. Ia membelai kelopak bunga itu dan tersenyum senang.
“Mulai sekarang, lembah ini aku beri nama lily valley” Naeun menggumam. Namun kesenangannya tak berlangsung lama. Naeun tiba-tiba merasakan suatu aura dingin yang semakin mendekat ke arahnya. Ia tak berfirasat baik tentang itu. Naeun menengok ke belakang dan melihat Suzy sedang tertidur di atas rerumputan. Ia sadar harus memberitahu Suzy tentang perasaan aneh barusan.
“Suzy ah, bangun! Aku merasakan sesuatu yang aneh disini” teriak Naeun dengan suara yang bergetar. Ia takut dengan sesuatu yang buruk yang mungkin terjadi.
Suzy yang bangun karena teriakan Naeun hanya mengusap matanya, bingung dengan apa yang terjadi. Ia mendapati Naeun masih berada di lembah bunga lily. Namun ada yang aneh, di depan Naeun, hamparan bunga lily yang mestinya berwarna putih perlahan menghitam.
“Naeun ah, lihat depanmu!” teriak Suzy begitu melihat sesuatu yang aneh.
Naeun menengok dan ia terkejut mendapati hamparan bunga lily yang tadinya berwarna putih sekarang menghitam. Lebih tepatnya, bunga-bunga itu diselimuti kristal hitam. Dan, sosok itu akhirnya muncul. Seorang pria dengan tinggi yang jauh lebih dari Naeun, tubuhnya dibalut pakaian berwarna hitam, wajahnya sempurna dengan hidung mancung, kulit bak porselen serta mata yang amat tajam. Pria itu semakin mendekat ke arah Naeun. Naeun semakin merasakan aura dingin, ia memeluk tubuhnya. Tak mampu bergerak, ia hanya menatap ke arah Suzy, sorot matanya mengatakan ia butuh pertolongan. Suzy melihatnya dan ia segera bergerak ke arah Naeun. Suara pria itu membuat Naeun mengalihkan pandangan dari Suzy ke arahnya.
“Siapa kau?” tanya pria itu padanya. Naeun menelan ludahnya dengan susah payah dan berusaha mengumpulkan suaranya.
“Son Naeun” jawab Naeun singkat. Pria itu hanya tersenyum miring, memamerkan smirk khasnya.
“Dan aku L” katanya singkat, Naeun hampir tak mendengar apa yang dikatakan pria itu karena begitu ia selesai berkata, ia langsung menyerang Naeun dengan kekuatan hujan kristalnya. Naeun terkejut, namun ia refleks dan berhasil membentuk bubble lightnya yang terkuat. Kristal-kristal hitam L pun hancur begitu mengenai bubble light Naeun. Dengan secepat kilat, L kini berada tepat di depan Naeun. Naeun masih diselubungi bubble lightnya. Tatapan mata tajam L menghujani Naeun dengan pertanyaan ‘siapa kau sebenarnya?’. L merasa begitu tertarik pada gadis yang sedang ditatapnya itu, entah kenapa. Ia merasakan kerinduan yang tak terjelaskan. Perasaan aneh itu… seakan ada ribuan kupu-kupu dalam perutnya. Benar-benar aneh, batin L. Perhatiannya teralihkan ketika ia merasakan kehadiran orang lain di tempat itu.
“Cih, mengganggu saja” L menggumam sambil menatap tajam ke arah Suzy. Ia lalu tertawa ringan.
“Baiklah, sekalian saja aku habisi kalian berdua” kata L sambil bersiap melancarkan serangan hujan kristalnya.
“Suzy ah, awas!” teriak Naeun begitu melihat hujan kristal L yang akan mengenai Suzy.
Suzy terkesiap, ia benar-benar tak siap dengan serangan mendadak L, Suzy berusaha menggunakan bubble lightnya, tapi ia terlambat.
“tidaaaaakk!” teriaknya sambil menutup mata rapat-rapat.
Namun ternyata tak terjadi apapun pada Suzy. Begitu ia membuka mata, bubble light Naeun menyelubunginya dengan sempurna.
“Suzy ah…kita..kita harus mundur..” kata Naeun sambil terengah engah. Perlu energi yang besar untuk menciptakan bubble light secepat dan sekuat itu.
“Tidak, aku pasti bisa mengendalikan Chaser itu” kata Suzy mantap, ia yakin pasti bisa mengendalikan L.
Suzy semakin mendekati L, L menyadarinya dan menyerangnya dengan Black Krystal Rain nya. Suzy berkali-kali menghindar. Naeun hanya bisa melihat Suzy dan sesekali menciptakan bubble lightnya untuk melindungi Suzy. Suzy menyerang L dengan kekuatan hipnotisnya, namun tak mempan. Kekuatan Suzy tak sebanding dengan L.
“Kau tau, dalam perang, orang yang paling penting adalah orang dengan kekuatan pertahanan” kata L saat bertarung dengan Suzy. Suzy hanya bisa mengerutkan dahi, tak mengerti maksudnya.
“Apa maksudmu?” tanya Suzy
“Maksudku adalah ini” kata L. sekejap kemudian ia menghujani Naeun dengan Black Krystal Rain nya. Mata Suzy terbelalak melihat serangan mendadak L pada Naeun.
“Naeun ah!!!” teriak Suzy begitu melihat Naeun terluka akibat serangan hujan kristal itu. Bubble light yang dari tadi melindungi Suzy pun menghilang.
L tertawa melihatnya. Sekarang Suzy sangat mudah untuk dikalahkan, begitu pikirnya.
“Kau lihat, begitu orang dengan kekuatan pertahanan tumbang, musuh akan mudah dikalahkan” kata L. serta merta ia menyerang Suzy yang masih shock dengan Black Krystal Rain nya lagi. Suzy pun terkapar tak berdaya.
Naeun dan Suzy, keduanya terluka. Mereka tinggal menunggu L menghabisi nyawa mereka.
“Sekarang, sudah waktunya kalian mati” kata L dengan dingin. Ia mengeluarkan kristal hitamnya yang amat tajam, bersiap menusukkannya tepat di jantung Suzy. Suzy terlihat amat takut, matanya berkaca-kaca. Namun L tak menggubrisnya. Begitu ia akan menusukkan kristal tajamnya, L merasa ada sesuatu yang bergelayut di kakinya.
“Hen..ti..kan, aku..mo..hon. Jangan bunuh dia..” Naeun memohon sambil menarik kaki L, namun ia tak berdaya karena terluka parah.
L menatap Naeun, apa yang dikatakan gadis ini? Kenapa dia malah memohon untuk hidup orang lain? Kenapa?
Perasaan aneh itu datang lagi. Gadis ini… siapa dia?
L masih diam mematung memandang Naeun. Suzy melihat mereka berdua, bingung dengan apa yang terjadi. Diam-diam Suzy mengobati luka-lukanya dengan kekuatan penyembuhnya.
“Aku mohon.. bunuh aku saja..biarkan Suzy pergi..aku..mohon” kata Naeun memohon lagi dengan suaranya yang makin melemah.
Pandangan mata L tak lepas dari Naeun. Kenapa? Kenapa ia tak mampu mengalihkan pandangannya dari sosok gadis itu?
L menunduk, ia menatap Naeun lekat-lekat. Tangan L terangkat menyentuh pipi Naeun dan wajahnya yang penuh luka. Mendadak ia merasa berdosa, ia pun tak mengerti kenapa merasa seperti itu. Tangan L tak beranjak dari pipi Naeun, Naeun balik menatap L. Ia terkejut mendapati sepasang bola mata hitam tajam yang menatapnya dengan sangat intens. Seakan oksigen di planet itu menipis, Naeun berusaha membuat dirinya terus bernapas.
“Kau, gadis yang aneh” kata L singkat sambil memamerkan smirknya yang bisa membuat siapapun meleleh karenanya.
Naeun semakin merasa oksigen di sekitarnya berkurang kadarnya. Bernapaslah Naeun, bernapaslah,katanya menginstruksikan paru-parunya untuk terus melaksanakan fungsinya.
L mendekatkan wajahnya ke wajah Naeun, ia menatap bibir cherry Naeun yang begitu menggoda. Ia tak pernah merasa seperti itu sebelumnya, ia begitu ingin mencium bibir itu walaupun ia tahu, mencium bibir seorang Tamer berarti menyerahkan jiwanya untuk dikendalikan. Namun ia tak peduli, akalnya sudah konslet dan ia pun mencium Naeun dengan lembut, Naeun menutup matanya rapat-rapat. Ia tak menolak, bahkan mungkin malah menikmatinya. Lagi-lagi, Naeun harus bersusah payah menyuruh paru-parunya tetap melakukan fungsinya. Sekejap, L sudah menjadi Chaser milik Naeun. Begitu mereka selesai, Naeun pingsan. L menatap Naeun dengan iba, tiba-tiba ia merasakan suatu gelombang penyesalah yang luar biasa. Menyesal karena melukai gadis yang tak sadarkan diri itu.
“Kenapa?” Suzy tiba-tiba memecah kesunyian antara ia dan L. Suzy melihat apa yang terjadi antara L dan Naeun dan tak mengerti.
“heh?” L bertanya balik.
“Kenapa kau mau menjadi Chasernya? Aku lebih kuat. Kenapa kau memilih Naeun?” tanya Suzy yang iri melihat Naeun memperoleh Chaser dengan amat mudahnya padahal ia yang bertarung mati-matian.
“Aku tak tahu” jawab L jujur. Ia juga bingung kenapa ia dengan amat mudahnya bersedia menjadi Chaser Naeun.
“Wae?” Wae?” tanya Suzy terus menerus. Suzy kemudian bangun dan mendekati L. Ia menyerangnya dengan kekuatan hipnotisnya. L berhasil menghindar. Suzy gelap mata, ia juga menyerang Naeun yang berbaring di dekat L, L berhasil melindungi Naeun dari serangan itu. Ia mendelik marah ke arah Suzy
“Neo!!” Bentak L “kalau kau sampai mencelakai Naeun, aku tak segan membunuhmu” katanya dengan dingin.
“Cihh, Chaser tak berguna! Aku akan menemukan Chaser yang ribuan kali lebih kuat darimu! Huh, silakan kau bermain dengan Naeun yang lemah itu sepuasmu” kata Suzy sambil beranjak pergi dari tempat itu. L menatap kepergiannya sampai ia benar-benar menghilang dari tempat itu.
L menghela napasnya. Kenapa ia melakukan ini semua? L kemudian duduk di samping Naeun yang sedang tidur. Ia menatap wajah cantik Naeun lekat-lekat. Matanya tak lepas dari wajah Naeun yang innocent itu. Tanpa ia sadari, ia pun tersenyum. L terkejut dengan apa yang terjadi pada dirinya hari itu. Seakan dirinya bukan dirinya yang biasa.
L merebahkan dirinya di samping Naeun, lagi lagi matanya tak lepas dari wajah gadis itu.
“Ya! Kau sebaiknya cepat bangun.. atau aku akan semakin tergoda mencium bibirmu lagi..” gumam L. Ia sepertinya memang sudah tidak waras.
Naeun perlahan bangun, ia terkejut begitu mendapati L berbaring di sampingnya.
“Dimana aku? Dimana Suzy?  Apa yang terjadi? Dan kau!!! Apa yang kau lakukan pada Suzy?” Naeun yang tiba-tiba bangun menyerbu L dengan pertanyaan. Ia bingung dengan apa yang terjadi, kenapa L berada di sampingya? Apa ia telah membunuh Suzy? Lalu kenapa ia tak membunuhnya? Apa yang terjadi? Berbagai pertanyaan terus berkecamuk di benak Naeun.
“Aku L, Chasermu” kata L dengan amat singkat seakan Naeun memintanya memperkenalkan dirinya.
“Chaser..? Mwo? Chaserku? Apa maksudmu?” tanya Naeun. Ia kemudian menatap punggung tangan kirinya dan terkejut melihatnya. Sebuah tato berbentuk bintang ada disana.
“Maksudmu..kita sudah mengikat kontrak begitu?” Naeun menatap L meminta penjelasan.
“Ya, aku sekarang milikmu” jawab L singkat. Ia kemudian tersenyum. Seakan oksigen tiba-tiba lenyap dari paru-parunya, Naeun merasa sesak. Son Naeun, kendalikan dirimu, berkali-kali ia menggumamkan kalimat itu dalam hati.
“Ah..maksudku..bagaimana bisa? Dan kenapa kau memilihku? Lalu Suzy? Apa yang terjadi padanya? Apa ia baik-baik saja?” Naeun bertanya lagi. Ia menatap L lekat-lekat. Ia baru menyadari, Chaser itu memiliki wajah yang sangat tampan.
“Aku tak tahu, aku hanya.. eeh.merasa suatu ketertarikan padamu..itu saja”kata L jujur.
Mendadak wajah Naeun memerah.
“ah.. oh.. lalu Suzy?” Naeun kembali bertanya sambil menyembunyikan wajahnya.
“Dia pergi, mencari Chaser yang lain kurasa” jawab L.
“Ah..” Naeun menggumam lirih.
Apakah Suzy kecewa? Apa ia marah dan kesal padaku? Naeun bertanya pada dirinya sendiri. Ia merasa bersalah pada Suzy.
“Naeun..” L memanggil Naeun, menyadarkannya dari lamunan.
“Ya?.. eh… L?” kata Naeun, ia begitu aneh mengucapkan nama yang hanya terdiri dari satu huruf itu.
“Hmm, sepertinya kau perlu berganti nama” kata Naeun
“Wae? Namaku sudah bagus” kata L membalas perkataannya
“Aniyaa, bagaimana kalau Kim Myungsoo? Lebih bagus dan panjang” kata Naeun sambil tersenyum
L merasa otaknya tiba-tiba macet begitu melihat senyum itu. L menggelengkan kepalanya.
“shireo, L lebih bagus” katanya yang tak setuju dengan nama itu.
“Ya!! Kim Myungsoo lebih bagus dan panjang dari pada L yang hanya satu huruf itu. Lebih baik kau terima saja atau aku tak akan memberikan pedang dimensi padamu” kata Naeun mengancam L sambil menggembungkan kedua pipinya.
L menatapnya dan tersenyum geli, Naeun amat lucu jika sedang kesal ternyata. Ia pun menyerah tak mau membuat Naeun semakin kesal.
“Arasso arasso. Oke, jadi sekarang namaku Kim Myungsoo. Dan mana pedang dimensiku, nona Naeun?” kata L yang sekarang berganti nama menjadi Myungsoo.
Naeun tersenyum, kemudian ia melepas kalungnya dan memberikannya pada Myungsoo. Sekejap kalung itu berubah menjadi pedang di tangan Myungsoo. Myungsoo tampak takjub dengan pedang itu.
“Gunakan baik-baik..” kata Naeun memperingatkan Chasernya.
“Baik nona Naeun” jawab L
“Ya! Jangan memanggilku begitu” kata Naeun yang merasa aneh dipanggil ‘nona’
“Hmm? Lalu aku harus memanggilmu apa?” tanya Myungsoo sambil menatap Tamernya
“Ah..hmm… Naeun..ie?” kata Naeun malu-malu
“Naeunnie? Begitukah kau ingin aku memanggilmu?” Myungsoo bertanya. Mendadak wajah Naeun merah lagi.
“Aniyooo, jangan memanggilku dengan intonasi begituu” kata Naeun yang malu karena Myungsoo memanggil namanya dengan intonasi yang aneh.L hanya tertawa melihat wajah Naeun yang memerah.
Begitulah Naeun menyelesaikan misinya dan kembali ke akademi Tamer bersama Chasernya tentu saja.


End of Flashback

~oOo~

Sepertinya writing skill saya sangat menurun, hahahaha, forgive me for that. Setelah ini FF yang lain bakal update juga. Thanks for reading guys. :D

1 komentar:

 
Images by Freepik